“Gue ngerasa gila jauh dari lo.”
Kaisar, lelaki muda tampan, mapan dan bergairah. Kai lelaki bebas yang biasa meniduri setiap wanita yang ia temui di dalam Black Devil, klub malam kesukaannya.
Di usia yang hampir menginjak 35 tahun, Kai di paksa oleh sang Ibu untuk bertunangan dengan seorang gadis cantik anak dari salah satu pengusaha Department Store terbesar di Indonesia.
Airin, model sekaligus artis papan atas yang namanya kini sedang menjadi sorotan di kalangan publik. Namanya semakin melejit semenjak berita pertunangannya dengan Kai diumumkan. Namun siapa sangka, adik Airin yang bernama Krystal, mampu mencuri perhatian seorang Kaisar.
Bagaimana rasanya memiliki skandal dengan adik dari tunanganmu?
Don't tell anyone, or you'll feel a burst of passion!
©copyright by Anna, 20 Januari 2019
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terikat
Selamat membaca genks !!! ❤ ❤ ❤
***
Krystal tidak pernah berpikir sejauh ini. Ketika pertama kali Kai meminta dirinya untuk melakukan seks dengan cowok itu, Krystal merasa saat itu adalah hari paling mengejutkan di hidupnya, dan keterkejutan itu menjadi berlipat-lipat saat Kai memintanya untuk menjadi partner sex kali ini.
Bayangkan saja, menjadi partner sex dari tunangan Kakakmu?
Ia mungkin bodoh dalam masalah ranjang. Tapi, bukan berarti Krystal tidak mengerti arti dari kata partner sex yang Kai maksud. Krystal benar-benar merasa ini semua sudah terlalu gila untuknya.
Dan sulit dimengerti.
Krystal mendengus, ia masih memperhatikan Kai yang sedang menulis surat perjanjian itu, lebih tepatnya kertas perjanjian yang ditulis dengan tangan tanpa adanya cap stempel dan terlihat begitu sederhana.
"Ini gila." Gerutu Krystal saat Kai memberikan kertas itu untuk ia baca.
Matanya mendelik sempurna ke arah Kai. "Kamu mau aku jadi partner seks kamu dengan imbalan apartemen ini?"
"Nah.. pinter." Sahut Kai santai.
"Aku gak pernah ngerti sama apa yang ada di dalam kepala kamu. Bisa-bisanya kamu punya pikiran kayak gitu."
"Untuk itu gue jelasin, biar lo ngerti."
"Kak.. ini gak masuk di akal." Krystal meletakan kertas itu dengan kasar ke atas meja. "Apa alasan kamu mau ngelakuin ini sama aku?"
"Simple, nafsu. Lo lihat kan tadi malem, itu yang gue rasain setiap ketemu sama lo. Gue gak pernah bisa nahan hasrat gue untuk gak nidurin lo."
"Kenapa harus aku?"
"Mana gue tau, jerry maunya sama lo."
Krystal meringis, jawaban Kai selalu membuat kepalanya pusing. Krystal tau ini salah, tapi di sisi lain ia juga membutuhkan Kai, ia butuh cowok itu untuk menggantungkan hidupnya. Krystal ingin bebas, hanya itu.
Maria dan Ryan hanya akan memberikan izin pada Krystal jika itu menyangkut Kai. Saat cowok itu yang meminta izin, kedua orang tua Krystal akan dengan mudah mengatakan 'iya', untuk itu Krystal terpaksa menggantungkan hidupnya di tangan Kai.
"Mau nggak?"
Krystal tampak berpikir sebentar. Berulang kali ia menatap ke arah Kai dan juga kertas perjanjian itu secara bergantian.
"Kita udah ngelakuin ini dua kali, seenggaknya lo udah punya pengalamam tentang seks. Awalnya emang sakit, tapi lo nikmatin juga kan?"
Mata Krystal seketika memicik tajam. "Bisa gak sih, kamu gak usah frontal kayak gitu kalo ngomong."
Kai terkekeh, melipat tangannya di depan dada lalu bersandar pada punggung sofa. "Jangan jutek-jutek, gue lebih suka muka lo yang merem-melek pas nahan desahan kayak semalem."
"KAK!!"
Krystal yakin jika pipinya sudah memerah saat ini. Gelak tawa itu terdengar sangat menjengkelkan di telinga Krystal, sumpah demi apapun, ia ingin sekali menyumpal mulut sialan itu untuk berhenti tertawa sampai tidak bisa lagi berbicara sembarangan.
"Kamu bisa diem gak!"
"Oke-oke.." Kai menghentikan tawanya, ia lalu mencondongkan tubuhnya, menatap wajah Krystal yang masih merengut kesal. "Jadi gimana, lo mau?"
Krystal kembali melirik kertas perjanjian itu. Ia mengigit bibir bawahnya, ragu-ragu. "Hm.. tapi aku juga mau ngasih beberapa poin."
"Oke, silahkan."
Krystal lalu beringsut turun, duduk di atas lantai sambil mengambil pulpen dan kertas perjanjian yang sebelumnya sudah Kai tulis.
"Poin pertama dari aku." Ia mulai menulis. "Kakak gak boleh maksa aku untuk ngelakuin oral seks."
"Widihhh.. lo ngerti oral seks?"
Krystal menggeram. "KAK!!"
