Duke Arland.
Seorang Duke yang dingin dan kejam. Selama menikah, dia mengabaikan istrinya yang sangat menyayanginya, hingga sebuah kejadian dimana dirinya harus berpisah dengan istrinya, Violeta.
Setelah kepergian istrinya, dia bertekad akan mencari istrinya, namun hasilnya nihil.
......
Violeta istri yang sangat mencintai suaminya. Selama pernikahannya, ia tidak di anggap ada, hingga sebuah kenyataan yang membuatnya harus pergi dari kediaman Duke.
Kenyataan yang membuatnya hancur berkeping-keping. Violeta yang putus asa pun mencoba bunuh diri, sehingga jiwa asing menemani tubuhnya.
Lima tahun kemudian.
Keduanya di pertemukan kembali dengan kehidupan masing-masing. Dimana keduanya telah memiliki seorang anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obrolan Kaisar Fictor
Keesokan harinya..
Violeta di kejutkan oleh kedatangan Kaisar Fictor dan Kesatria Gio. Kedua laki-laki itu membawa lima pelayan dan beberapa kotak sebagai hadiah kedatangannya. Violeta ingin sekali tidak menemui mereka, apa lagi suasana hatinya tidak tenang dan masih di rundung pilu, namun demi menjaga kesopanan, ia hanya bersabar sebisa mungkin.
"Siapkan semua camilan yang terenak, kita akan menjamu Baginda."
Kaisar Fictor melirik kanan kiri, mencari keberadaan gadis kecil. "Dimana Yang Mulia Duke?" tanya Kaisar Fictor sedikit berbasi-basi.
"Pelayan, panggilkan Yang Mulia Duke dan yang lainnya."
"Baik, Nyonya." Salah satu pelayan yang berdiri di sampingnya langsung memutar arah ke kamar tamu.
Pantas saja, calon istri ku cantik. Ibunya saja cantiknya seperti ini. Apalagi Duke Arland, dia pasti tergila-gila sampai mencarinya kesini. Calon istri ku pasti cantik seperti nyonya Violeta. Seandainya bukan istri Duke, sudah aku sikat dia menjadi istri ku satu-satunya. Hais, pikir apa kamu Fictor masak calon ibu mu juga mau di embet. Sadar-sadar otak bodoh, dia calon ibu mertua mu dan Aleta akan menjadi satu-satunya istri mu. Uh, aku memang bozan pada mereka, setelah Aleta jadi istri ku, aku akan mencari kesalahan mereka. Apa lagi Permaisuri, sukanya hanya menggoda ku dan mengganggu ku saja seperti hantu di mana-mana batin Kaisar Fictor.
Dia mengangguk-ngangguk sendiri, Kesatria Gio yang melihatnya ingin sekali memukul kepalanya. Entah apa yang di pikirkan laki-laki di sampingnya itu. Katanya mau jadi menantu idaman, tapi kenapa malah membuat kesan buruk. Apalagi melihat nyonya Violeta yang bergidik ngeri, pasti dia menyangka Kaisar Fictor agak miring.
"Baginda?"
Kaisar Fictor melirik ke arah Kesatria Gio yang berdiri dengan sigap di sampingnya."Apa?!" ketus Kaisar Fictor.
"Apa Baginda memikirkan sesuatu? jangan membuat Nyonya Violeta merasa risih."
Kaisar Fictor tersenyum ke arah Violeta. Benar, tadi calon ibunya pasti berpikir aneh-aneh.
"Baginda." Sapa seseorang, terlihat tiga orang yang memberikan hormat padanya.
"Duduk saja Duke, jangan sungkan. Anggap saja kita sebuah keluarga."
Violeta semakin menaikkan sebelah alisnya. Keluarga, semenjak kapan mereka menjadi keluarga. Sungguh aneh, ia tidak mengerti pikiran Kaisar Fictor.
"Ah iya, maaf saya tidak tahu tidak menyambut Baginda."
"Tidak apa-apa, santai saja." Sahut Kaisar Fictor.
Kenapa aku gugup bertemu dengan mereka. Tuhan, lancarkanlah lamaran pertama ku.
Duke Arlan duduk, kemudian Aronz duduk di samping Violeta, namun sofa yang berbeda.
Violeta mengabaikan keberadaan keduanya, ia tahu, kedua laki-laki itu sedang menatapnya, namun ia mengacuhkan saja, menganggap keduanya tidak ada.
