Suami Ku Red Flag

Dan paket Davit benar benar sampai di rumah lalu Lisa memfotokan dan ia kirimkan ke Davit.

"Makasih yah kakak buat cemilannya tapi lain kali gak usah kirim lagi takutnya pacar kakak cemburu dan lagi mama udah gak mau aku terlalu berhubungan sama kakak."

Davit yang membaca itu cukup kaget sekaligus tak suka "Apakah salah mantan suami dan mantan istri masih berhubungan??"

"Gak sih kakak tapi mama gak suka aja."

Divit memikirkan cara-cara agar bisa membuat Gadis lugu seperti lisa ini akan jatuh ke tanganya lagi "Apakah seburuk itu kakak di mata keluarga mu dek. Padahal Kakak hanya berniat untuk membahagiakan mu, karna kalok kata orang jika ibunya bahagia maka anaknya juga bakal senang kakak gak ada maksud jahat. Tapi kebaikan kakak di anggap sebelah mata aja."

Lisa mulai merasa bersalah "Kakak gak gitu maksud mama dia cuman kecewa aja sama kakak."

"Udah dek lupakan aja kakak cari aja yang baru lagi aku yakin suatu saat kamu akan dapat cowok yang lebih baik dari kakak, tentu pastinya pilihan ibu mu." Davit menulis sambil sedikit geli karna kata-katanya.

Lisa yang membaca hal itu makin tak enak hati "Ah kakak gak gitu, kita tetap masih bisa berhubungan kok tapi diam-diam aja, cuman kakak gak usah lagi ngirim makanan. Dan lagi aku gak ada niat untuk menikah lagi lalu aku gak suka Pria pilihan mama semuanya cuman suka uang ku saja."

"Bagai mana jika suatu saat ibu mu memeriksa hp mu."

"Nanti nomor kakak ku ganti namanya."

"Emang kamu mau ganti nama apa??" Davit berharap Nama yang bagus namun jawaban Lisa.

"Tukang kue."

Davit cukup kaget "Yaudah terserah kamu aja yang penting aman."

"Iya kakak, udah dulu yah aku mau bobok."

Davit mengirim emoji jempol lalu pesan itu berakhir dan Davit cukup lega karna ia masih bisa berhubungan dengan Lisa dan rencananya masih bisa di jalankan.

...ΩΩΩ...

Besoknya karna melihat sebuah review bakso di kotanya yang enak lisa mulai tertarik dan mengajak adiknya jadi mereka janjian nanti sepulang sekokah jam 12 Adiknya akan ke tempat makan itu, karna itu Hari jum'at yang membuat adiknya hannya bersekolah sampai jam 11 jam 12 sudah pulang.

Dan namanya juga janji banyak derama yang terjadi rupanya adiknya lupa dengan janjinya dan malah pergi ke rumah sahabatnya sedangkan Lisa menunggu di tempat makan itu sampai jam 1, Adikanya tak datang juga dan dengan sedihnya Lisa makan sediri jadi ia memesan satu porsi saja.

Ia cukup kecewa dan adiknya juga sudah di chat tapi tak melihat pesannya sama sekali , setelah makan Lisa membayar namun tiba tiba terdengar suara deras hujan lisa cukup kaget ia tak siap membawa jaket atau payung jadi ia hanya berdiri sambil menatap deras hujan ia sudah menghubungi Pak joko untuk menjemput.

Dan entah kebetulan bagai mana di Seberang jalan Ada Davit yang baru selesai makan bersama Vinsen "Wah deras sekali hujanya pak." Lalu Vinsen mengeluarkan payung lipatnya "Untung aku selau bawa payung lipat. Pak Davit, aku dengar bakso di sebrang kita ini enak kapan-kapan kita makan ke sana."

Davit yang menghadap depan cukup kaget ia seperti melihat lisa namun tidak jelas karna hujan sedangkan Vinsen tak melihat apa pun karna ia mines "Ku antar kamu ke mobil payung mu ku pinjam sebentar."

"Anda mau kemana."

"Aku mau memastikan ke depan, sepertinya ada orang yang ku kenal."

