NovelToon NovelToon
Pernikahan Yang Tak Diinginkan

Pernikahan Yang Tak Diinginkan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:37.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: MeeGorjes

Apa yang terjadi jika lelaki yang menjadi calon suami melarikan diri bersama sahabatmu sendiri tepat di hari pernikahan ?

Setelah terlambat satu setengah jam dari jadwal akad nikah, akhirnya seseorang menjemput Sabina dari kamar hotelnya untuk menemui lelaki yang baru saja membacakan ijab kabulnya.

Sabina terkejut luar biasa ketika yang berada disana bukanlah Andre yang menjadi kekasihnya selama ini. Melainkan Gibran yang merupakan sahabat dari calon suaminya dan juga kekasih Amanda sahabatnya. Bahkan Minggu lalu Sabina membantu Gibran untuk memilihkan cincin yang akan digunakan Gibran untuk melamar Amanda.

Tapi sekarang cincin pilihannya itu melingkar indah di jari manisnya sendiri, tak ada nama Gibran dalam lingkarannya. Mungkin memang sudah takdir ia terikat dengan lelaki yang tidak mencintainya.

Bagaimana nasib pernikahan yang tak diinginkan keduanya ini ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeeGorjes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bingung Judulnya

Happy reading ❤️

Sabina dan Gibran tengah berdiri di hadapan kaca besar di bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Mereka baru saja mengantarkan ibu Gibran kembali ke kampung halamannya, setelah menghabiskan waktu selama 2 Minggu bersama anak juga menantunya.

Sabina mengusap air bening yang membasahi pipinya ia merasa sedih karena ditinggalkan. Meski belum lama kenal tapi dia sudah merasa sayang seperti pada ibunya sendiri. Mungkin karena selama 18 tahun ini Sabina hidup tanpa seorang ibu sejak ia mengalami kecelakaan lalu lintas pada waktu itu.

Ayah Sabina pun memutuskan untuk melajang karena ia begitu fokus pada kesembuhan anaknya agar dapat berjalan kembali dengan normal walaupun sulit, tapi berbagai macam cara telah mereka tempuh hingga Sabina bisa berdiri tegak seperti sekarang ini meskipun masih memiliki kekurangan.

Sabina ingat beberapa jam yang lalu ketika ibu mertuanya akan pulang kembali ke kampungnya. Sebelum meninggalkan rumah Sabina, ibu mertuanya itu sengaja mendatangi menantunya itu dan mengajak untuk duduk bersama.

"Bina, maaf bila selama tinggal disini ibu merepotkanmu." Ucapnya tulus meski uara dingin dan tegas itu tak bisa lepas dari wajahnya.

"Kalian berdua semoga baik-baik saja, walaupun ibu tahu pernikahan ini bukanlah yang kalian inginkan  dan kalian juga belum saling mencintai tapi ibu yakin seiring berjalannya waktu perasaan itu akan tumbuh. Mungkin bukan perasaan cinta tapi rasa sayang dan saling membutuhkan akan tumbuh diantara kalian berdua. Percayalah..." Lanjutnya lagi dan Sabina tak menjawab atau pun memotong pembicaraan ibu mertuanya itu. Ia hanya mendengarkan dan meresapi setiap kata yang ia dengar.

"Jika terjadi perselisihan hadapi dengan kepala dingin. Karena bagaimanapun juga kalian adalah 2 kepala dengan isi dan pemikiran yang berbeda. Dan jangan pernah sekali-kali salah satu dari kalian pergi ketika sebuah masalah terjadi. Maksud ibu, jangan salah satu dari kalian pulang ke rumah atau Gibran kembali ke apartemennya tapi hadapi dengan kepala dingin hingga kalian berdua bisa mengambil jalan keluar. Jangan ragu bicara pada ibu bila Gibran berlaku jahat atau menyakitimu." Jelasnya panjang lebar tapi Sabina tak jua menanggapi. Menantunya itu hanya menatapnya dengan pandangan mata yang dalam.

"Apa kamu marah karena ibu bicara seperti ini ?"

"Tidak ibu, aku tidak marah sama sekali. Malah aku senang mendapatkan nasihat dari ibu. Terimakasih sudah menerima aku sebagai menantu walaupun kita baru saja bertemu." Ucap Sabina tulus.

"Ibu... Katakan lagi apa yang harus aku lakukan agar dapat menjadi istri yang baik," ucap Sabina sembari menyenderkan kepalanya pada bahu ibu mertuanya itu.

Ibu Gibran yang sedikit kaku merasa tak percaya bahwa Sabina akan bereaksi seperti itu, ia tersenyum untuk sesaat dan kemudian kembali memberikan nasihat-nasihat pada Sabina sebelum akhirnya Gibran datang untuk menjemput mereka.

Sabina kembali mengusap pipinya yang basah.  Gibran melirik dengan ujung matanya, ia tak percaya jika Sabina begitu merasa kehilangan. Hati Gibran begitu tersentuh karena selama ini hanya Sabina yang tulus menyayangi ibunya yang terkesan dingin dan tegas itu. Bahkan Amanda saja enggan untuk bertemu ibunya sehingga Gibran yang mati-matian membujuk ibunya untuk bisa menerima Amanda.

"Ayo pulang," ajak Gibran yang membuat Sabina tersadar dari pikirannya sendiri.

"Ayo," jawab Sabina dan kemudian berjalan beriringan dengan suaminya itu.

