NovelToon NovelToon
GAIRAH STEVA

GAIRAH STEVA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Min Ziy. Minfiatin FauZiyah

Steva memilih pergi dari genggaman Malvin sang kekasih yang telah memberinya hidup bergelimang harta.

Steva menikah dengan seorang pria bernama Razz, yang mampu membuatnya terpesona hanya karena menatap manik birunya yang cantik dan menggoda.

"Kau mempermainkanku, Razz...," celoteh Steva kala Razz hanya bermain-main saja di area bawahnya, sedangkan gelora Steva ingin meminta lebih.

"Aku tidak mempermainkanmu, Stev, tapi memainkan permainan," jawab Razz dengan suara berat yang tertahan karena gairah yang sudah membara.

"Tapi kau menyiksaku, Razz!"

"Tidak apa, Stev. Tersiksa dalam kenikmatan adalah suatu anugerah. Lepaskan saja!"

"Ahh...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Min Ziy. Minfiatin FauZiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SKILL

Mau tahu liciknya seorang Fabio Cannavaro Razolla? "Dia menjadikan seorang wanita sebagai istrinya agar bisa ia sentuh dengan halal, namun hati dan cintanya, ia berikan seluruhnya pada wanita lain yang mati-matian ia jaga kesuciannya."

~Author~

...****************...

"Aaahh,,, Razz...." lirih Steva tersiksa dalam gairah.

"Iya, Stev, lepaskan! Rasakan! Dan nikmati," dengkur Razz halus yang terus membelai area inti tubuh Steva yang ia mainkan dengan jari-jemarinya yang berurat, dan Steva hanya menggelepar merasakan sensasi liar yang menyerang seluruh tubuhnya hingga ia mengejan, dan menjerit meledakkan gairah.

"Aaahh,,, Razz?" Teriakan Steva untuk kesekian kalinya, kedua mata Steva terpejam sempurna, dadanya yang polos turun-naik seirama dengan deru napasnya yang tersengal.

Razz tersenyum puas, bisa menaklukkan Steva hanya dengan permainan pembuka. Razz menarik jemarinya yang mengeksplor kelembutan di dalam area inti tubuh Steva. Ia mengamati jemari yang basah berlumuran cai.ran cinta itu.

Steva terbelenggu oleh nafsu dan gairah yang membuat seluruh tubuhnya panas dan bergetar hebat.

"Tidurlah, aku akan menemanimu hari ini." ucap Razz lirih pada ceruk leher Steva. Razz memutuskan untuk menyelesaikan permainan meski ia belum mendapatkan bagiannya, bahkan pakaian Razz masih melekat seutuhnya pada tubuh gagah nan kekar pujaan Steva itu.

Steva terlalu lelah hanya menghadapi keahlian Razz yang mengobrak-abrik pondasinya hanya dengan jari dan lidah. Sentuhan-sentuhan Razz membuat seluruh sendi tubuh Steva merasakan gelenyar aneh yang membuatnya serasa menggila. Belum lagi nanti jika panglima perang yang jantan nan tangguh milik Razz akan mendesak menyeruak ke dalam kelembutan tubuhnya, pasti Steva akan dibuat menangis menjerit dalam kenikmatan yang tiada tara. Razz memang pria jantan yang tangguh dan liar.

Razz menarik selimut menutupi tubuh Steva yang polos basah dengan peluh keringat beraroma hasrat ber.cinta. Dan Razz memeluk tubuh Steva yang kemudian dengan cepat terlelap dalam pelukannya.

"Cuupp." Razz mengecup kening Steva dalam. Dan Steva tersenyum kecil merasakan kecupan hangat dari sang suami diantara kesadaran dan tidaknya.

'Maafkan aku, Liora. Kau sendiri yang memberikanku permainan ini, aku tahu aku salah, tapi aku hanyalah manusia biasa, lelaki dewasa yang mempunyai gairah. Gairah yang tak bisa kusalurkan padamu, setidaknya Steva adalah wanita yang halal untuk kusentuh. Tapi aku akan berusaha sekuat tenaga, jika juniorku hanya akan kuberikan padamu, Liora. Tunggulah beberapa hari lagi, dan kita akan menikmatinya bersama setelah menikah.'

