Ini adalah kisah seorang manusia..
Bukan..
Dahulu dia adalah Manusia yang telah mencapai puncak tertinggi kehidupan,
lalu mendapatkan kekuatan sang Dewa Matahari yang sangat diangungkan oleh manusia,..
Namun karena kekalahannya dalam Perang Surgawi, dia terbunuh dan jasadnya dibuang ke bumi.
Antares, ini adalah kisah pembalasan dendam sang dewa matahari kepada para dewa yang telah membunuhnya.
Bagaimanakah cara Antares memulihkan kekuatannya dan kembali menuju dunia para dewa untuk membalaskan dendamnya?
Ikuti Novel ini untuk mencari tahu kelanjutannya!
Untuk sistem power disini saya tidak mengikuti yang orang-orang pakai pada biasanya..
Bukan Qi namun Ki, merupakan energi yang berada dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam tubuh manusia..
Dengan tekun berkultivasi serta menyerap banyak Ki (energi) alam, seseorang mampu meningkatkan kesadarannya hingga mencapai keagungan Surgawi!
Selamat membaca^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon urizen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju Negeri Dwarf!
Kota Yrīīz, Wilayah Elf, Dunia Keabadian.
Antares, Apollo, Deimos, dan Thanatos sedang beristirahat sambil memulihkan kondisi tubuh mereka.
Deimos dan Thanatos berada dikamarnya masing-masing untuk tidur beristirahat, sedangkan Apollo dan Antares pergi berbincang dengan Alisa serta Oberon di taman kota.
"Apa yang sebenarnya terjadi Antares?" tanya Alisa dengan wajah khawatirnya.
"Ceritanya rumit.. Namun pada intinya para Dewa memulai peperangan di dunia manusia dengan tujuan membunuh kami para pembelot terutama Antares." balas Apollo.
"Kenapa lagi dengan Antares? Bukannya dahulu para Dewa sudah membunuhnya sekali? Apakah alasan mereka ingin membunuh Antares untuk yang kedua kalinya?" tanya Oberon.
"aku adalah ancaman bagi para Dewa-Dewi itu.. Oberon. Mereka pasti ketakutan, takut peristiwa 100.000 tahun yang lalu terulang kembali." balas Antares.
"Oh peristiwa perang dahsyat σουπερνόβα (supernova).. Kakek dulu sering menceritakannya padaku.. Ayah dari kakek merupakan saksi hidup peristiwa itu yang kemudian diceritakan secara lisan turun-temurun hingga kepadaku.." ucap Alisa.
"yah.. Kira-kira seperti itulah alasan mengapa para dewa sangat mengincarku.." balas Antares.
"pada akhirnya kamu berhasil menyatukan mata ilahi itu ya? Bagaimana kondisi tubuhmu apakah baik baik saja?" tanya Alisa penasaran.
"Iyaa namun jujur kepalaku selalu sakit jika membuka mata ini.. Apakah tidak ada kain penutup mata yang mampu menghalangi pemakaian Ki?" tanya Antares.
"Wah untuk benda-benda langkah seperti itu semuanya ada di negeri Dwarf.. Sebaiknya kamu harus pergi kesana untuk mendapatkannya.." ucap Oberon.
"Nah benar itu.. Lebih baik sekarang kita pergi ke sana yuk!" ucap Alisa sambil menarik tangan Antares.
"e..eh.. Kok buru buru banget Alisaa?"tanya Antares.
"HAHHA! lucu sekali kalian ini ya, apa kalian sudah pernah.. begituan>" tanya Apollo dengan wajah mesumnya.
"b-begituan? Dengan Antares??kyaa" gumam Alisa dalam hatinya.
*plak!!
Antares memukul kepala Apollo.
"aku ini ga pernah macem macem ya sama dia!!" ucap Antares.
"aduh.. Aku kan cuma bercanda.. Lebih baik kalian segera pergi menuju negeri dwarf, biar kepalamu itu ga sakit terus." balas Apollo.
"EKHM! izinkan aku ikut bersama kalian! tentu saja.. Bukan karena aku cemburu pada Antares yang bisa berduaan dengan Alisa..EKHM! tapi aku ingin melindungi kalian berdua! tidak apa kan?" Ucap Oberon dengan malu malu.
"Orang ini benar-benar tidak tahu cara menyembunyikan perasaannya dengan benar.." gumam Antares dalam hati.
"yauda boleh, ayo ikut kami menuju negeri Dwarf! Apollo tolong jaga tempat ini sementara waktu hingga aku kembali ya!"
"Siap pak!" balas Apollo.
Antares,Alisa dan Oberon pun melakukan perjalanan menuju Negeri Dwarf.
Mereka menunggangi Kuda, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ditujuan biasanya sekitar 5 hari perjalanan.
Pada Hari pertama mereka menghentikan perjalanan dan beristirahat di kota para Hobbit.
Setelah mengisi penuh amunisi untuk perjalanan panjang di Kota Hobbit, mereka pun melanjutkan perjalanan.
Hari ke 2 hingga ke 4 mereka lalui dengan cara membangun kemah saat malam hari dan berburu hewan saat kelaparan.
Hingga hari kelima pun tiba, mereka harus melewati Hutan Vienz yang merupakan Habitat para monster terutama Chimera.
"Berhati-hatilah, Hutan ini adalah habitat para Chimera.. Monster bertubuh Singa namun memiliki ekor Ular dan sayap untuk terbang! Mereka adalah makhluk yang sangat sulit untuk dihadapi.." ucap Oberon
*hug!!
Alisa memeluk Antares sambil ketakutan.
"Antares.. Jangan jauh-jauh.. aku takut dimakan Chimera!" ucap Alisa.
"ngga kok! Kan ada aku sama oberon.. Kita pasti lindungin Alisa.. " balas Antares sambil mengelus rambut Alisa.
*ROOAAARRRRR!!!!
Erangan yang sangat keras terdengar dari dalam hutan itu.
Darj balik pepohonan muncul monster seperti yang dideskripsikan Oberon, namun bedanya adalah Mata Chimera itu bersinar dan tubuhnya dilingkupi api.
"AAAA.. ANTARES TOLONGG! HEWAN ITU MENAKUTKAN!" Ucap Alisa ketakutan.
"Baiklah pengawal, lakukan tugasmu!" balas Antares.
"h-hah? A-aku? Mengalahkan King Chimera itu? Tidak bisa Antares, mohon maaf.." ucap Oberon.
"oh jadi gitu.. Kau menolak perintahku ya.. " balas Antares.
"Semangat Oberon!" ucap Alisa.
*SWOOOSHH!!
"Alisa sudah memberiku dukungan!! Segala makhluk didepanku yang menghalangi hanyalah sampah yang dengan mudah ku kalahkan!"
Oberon mengeluarkan Aura hijau dari dalam dirinya.
Pedang Oberon juga ikut bersinar, saat ini Oberon seorang diri berdiri didepan Raja Chimera.
Akankah Oberon mampu mengalahkan King Chimera tersebut?
Komik berbeda dengan Novel. Kalau komik karena ada visualnya jadi tidak perlu deskripsi tapi Novel berbeda harus ada deskripsi.
"Tumbuhlah dengan indah, wahai bunga-bungaku," ucap Antares lalu tersenyum.
Pakai dialog tag biar tahu siapa yg berbicara.
Jadi jatohnya kaya komik gtu bukan Novel.
Klw Novel itu dinarasikan contoh 'Di suatu tempat—Tepatnya di wilayah anu beberapa manusia tengah berkumpul untuk membahas' Kaya gitu.
Bukannya Tempat A jam sekian udah aja gitu.