NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Cinta Paksa / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Plot twist

Berawal dari sebuah percikan kecil, timbullah api yang berkobar membakar segalanya. Diana yang awalnya berencana mengambil hati Leon demi keselamatan sendiri kini malah terjebak dalam pusaran permainannya sendiri. Ia tak tahu sejak kapan rasa itu muncul. Satu yang pasti, rasanya telah berbeda kepada lelaki itu.

"Ratu cantik. Sangat cantik," puji Ashlan seraya mengelus pipi Diana dengan lembut. Senyum yang muncul di bibirnya selalu sukses membuat Diana terpana.

"Apa Anda selalu menggunakan gombalan yang sama untuk setiap wanita?" Diana mengangkat sebelah alisnya. Berniat untuk menggoda balik Ashlan.

"Aku tidak pernah menggoda wanita manapun sebelumnya." Ashlan menatap hamparan ilalang yang tampak bergoyang di ujung sana. Setelahnya, ia kembali mengalihkan pandangannya kepada perempuan yang telah benar-benar membuatnya lancang untuk mengharapkan seseorang lagi setelah pahit dan besarnya kehilangan yang dulu pernah ia alami. "Ratu satu-satunya wanita yang pernah ku puji dan selamanya akan tetap seperti itu."

Diana tersenyum menanggapi ucapan Ashlan. Netra kehijauan itu tampak berusaha menghindari tatapan penuh cinta sang Kaisar. Entahlah! Diana kini berada di persimpangan jalan. Ia terjebak di antara dua pilihan yang terlalu sulit untuk diputuskan. Antara terus mencari cara untuk kembali ke dunia asalnya atau malah memilih menyerah dan ikhlas menjalani hidupnya yang sekarang. Keduanya bukanlah pilihan yang bisa di tolak Diana begitu saja.

"Apa Yang Mulia pernah jatuh cinta sebelumnya?" lirih Diana. Ia turut memandangi ilalang yang bergoyang di ujung Padang rumput yang menjadi pemisah antara halaman belakang kerajaan dan hutan yang pernah ia masuki beberapa hari yang lalu.

"Ratu adalah cinta pertama saya," jawab Ashlan tanpa ragu.

"Verona?" Diana kembali mengalihkan atensinya kepada sang Kaisar.

Ashlan turut menatap wajah penasaran sang istri. Satu tangannya bergerak mengelus rambut panjang bergelombang Diana dengan penuh kasih sayang.

"Tidak." Ia menjawab singkat.

"Tapi, bukannya Anda pernah melamar dia?"

"Itu hanya bagian dari rencana untuk mengungkap intrik besar dibalik kematian keluargaku."

Hening. Diana butuh beberapa detik untuk mencerna ucapan Ashlan. "Maksud Anda, Anda curiga bahwa Duke Hendrick terlibat dalam kematian keluarga Anda?",

Sepasang mata berwarna abu-abu itu sedikit membulat. Dapat Diana rasakan bahwa sepasang mata itu sedang menyiratkan keterkejutan sekaligus kecemasan secara bersamaan. Sesaat setelahnya, sang pemilik menghela nafas panjang.

"Jangan terlalu pintar dan kritis, Ratu. Apalagi mengenai permasalahan itu. Bisa jadi, keselamatan Ratu yang akan terancam."

Tak terima dengan perkataan Aslan yang terdengar pasrah, Diana memberanikan diri menyentuh tangan lelaki itu.

"Bukannya tanpa ikut campur pun, keselamatanku sudah terancam?" Ashlan menoleh dan Diana melanjutkan ucapannya. "Anda sendiri yang mengatakan bahwa aku harus bisa belajar menggunakan sihirku demi melindungi diri sendiri."

"Maaf karena Aku terlalu egois ingin memiliki Ratu sepenuhnya. Padahal awalnya, dengan mengikat Ratu dalam hubungan pernikahan saja ku pikir sudah cukup." Ashlan tertunduk. "Tapi ternyata, seiring berjalannya waktu aku semakin egois. Aku ingin Ratu seutuhnya. Aku ingin memiliki segala hal yang ada pada diri Ratu. Tanpa pernah aku berpikir bahwa menarik Ratu semakin dekat itu sama saja dengan mendorong Ratu sedikit demi sedikit ke pinggir jurang. Maaf!" lirihnya di akhir kalimat.