Razz pun mulai tertidur, meski begitu sulit pada awalnya, karena panglima perang di bawah sana masih meronta di balik celana, apalagi dengan memeluk tubuh ramping nan seksi Steva yang telah polos, tentu itu membuat Razz sangat tersiksa. Namun akhirnya lelap menyapanya juga. Apalagi setelah mendengar dengkuran halus dari Steva yang menandakan istrinya itu benar-benar sudah masuk ke alam mimpi di pagi hari. Dan Razz suka itu, ia merasa bangga pada diri sendiri dan bahagia melihat Steva puas di bawah kendalinya.

Razz membiarkan Steva menikmati setiap detik dari permainannya, dan kini ia juga membiarkan sang istri agar beristirahat setelah lelah berperang melawan gairah bergelora yang membara.

Tan seperti orang bodoh yang menunggu Razz di depan pintu kamarnya, jam sudah menunjukkan pukul 11, bukan hanya terlambat, lebih tepat jika Tuannya itu memang tidak berniat untuk pergi bekerja.

Kata koki, Razz membawa Steva ke kamarnya saat Steva tengah sibuk berkutat di dapur bersamanya, Razz datang meminta sang istri untuk melayaninya, jelas saja kalimat ambigu itu mereka artikan dalam tanda kutip tidur bersama layaknya pasangan suami-istri, dan Tan tidak berani untuk sekedar mengetuk pintu kamar sang Tuan, dia hanya berdiri mematung menghadap pintu berharap benda yang terbuat dari kayu itu segera dibuka oleh sang empu.

Tapi biarkan saja Tan berdiri seperti penjaga istana kerajaan yang hanya diam tanpa tahu kapan dia bisa beralih. Nyatanya Razz dan Steva justru terlelap kembali dalam mimpi meski pagi telah beranjak siang hari.

"Emmpphh,,,," Steva bergeliat, ia merasa bantal yang kini ia pakai jauh lebih nyaman dari bantal manapun yang pernah ia gunakan.

Mata Steva mulai terbuka perlahan. Samar-samar ia melihat wajah Razz yang menghadap tepat di depan wajahnya dengan manik birunya yang sudah terbuka dan bibir seksi itu terangkat simpul membentuk senyum yang sangat manis, persetan dengan wajahnya yang buruk, dalam pandangan mata Steva, Razz tetaplah pria tampan yang menggairahkan.

"T-tu tuan?" pekik Steva baru menyadari posisinya saat ini. Pantas saja bantal yang ia pakai begitu nyaman, karena itu adalah lengan kekar sang suami.

"Aaahh?" Steva berteriak kecil, merasakan tubuhnya yang polos menempel sempurna pada tubuh kekar Tuan bayi besar meski Tuannya itu masih berbalut pakaian lengkap.

"M-ma maaf, Tuan?" Steva bangun dan menjauh, ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal, duduk sambil menunduk, Razz hanya terkekeh lalu ia pun bangun, duduk bersandar pada dipan ranjang, dan kedua tangannya ia silangkan ke belakang sebagai tumpuan kepala.

"Kau pemalas sekali, aku sampai tidak berangkat ke kantor gara-gara kau yang bukannya menyiapkan keperluanku di pagi hari, malah tidur kembali," celoteh Razz menggoda Steva. Razz kembali berperan sebagai pria buta. Matanya tak pernah menatap Steva dengan benar, tatapan itu terus saja lurus ke depan tanpa titik yang pasti.

"M-ma maaf, Tuan? S-sa saya tertidur, saya tidak sadar?" jawab Steva gugup, ada rasa takut, tapi rasa malu lebih mendominasi. Ia mengingat kejadian pagi tadi yang membuatnya serasa menggila lalu membawanya kembali terlelap.

"Hahahaha,,,, apa kau yakin kau itu bukan gadis perawan, Steva? Bagaimana mungkin bisa kau sudah lelah hanya dengan permainan jari saja?" goda Razz mempertegas keahliannya dalam memuaskan Steva.

"T-tu tuan?" lirih Steva menunduk, kedua pipinya bersemu merah merona, matanya sendu, sedangkan manik biru Razz semakin berbinar.

"Hahahaha, kau tergelepar hanya karena aku memainkan lidahku di area inti tubuhmu, apa mantan kekasihmu itu tidak pernah memuaskanmu?" seloroh Razz sengaja membandingkan dirinya, dengan tujuan mempertegas pada Steva jika dirinya lebih baik dan lebih unggul dari pada Malvin.

"A-a emph? M-ma maaf, Tuan. S-sa saya akan siapkan air anda." Steva turun dari ranjang sambil membawa selimut tebal Razz untuk tetap menutupi tubuh polosnya, ia lantas memunguti pakaiannya yang berserakan di mana-mana.

