Triplet Dan CEO

" Jason lupakan masalah yang kemarin karena aku sudah memaafkan mu," ucap Karen yang saat ini sedang berada di ruangan Jason.

Hari ini Lala absen mengantarkan makan siang ke perusahaan Jason. Ia mewakilkan karyawannya untuk mengirim makan siang. Sedangkan untuk Jason, Lala sudah mengirimkan pesan. Awalnya Jason tidak terima jika Lala tidak datang menemuinya. Ia hanya ingin menjelaskan semuanya. Namun Jason paham, Lala adalah seorang wanita yang segalanya selalu menggunakan perasaan. Untuk itu Jason memberikan Lala waktu agar suasana hatinya kembali normal.

" Sejak kapan aku menjadi orang sabar. Kamu benar beda La," gumam Jason dalam hati mengabaikan ocehan perempuan di depannya ini.

Karen yang merasa diabaikan oleh Jason menjadi kesal. Selalu seperti ini, bukankah mereka itu bertunangan? Lalu apa arti pertunangan mereka bagi Jason sendiri.

" Jason, sekarang aku tengah mengincar tas Mouawad 1001 Nights Diamond Purse. Bisakah kamu membelikannya untukku? " tanya Karen dengan nada sedikit manja.

Karen sudah lama menginginkan tas mahal seharga 3.8 juta US Dollar yang terbuat dari emas 18 karat dan memiliki 105 berlian kuning, 56 berlian merah muda, serta 4.356 berlian tidak berwarna. Mouawad 1001 Nights Diamond Purse merupakan tas mahal buatan tangan yang memegang posisi di Guinness World Records sejak tahun 2011.

" Kamu bisa bilang sama Fernando," jawab Jason singkat.

Karen menghela nafas setiap kali dirinya mencoba mengambil perhatian Jason selalu gagal dan berakhir mendapat pengabaian. Sudah dua tahun Karen menjalin hubungan dengan Jason namun tidak pernah sekalipun Jason mengatakan perasaan cinta kepadanya. Miris sekali nasib seorang tunangan yang terlantar.

" Tidak. Aku tidak akan melepas laki-laki sempurna seperti, Jason," batin Karen dalam hati.

" Jas, aku mau secepatnya kita mengadakan pernikahan. Usia kamu dan aku sudah cukup untuk menuju jenjang pernikahan. Apa kata orang nanti jika kamu tidak segera menikahi aku. Apalagi di luar sana banyak sekali godaan yang terus berdatangan. Aku tidak mau kalau kita sampai putus,"

" Jason dengar, aku akan melakukan apapun asal kamu mau menikah sama aku," ucap Karen serius.

" Nanti akan aku pikirkan. Sekarang cepatlah pergi dari ruangan ku karena aku akan segera meeting," ucap Jason berlalu meninggalkan Karen sendiri di ruangannya.

Selepas Jason meninggalkan ruangan, Karen pun ikut beranjak dan meninggalkan ruangan. Ia ingin pergi ke spa untuk menyegarkan kembali suasana hatinya yang selalu kacau karena tunangannya Jason. Bukankah berpura-pura bahagia adalah keahlian yang sulit, maka dari itu Karen selalu mengalihkan rasa sesak akibat pengabaian Jason dengan hal-hal yang menyenangkan baginya.

...****************...

Hari ini Marvel memaksa Lala untuk mengantarnya menjemput triplet pulang sekolah. Awalnya Marvel datang ke kedai Lala untuk mengajaknya makan siang bersama namun Lala harus menjemput triplet karena sekarang sudah jam pulangnya mereka. Akhirnya mau tidak mau Lala mengikuti ajakan Marvel yang menawarkan akan menjemput triplet terlebih dahulu.

Marvel dan Lala turun dari mobil usai mobil Marvel sampai di parkiran sekolah triplet. Marvel kemudian mengikuti Lala yang berjalan ke tempat dimana dirinya biasa menunggu.

'' Kamu bisa menunggu ku di mobil, Marvel'' ucap Lala yang menyadari jika Marvel bersikeras untuk ikut padahal sudah Lala sarankan untuk menunggu.

'' Di mobil panas, La. Mana sendirian lagi, mending aku ikut kamu,'' jawab Marvel yang kekeh mengikuti Lala. Mereka berdua berjalan layaknya sepasang orang tua yang sedang menunggu anaknya bersekolah.

'' Wah, Ibu Lala. Apa ini suami Bu Lala? '' tanya seorang ibu-ibu yang juga sedang menunggu anaknya.

'' Bukan, bu. Kebetulan dia adalah teman saya,'' jawab Lala merasa sedikit kikuk. Pasalnya ia menjadi sorotan pandangan oleh para wali murid yang sedang menunggu.

'' Jadi, ini yang buat kamu melarang aku ikut,'' bisik Marvel di telinga Lala.

Lala mengabaikan bisikan Marvel di telinganya. Ia sudah biasa menghadapi pertanyaan, tuduhan, atau bahkan cemoohan dari orang lain seputar statusnya. Ini adalah salah satu hal wajar yang harus ditanggung oleh seorang perempuan yang memiliki anak tanpa suami. Terkadang Lala menyesali mengapa nasibnya seperti ini. Cita-cita yang pupus akibat kesalahan malam itu. Malam yang berawal dari kesalahannya sendiri yang salah masuk kamar dan berakhir dengan kehadiran triplet.