Tenggorokan Diana rasanya tercekat begitu mendengar pengakuan Ashlan. Ia tak pernah tahu tentang isi hati lelaki itu selama ini. Dan, berkat pengakuan hari ini, sedikit demi sedikit, Diana mulai bisa menebak kenapa dulu Ashlan tega mengeksekusi Diana Emerald. Pasti karena luka hati akibat merasa terkhianati oleh satu-satunya sandaran cinta tempatnya bisa kembali setelah melalui hari-hari yang begitu berat dan melelahkan. Meski tak pernah bertegur sapa, Diana kini tahu bahwa perasaan cinta Ashlan terhadap Diana Emerald sejatinya memang ada.

"Aku sudah terbiasa berdiri di pinggir jurang seumur hidupku. Tidak masalah jika sekali lagi aku melaluinya. Itu bukan masalah besar. Setidaknya, aku tahu bahwa kali ini ada orang yang tidak akan pernah membiarkan aku jatuh begitu saja."

Debaran itu semakin nyata. Senyuman dari sang permaisuri benar-benar seperti angin segar yang mengisi penuh setiap rongga dada Ashlan yang selama ini terlalu sesak akan peliknya intrik kerajaan. Kali ini, ia tak tahan untuk tidak memeluk tubuh ramping itu. Mencium puncak kepala istrinya berkali-kali tanpa sepatah kata pun. Hanya tetes bening yang meluncur dari mata lelaki itu. Dalam hening, ia menumpahkan sedikit bebannya dalam pelukan seseorang yang bisa benar-benar ia percaya.

"Tolong, jangan tinggalkan aku!" lirihnya.

Diana mengusap punggung kokoh Ashlan naik turun. Ia tahu bahwa lelaki itu sedang menangis saat ini. Hanya itu yang bisa ia lakukan alih-alih menjawab permintaan terakhir sang Kaisar. Terus terang, perkara meninggalkan, ia masih merasa bimbang. Entah siapa yang akan meninggalkan siapa pada akhirnya.

*

"Yang Mulia!" Shelter, salah satu anggota Ksatria bayangan yang bekerja langsung di bawah kepemimpinan Ashlan datang dengan wajah yang tampak tegang.

Tanpa banyak bicara, Ashlan lekas bangkit dari duduknya. Ia berpamitan pada Diana dan langsung berjalan terburu-buru bersama Shelter tanpa menjawab pertanyaan Diana yang tentu saja merasa penasaran akan perubahan sikap lelaki itu.

"Dimana dia?"

"Di ruangan rahasia istana. Tuan Fionn dan yang lainnya sudah mengamankan beliau sebelum berhasil kabur."

Rahang Ashlan mengetat. Kedua tangannya mengepal kala mengetahui bahwa lelaki tua itu masih berani menginjakkan kaki di istananya.

Tiba di ruangan rahasia yang di maksud, Ashlan semakin mempercepat langkahnya menuruni tangga yang di terangi dengan obor disisi kanan dan kiri. Tepat ia berada di tengah-tengah ruangan, ia melihat dua orang pria dalam keadaan terikat sedang di interogasi oleh Fionn.

Menyadari kedatangannya, Fionn beserta anggotanya segera memberi hormat dan mempersilahkan Ashlan mengambil alih situasi.

"Ash...," lirih lelaki tua itu.

"Jangan panggil aku begitu!" sentak Ashlan dengan kasar. Satu pukulan keras ia daratkan di rahang lelaki tua tersebut hingga tersungkur.

"Yang Mulia, tolong jangan siksa Ayahku!" pekik Ksatria Bennett yang terkejut melihat pukulan tiba-tiba Ashlan pada Ayahnya.

Ashlan beralih menatap sepupunya itu. Bibirnya menyunggingkan senyum sinis. Tatapan matanya menyiratkan kemarahan yang luar biasa.

"Apa kau benar-benar mengkhianatiku selama ini, Rick?"

Ksatria Bennett menggeleng. "Ayahku berani kemari karena seseorang mengatakan padanya bahwa aku akan dihukum gantung olehmu."