Steva berlari masuk ke dalam kamar mandi, menutup pintu, lalu menguncinya.

Yah, keputusan paling tepat adalah segera kabur dari hadapan Razz, atau suaminya itu akan terus berceloteh yang bukan-bukan. Membuat dirinya terperangkap dalam situasi yang sangat memalukan.

"Bodoh, bodoh, kenapa aku sangat bodoh? Kenapa aku bisa tertidur? Haaahh,,, bodoh, bodoh." Steva memukuli kepalanya sendiri dengan pelan, sambil terus mengumpat pada diri sendiri.

Tapi memang Steva akui, Razz luar biasa, hanya dengan permainan lidah dan jarinya, Razz mampu membawa Steva pada puncak berkali-kali, bukan berarti Malvin tak dapat memuaskannya, tapi mereka bermain dengan skill yang berbeda, jika Malvin lebih suka mencapai puncak bersama, maka Steva merasa bingung, kenapa Razz seakan menahan diri, dan dia hanya memuaskan dirinya saja, tanpa meminta dirinya memuaskan panglima perang? Sedangkan di hari yang lalu, Steva melihat bagaimana panglima perang Razz yang sudah tegak berdiri meminta untuk dipuaskan, sayang, hari itu Razz justru harus segera pergi ke luar negeri.

"Aaahh,,, bodoh! Apa dia akan marah padaku nanti karena aku meninggalkannya tidur, dan dia belum mendapat kepuasannya? Ya Tuhan? Sungguh ini bukan salahku, dia yang membuatku sampai berkali-kali, tentu saja secara alam bawah sadar tubuhku butuh istirahat...." Steva terus menggerutu.

...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...

1
Ratna Giawa
amazing
Ratna Giawa
ikutan nyesek bacanya😭
andai razzz ada si dunia nyata thor
Ita rahmawati
bagus tp nyesek juga kyknya ya 🥺🥺
Ita rahmawati
ending yg memuaskan 👏👏
suka dn setuju bgt sm keputusan author 🥰
biarlah steva hidup dg cinta nya razz selamanya 😭
Ita rahmawati
fix ini mah sm malvin si steva nya 😔
Ita rahmawati
siapa tuh wanita yg mau nabrak steva 🤔
liora kah 🤔🤔
Ita rahmawati
ya udh lah emg akuah gk simpati blas sm malvin,,sm razz juga hilang simpati krn menye² gtu 🤣🤣
setuju sm dev aja biar mulai dg kehidupan yg bner² baru tnpa embel² masa lalu yg menyakitkan 🥰
Ita rahmawati
hiss bner² tk teduga ceritanya
Ita rahmawati
ntah lah aku udh yerlanjur gk respec sm cwo yg gk tegas apapun alasannya 😔
Ita rahmawati
kok ceritanya jd bgini sih 🤦‍♀️🤦‍♀️
Ita rahmawati
astaga ternyta bgtu,,tp razz masih hidup kan 🤦‍♀️
apa mgkin jantungnya malvin sm razz dituker 🤭
sebenernya aku kesel bgt sm razz yg tega bohong bgtu cuma dwmi liora tp kasian juga klo tetiba mati,,hrusnya ngerasain kehilangan liora dulu 🤣🤣
Ita rahmawati
ntahlah bingun,,krna razz sm liora juga tetiba hilang ditelan bumi
Ita rahmawati
tuh kan kyknya emg jantungnha razz deh,,kesel sih sm razz tp klo dinikin mati ya sedih juga 😭😭😭
Ita rahmawati
eh bkn nya steva lg hamil ya,,emg gk keliatan
Ita rahmawati
eh kok aku curiga razznya mati ya trus donorin jantungnya ke malvin,,keinget ucapan spontan steva yg bilang mati saja kau wktu dia marah sm razz ,,tp masa iya dn knp 🤦‍♀️🤦‍♀️🤔🤔
Ita rahmawati
baca aja lah 🤣
Ita rahmawati
wah apa maksud author ya jgn blg di sini si liora itu yg paling baik 🤣🤣
Ita rahmawati
sumpah dadaku sllu berdebar² baca cerita ini dn rasanya mulutku sellu mengumpati si razz sm liora,,ya ampun thor² kamu bner² berhasil bikin aku emosi 🤣🤣
Ita rahmawati
udh cukup nodohmu steva 🤦‍♀️🤦‍♀️
Ita rahmawati
masih penasaran,,masa sampe segitunya si malvin gegara digebukin anak buah razz 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!