Marvel memahami Lala yang merasa kikuk karena pandangan orang yang mengamati mereka. Pasalnya Marvel baru pertama kali menginjakkan kaki di sekolah triplet. Untuk menetralisir keadaan, Marvel sedikit menyapa para wali murid agar mereka tidak salah paham dengan Lala.

Tak berselang lama tiplet terlihat berjalan menuju ke arah Lala yang telah menunggunya. Mereka bertiga kompak, mengucapkan salam kepada Marvel yang sudah mereka ketahui adalah teman mamanya.

Mereka berlima pergi meninggalkan area sekolah dan menuju restoran untuk makan siang bersama. Triplet setuju saja menerima tawaran dari Marvel berbanding terbalik dengan Lala yang mencoba menolak. Lala hanya tidak ingin mendapatkan gosip-gosip miring tentang dirinya.

'' Seharusnya kamu tidak perlu mengajak aku dan anak-anak pergi makan siang,'' ucap Lala usai menyerahkan daftar pesanan kepada pelayan restoran.

'' Kan tadi aku sudah bilang ingin mengajak kamu makan siang. Anak-anak juga mau, apa kamu tidak kasihan melihat mereka yang kelaparan sehabis pulang sekolah?''

'' Iya, tapi kan mereka bisa makan di rumah. Aku tidak enak dengan kamu. Kamu tahu sendiri aku adalah seorang wanita yang sudah memiliki anak. Apa kamu tidak risih jika mendapat gosip nantinya?''

'' Sudahlah. Gosip akan selalu mengalir ada sepanjang kamu hidup. Jadi mana mungkin manusia hidup bisa menghindari dari yang namanya gosip?'' ucap Marvel dan berhasil membuat Lala menerima argumen itu.

'' Hm, kamu benar. Selama ini aku selalu berusaha menghalau gosip dengan selalu menghindar, namun masih tetap saja ada orang yang membicarakan ku tanpa kebenaran yang mereka tahu. Jadi aku rasa mulai sekarang aku harus mulai menikmati hidup dengan mengabaikan gosip. Apa itu terlihat lebih baik?''

'' Tepat sekali,'' ucap Marvel dan Lala yang tersenyum mendengarnya.

Triplet mereka asyik mengamati furniture yang ada di restoran. Mereka melihat berbagai barang sederhana yang disulap menjadi barang pakai dengan kualitas tinggi. Lala memanggil triplet yang asyik melihat patung dari batu baterai yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah karya berbentuk seperti hewan. Triplet berlari menuju ke meja Lala dan Marvel karena makanan sudah datang.

'' Ayo, anak-anak kita makan,'' ajak Marvel kepada triplet.

Kali ini mereka memakan masakan barat yang disediakan oleh restoran itu. Lala membantu triplet memotong steak yang mereka pesan. Makanan yang berbahan dasar daging itu masih cukup membuat triplet kesulitan memakannya. Walaupun triplet sudah terbiasa makan sendiri namun triplet masih asing dengan masakan dari luar.

'' Om masih susah membedakan kalian. Jadi apa kalian bisa bantu om memberikan salah satu ciri khas kalian agar om bisa membedakannya?'' ucap Marvel membuka suara di sela-sela makan mereka. Ia hanya ingin bertambah akrab dengan triplet anak Lala.

'' Tidak bisa om. Cuma orang yang Ber IQ tinggi saja yang bisa membedakan kami,'' ucap Oliver.

'' Oh ya? Om akan coba buktikan, kalau om bisa mengenali kalian tanpa kalian menyebutkan nama kalian terlebih dahulu. Tadi di mobil kalian sudah memperkenalkan nama kalian. Baiklah sekarang om mau tebak nama kalian satu persatu,'' ucap Marvel kemudian mulai memperhatikan triplet.

'' Mulai dari kamu. Kamu namanya Matt karena kamu sangat irit bicara dan lebih banyak diam. Pasti benar kan? Mama kamu yang cerita,'' ujar Marvel dan diangguki Matt.

'' Lalu yang duduk dengan Lala adalah Oliver. Yang paling cerewet dan manja diantara ketiganya. Kemudian yang tengah jelas Max. Max yang selalu bijak dan terkadang usil sama Oliver,''

'' Wah, om hebat. Bisa langsung hafal sama kita bertiga. Mama pasti bisikin Om Marvel kan tadi?''

'' Eh kok bawa-bawa mama ya. Mama enggak bantuin Om Marvel loh,''

Dan masih berlanjut obrolan mereka hingga makanan yang mereka makan tandas. Triplet cukup menerima Marvel dengan baik. Buktinya mereka selalu bercanda karena Marvel yang sering melontarkan banyak candaan. Terkadang Lala merasa diabaikan karena mereka berempat bercanda dan bercerita seputar bola. Sedangkan Lala sangat tidak menyukai olahraga yang Lala tahu cara bermainnya dengan memperebutkan satu bola. Bukankah bola harganya tidak terlalu mahal? Mengapa masih saja diperebutkan. Terkadang Lala juga merasa konyol karena berpikiran seperti itu.