"Oh."

lalu mereka berjalan Le arah mobil dan Vinsen langsung masuk lalu Davit beralih ke bekang mobil dan ia membukanya Vinsen cukup kaget namun Davit mengambil sebuah jaket miliknya yang selalu ada di bagasi lalu ia tutup lagi dan ia mulai menyebrang jalan.

"Itu lisa atau bukan aku tetap harus memberikan ini untuknya kasian wanita hamil menggu di hujan gini."

Saat sudah dekat Davit baru berani menghadap pada orang itu dan mereka saling berpandangan "Kakak.."

Davit kaget "Lisa kenapa bisa ada di sini."

Lisa seketika tersenyum "Ini aku mau makan bakso disini, kakak udah makan siang belum??"

Davit berbohong"Belum sih."

"Ayo kita makan di dalam."

Lisa melihat hpnya dan pak Joko masih belum melihat pesannya "Pak joko juga belum menjemput ayo kita makan."

Davit mengangguk lalu mereka naik lagi dan lisa memesan lagi "Bakso tetelannya 2 lagi." lalu Davit menutup payungnya dan mereka duduk.

"Apa sedari tadi kamu belum makan??"

"Udah tapi cuman 1 porsi karna gak ada teman makanya mu cepat pulang tapi sekarang ada kakak jadi aku pesan lagi."

"Emang tadi kamu janjian makan sama siapa??"

"Tiara, kayaknya dia lupa makakanya gak datang."

"Kakak mau minum apa, biar aku kali ini yang bayar."

"Gak kakak aja."

"Udah aku aja, Anggap aja ini bentuk terima kasih ku. Kakak mau minum apa???"

"Teh hangat aja." Lisa mengangguk dan tak lama bakso mereka datang "Mas tolong Teh hangatnya satu dan es jeruknya 1." Pria itu mengangguk lalu pergi.

Sedangkan lisa mulai meracik baksonya sedangkan dengan Davit mengirim pesan pada Vinsen untuk menunggu lagi.

(Kamu tunggu di mobil, aku mungkin akan lama di sini.)

(Yaudah nati pas balik telfon saja saya karna saya mau tidur.)

(Iya.)

Lisa menoleh pada Davit "Kakak baksonya gak di racik."

Davit menoleh pada lisa "Ini kakak baru mau racik" lalu ia mengambil kecap, saus dan sambel lalu ia tuang ke dakam mangkoknya.

Davit bersyukur jika dia tak terlau makan banyak di tempat makan yang ia dan Vinsen datangi tadi jadi ia bisa menemani Lisa makan lalu ia menyerahkan jaket yang ia bawa tadi.

"Pakai."

Lisa menerimanya dengan senyuman "Makasih kakak." lalu ia memakannya dan seketika ia mulai meras hangat.

"Wah hangatnya, untung ada kakak kalok gak mungkin aku akan kedinginan."

"Lian kali kalok keluar wajib bawa jaket untuk mengantisipasi hal kayak gini, apa lagi Payung lipat juga."

"Iya kakak" lalu lisa mencicipi makanannya "Em enak banget."

Davit tersenyum dan karna Rambut lisa ter urai jadi sedikit mengganggu makannya jadi Davit berini beni syarif lalu ia berjalan ke belakang lisa "Apa kamu bawa ikat rambut." Lisa memberikanya ikat rambutnya lalu Davit mulai mengikat rambutnya.

Baru ia kembali lagi "Kalok gini kan kamu terlihat lebih cantik."

"Makasih yah kakak."

"Kenapa makasih mulu sih aku yang seharusnya yang bilang makasih karna di teraktir kamu."

Lisa mengangguk"Kakak tadi dari mana."

"Dari seberang sana."

"Jadi kakak udah makan"

Davit berbohong dengan menggeleng "Belum tadi cuman Vinsen yang makan."

"Oh, lalu bagai mana pendapat kakak buat baksonya"

"Ini enak."

"syukurlah kakak suka."

Lalu lisa mulai bercerita soal kemarin penuh pada Davit dan di situ lisa cukup bahagia dengan respon Davit ia memberi arahan yang baik untknya yang membuatnya makin pesaran untuk bisa mengenalnya lebih jauh karna selama pernikahan mereka lisa jarang berbicara lama dengan Davit, jadi masih banyak hal yang belum ia tau soal Pria itu.

Bersambung.....