Seolah tidak peduli dengan teriakan Krystal, Kai lalu tersenyum nyeleneh dan kembali bertanya. "Lo seriusan belajar tentang SEKS?? Nonton video bokep juga dong? Jepang apa barat? Gue punya banyak, lo mau?"
"Astaga!" Krystal menarik nafasnya dalam-dalam guna mencari kesabaran dalam menghadapi lelaki itu. "Bisa diem gak!" Tegur Krystal kesal yang membuat Kai meringis.
"Iya-iya, lanjut."
Krystal kemudian menulis poin selanjutnya. "Seks hanya boleh dilakukan sekali dalam seminggu." Lalu ia menatap Kai. "Jadi kamu cuma punya jatah satu kali selama seminggu."
Kai seketika melebarkan matanya. "APAAN?? Sekali doang? Lo mau jerry keriput gara-gara ngeluarin spermanya seminggu sekali? Gak-gak! Gue gak setuju kalo yang ini."
Krystal menghela. "Yaudah, dua kali seminggu."
"Enggak!" Kai mulai resah dalam duduknya. "Gue tetep gak setuju."
"Terus kamu maunya gimana?" Kesal Krystal.
"Setiap gue butuh! Kalo bisa, setiap saat gue mau, lo harus nurutin!"
"No! Itu aku yang gak setuju. Emang kamu kira aku boneka seks yang bisa dipake setiap saat." Krystal lalu mencoret angka dua di kertas menjadi tiga. "Ini udah fix. Tiga kali seminggu atau kamu sama sekali gak dapat jatah."
Kai mengusap wajahnya frustasi. Cowok itu kemudian ikut turun dan duduk di sebelah Krystal. "Gini deh, ambil tengahnya aja, empat kali dalam seminggu. Deal!"
Krystal menimang sebentar, gadis itu tampak sesekali berpikir sebelum akhirnya berkata, "Oke. Empat kali, jangan bohong ya!"
Kai mengangguk pasrah. Gak pa-pa, jer. Empat kali juga lumayan. Gumamnya dalam hati pada jerry.
"Kalo gitu gue juga mau nambahin poin." Sahut Kai yang kemudian membuat kening Krystal terlipat. "Gue gak mau pake **."
"Hah?"
"Gue punya kenalan dokter yang bisa ngebantu lo untuk konsultasi tentang pemakaian kontrasepsi. Gue yakin, ini lebih aman dari **."
Krystal memandang Kai ragu-ragu. "Serius?"
Kai mendengus. "Lo itu cuma punya satu pilihan."
"Apa?"
"Percaya sama gue."
Krystal melengos dengan wajah jengkel. Kai memang terlahir dengan tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi, saking tingginya sampai sulit untuk dipanjat.
Gadis itu kemudian menuliskan poin tersebut, lalu mendorong kertas perjanjian sederhana itu ke depan Kai. "Yaudah, sekarang kamu tanda tangan di sini." Ujarnya menunjuk pojok kertas.
"Ngapain pake tanda tangan sih."
"Iya dong, aku tau kamu sering ngibulin cewek-cewek, maka itu aku mau pake tanda tangan biar sah."
Kai menggerutu, lalu mengambil pulpen dari tangan Krystal dan mulai membubuhkan tanda tangannya di atas kertas itu. Itu juga berlaku untuk Krystal, ia kemudian melakukan hal yang sama seperti Kai. Krystal memberikan tanda tangannya di sebelah tanda tangan Kai.
"Kertasnya aku yang simpan aja. Biar kamu gak bisa curang."
"Terserah..." Kai beranjak berdiri, mengusap perutnya yang mulai bunyi minta diisi. "Gue laper."
"Nanti aku buatin roti, kamu duduk aja di meja makan. Aku mau simpan ini dulu di kamar." Krystal lalu berdiri, dan mulai beranjak menuju tangga.
Kai yang saat ini masih mengenakan boxer hitam, memilih menggerakan kakinya menuju meja makan. Seketika langkahnya terhenti begitu suara Krystal kembali terdengar.
"Oh iya." Kai menoleh. "Minggu ini jatah kamu tinggal tiga, yang semalem aku hitung satu."
WHAT!!!
Kai tidak pernah mengerti mengapa Krystal selalu dengan mudah menjungkir balikan dunianya seperti ini. Gadis itu seolah selalu mempunyai caranya sendiri untuk membiarkan Kai melayang tinggi-tinggi, lalu dengan mudah ia hempaskan kembali ke tanah, lengkap bersama harga dirinya.
"Gak ada protes." Sambar Krystal cepat sebelum Kai memprotes. Bibir gadis itu terlipat menahan tawanya.
Sementara itu, Kai hanya mendesah pelan sambil menggelengkan kepala. Tanpa ia sadari, ujung bibirnya tertarik lebar untuk membentuk sebuah senyuman.
Inilah awal yang sesungguhnya. Mereka mungkin berpikir jika semua ini sangat mudah untuk di hentikan, mudah untuk di lepaskan. Namun tanpa keduanya sadari, jika perjanjian itu sudah membuat masing-masing dari mereka terikat, baik secara tertulis, maupun emosional.
***
berikan cinta kalian untuk penulis dengan menekan vote, like, dan memberikan komentar ❤ ❤ ❤ ❤
februari 2025 😁
gk pernah bosen baca cerita krystal sama kai 🥰 luph byk" ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