Alis Ashlan mengernyit.

"Sungguh, Ash! Bukan Paman pelakunya. Baik pada insiden baru-baru ini maupun insiden di masa lalu. Paman di fitnah. Paman berani bersumpah bahwa Paman hanya dijebak oleh seseorang." Damian Bennett, Ayah kandung Ksatria Bennett berucap sambil berusaha menahan sakit pada rahangnya.

"Oh ya? Dan, menurut Paman, siapa pelaku sebenarnya?"

Damian Bennett menelan ludahnya. Mata pria itu tampak berkaca-kaca menatap Ashlan yang tetap saja menunjukkan wajah penuh amarah dihadapannya. Padahal, dulu seingatnya, sosok lelaki muda itu adalah anak yang baik. Selalu ramah senyum dan sangat menghormatinya. Tapi kini? Entah hilang kemana rasa hormat Ashlan kepadanya. Mungkin, benar-benar sudah hilang di gulung ombak kemarahan.

"Duke Hendrick. Pria itu pelaku sebenarnya. Dia juga yang mengatakan bahwa Alarick akan kau lenyapkan malam ini."

Hening. Tak ada tanggapan apapun dari Ashlan dan itu membuat Damian Bennett semakin terluka. Kepercayaan Ashlan terhadapnya benar-benar telah hilang. Wajah Ashlan bahkan sama sekali tak tampak terkejut.

"Bukannya Paman adalah kaki tangannya selama ini?"

Suara Ashlan kembali terdengar dan itu membuat Damian kembali mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk. Keponakannya ternyata telah salah paham terlalu jauh.

"Paman memiliki sesuatu yang bisa membuktikan bahwa Paman tidak bersalah, Ash! Semua bukti-bukti mengenai kejahatan Duke Hendrick di masa lalu yang berusaha di ungkap oleh Ayahmu masih Paman simpan di tempat rahasia. Selama ini, Paman tidak pernah bisa memperlihatkannya karena kau tak pernah mau menemui Paman. Tapi sekarang, kita bisa membuktikan bersama-sama semua ucapan Paman."

"Jangan bicara omong kosong, Paman!"

"Ash...," Damian berusaha mendekati Ashlan. "Sumpah demi Tuhan. Paman tidak pernah menyuruh orang untuk membunuh keluargamu."

"Bohong!" sangkal Ashlan dengan teriakan.

Damian Bennett kembali menelan ludahnya. "Apa kau tahu bahwa saudaramu masih hidup?"

1
£rvina
Luar biasa
£rvina
gimana mang wajahnya... pinisirin ih... /Facepalm/
£rvina
mereka mang gak tahu diri.. mang pantas di hajjaaarrr.. asu dahlah.... /Hammer/
Qpas Agustiyan
aq ko keinget Niah n Saga y, awl2 nikah... gagal move on aq nya... wkwkwkwk
Dede Mila
geregetan banget dah ma Diana.... katanya sabuk hitam....🫣🫣🫣🫣
dafa ramadhan
kereeen
Hikam Sairi
laper apa doyan.../Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Hikam Sairi
/Chuckle/
Nurul Pky
Luar biasa
Chauli Maulidiah
genre novelnya wanita kuat..

tp ceritanya bikin kecewa. kuat apanya..?
Anonymous
ok
Sri Tati
Luar biasa
mom rafka
bagus dan seru ceritanya
Rizky Anindiya
nenek aneth.terserah kamu lah sakarep mu..orang udah bahagia malah mau di campuri LG .kasian kaisar Ashlan .kalo sampe Ratu Di kembali ke dunia nya😔
Rizky Anindiya
Luar biasa
Rizky Anindiya
Lumayan
Rizky Anindiya
Diana kamu yg terlalu menjaga jarak .padahal seharus nya buka hati mu...dgn kamu menjaga jarak kamu memberikan kesempatan sama si Verona..
Rafalia Azen
blm nikah udh enak enak dulu ,,,,
Rafalia Azen
nikah dulu baru bikin bayi
Thr!b!
Terimakasih Othor, sudah membuat karya yang sampai end. Tidak ngegantung para pembaca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!