Ada apa dengan mereka? apa kedua calon mertua ku bertengkar atau ada sesuatu? tunggu, bukankah Duke Arland memiliki istri, lalu Duchess Violeta.. Oh, astagah!! otak ku kenapa tidak bisa mencerna kehidupan mereka. Calon menantu apa diriku, aku tidak bisa membiarkan keduanya menjauh, pasti calon istri ku begitu sedih. Aku harus menyatukan mereka dan menendang istri muda Duke. Aku yakin, dia pasti menggunakan ide licik untuk memperangkat Duke. Huh, aku sudah kebal. Di antara banyak wanita di istana ku memang seperti itu, tapi aku yakin, Aleta ku tidak akan seperti mereka.
"Silahkan Baginda." Violeta mempersilahkan Kaisar Fictor menyeruput teh hangat dan camilan yang baru saja datang di depan mereka.
"Ah iya, ibu."
Seketika kedua tangan Kaisar Fictor membungkam mulutnya.Kesatria Gio langsung membatu, nyawa seakan menghilang saat itu juga.
"Maaf-maaf, tadi saya teringat dengan Ibu. Kecantikan Duchess dan kebaikan Duchess membuat saya teringat pada Ibu," ujar Kaisar Fictor lirih. Kebohongannya bertambah, ingin sekali ia mengunci mulut embernya itu.
"Oh,," Violeta mengangguk. Sedangkan semuanya yang awalnya terkejut kini telah santai.
Duke Arland mengiyakannya, Violeta sangat baik, dia wanita yang ceria dan lembut, hanya saja dirinya yang begitu bodoh.
"Kapan Duchess akan pulang? apa Duchess akan lama berlibur di sini?" tanya Kaisar Fictor berbasa-basi. Dia sudah tahu, Violeta pergi meninggalkan Duke mungkin karena sebuah kesalahpahaman di antara mereka.
"Emm... itu.. saya tidak tahu Baginda, tapi saya betah di sini."
"Saya senang, Duchess mau berlibur. Jika tidak sibuk atau sebelum kepergian Duchess. Saya mengundang Duchess dan seluruh keluarga Duchess dan Duke untuk ke istana."
Violeta mengangguk samar, ia tidak yakin akan pulang meskipun sudah memenuhi undangan dari Kaisar Fictor.
"Ibu... " Suara kedua anak kecil di ujung tangga lantai bawah itu membuat semua orang menoleh. Alfred yang menggunakan kemeja berwarna putih, rompi berwarna merah, celana pendek dan dasi berbentuk pita di lehernya di hiasi oleh batu Zamrud berwarna putih.
Sedangkan Aleta, menggunakan gaun berwarna putih. Rambut hitamnya tergerai dan bergelombang, kecantikan yang mulus tanpa make up yang berlebihan.
Wus
Seperti di sapa angin yang menyapanya, Kaisar Fictor merasakan sebuah kesejukan. Jantungnya bagaikan bom yang siap meledak, ia membayangkan Aleta tumbuh menjadi gadis yang cantik dan tersenyum lembut ke arahnya.
Kesatria Gio berderhem, membuyarkan lamunan Kaisar Fictor.
Aleta dan Alfred memberikan hormat pada Kaisar Fictor. Setelah itu, keduanya duduk di samping Aronz.
"Ah, maafkan saya yang mengganggu waktu kalian. Saya hanya ingin tahu saja dan saya khawatir Yang Mulia Duke tidak kembali ke istana."
"Terima kasih karena telah mengkhawatirkan saya Baginda."
"Oh, ada apa dengan Aronz sepertinya dia sakit? padahal kemarin dia baik-baik saja."
Aronz semakin menunduk, "Saya baik-baik saja Baginda, mungkin tubuh saya memang lemah," ujarnya.
Kenapa dia tidak bilang?
"Saya akan memanggilkan Dokter istana," ujar Kaisar Fictor.
"Tidak perlu Baginda, terima kasih banyak. Aronz sudah di periksa." Sela Duke Arland.
Tak teras obrolan mereka telah usai sampai waktu siang hari, Kaisar Fictor kembali ke istana. Sedangkan Violeta langsung pergi setelah melihat Kaisar Fictor menghilang di depan gerbangnya.
"Tunggu Vio.. Aku ingin kita bicara berdua."
Viola menghentikan langkahnya melihat tubuh kekar Duke Arland menghalangi jalannya.
"Baiklah, kita akan berbicara."
akoh mampir Thor