Tak ada genggaman tangan atau jemari bertautan, hanya berjalan bersama begitu saja. Sesekali mereka saling berbicara hingga keduanya memasuki mobil Gibran dan kembali ke rumah.

Hari telah berganti gelap ketika keduanya tiba, mereka menikmati makan malam bersama di meja makan dan ada yang selalu membuat Gibran senang karena Sabina yang selalu menyiapkan makannya walaupun Gibran tahu Sabina lelah, tapi istrinya itu tetap melayaninya dengan baik. Bahkan beberapa hari ini Sabina selalu memasak makanan kesukaannya. Gibran yakin Sabina diajari oleh ibunya untuk memasak.

Sabina sudah berganti dengan piyama tidurnya dan duduk di tepian ranjang dengan sebuah benda pipih di tangannya.

Gibran memasuki kamarnya dengan perasan cemas, tak ada alasan lagi untuk tidur bersama. Ibunya telah pulang, kini saatnya kembali kepada kenyataan bahwa mereka bukanlah pasangan suami istri pada umumnya. Padahal selama 2 Minggu ini Gibran begitu merasa nyaman tidur dengan istrinya itu meskipun 2 guling akan dengan setia menjaga jarak mereka. Tapi melihat Sabina tertidur di sampingnya, mendengar nafas teraturnya membuat Gibran merasa kan damai dan nyaman. Ia merasa tak sendirian lagi.

Pikiran tentang Sabina terus menari dalam kepalanya, dan apa yang harus ia ucapkan pada Sabina ?  Apa Gibran harus berterus terang jika sebenarnya ia enggan untuk tidur terpisah. Apa yang akan Sabina jawab nanti.

"Bina, belum tidur ?" Tanya Gibran dengan dada berdebar. Ini saatnya menentukan apa yang terjadi selanjutnya.

"Belum, aku nunggu kabar dari ibu. Katanya ibu akan langsung ngabarin aku kalau udah sampai," jawab Sabina tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih itu.

"Sabarlah, mungkin ibu belum mengaktifkan ponselnya." Ujar Gibran menimpali.

"Hu'um sepertinya begitu." Gumam Sabina masih belum juga menolehkan kepalanya padahal sang suami telah berdiri cukup lama dengan perasaan kacau tak menentu.

"Bina... A.. aku...," Ucap Gibran ragu.

Sabina pun mengangkat wajahnya dan menatap Gibran yang kini berdiri tepat di hadapannya.

"A.. aku..." Ucap Gibran lagi. Tiba-tiba lidahnya terasa kelu tak bisa berkata-kata.

"Kamu, boleh tetap tidur sebelah aku. Jika kamu mau," ucap Sabina seolah dapat membaca pikiran suaminya itu.

"Eh ?" Gibran tercengang tak percaya.

"I... Itu jika kamu mau," ucap Sabina terbata dan kini semburat merah timbul di kedua pipinya.

"Tentu aku mau. Terimakasih." Jawab Gibran yang kini merasa gemas pada istrinya. Sumpah demi apapun, Gibran sedang bersorak dalam hatinya. Jika saja ia tak merasa malu mungkin saat ini Gibran akan berteriak karena senang.

Tapi seperti halnya sang ibu, Gibran memiliki raut wajah yang terkesan dingin juga tegas sehingga rasa senang itu bisa ia sembunyikan dengan sempurna.

Gibran berjalan memutar dan menaikkan tubuhnya ke atas ranjang. Tak lama kabar yang ditunggu pun telah tiba. Ibu Gibran telah tiba dengan selamat.

Keduanya mematikan ponsel mereka dan bersiap untuk memasuki alam mimpinya.

"Selamat malam Gibran," ucap Sabina sebelum ia memutarkan tubuhnya membelakangi Gibran.

"Selamat malam Bina," jawab Gibran dan kemudian memutar tubuhnya juga.

Meski mereka tidur dengan saling membelakangi, tapi sebuah senyuman terukir di bibir keduanya. Gibran maupun Sabina merasa senang masih bisa tidur bersama.

***

Siang di keesokan harinya Amanda berada di apartemennya, ia merasa bila Andre mulai mencurigai apa yang ia lakukan di belakang kekasihnya itu. Sehingga ia memutuskan hari ini untuk tetap tinggal di apartemen.

Sepertinya Dewi keberuntungan sedang berpihak padanya, karena benar saja Andre pulang ke apartemen siang ini dan terkejut mendapati Amanda di sana.

"Tumben kamu pulang Sayang," ucap Amanda menyambut kedatangan Andre.

"Kamu gak pergi ?" Tanya Andre heran.

"Aku lagi cape cari ibu, mungkin besok aja." Jawab Amanda bohong.

"Aku harus ke Surabaya selama 2 Minggu ini. Ada proyek besar yang harus aku lakukan di sana."

"2 Minggu ? Lama sekali... Aku harus bagaimana tanpamu?" Tanya Amanda dengan manjanya.

"Ini mendadak sekali, kamu bisa nyusul kalau mau." Ucap Andre.

"Tentu sayang setelah ibuku ketemu, aku akan langsung terbang ke Surabaya untukmu."

"Baiklah, jangan merasa terbebani olehku. Carilah dulu ibumu, itu lebih penting."

Amanda tersenyum senang, dalam hati ia bersorak gembira. Bayangan kehidupan bebas tanpa Andre selama 2 Minggu adalah sesuatu yang membuatnya bahagia.

Amanda segera memeluk kekasihnya, meraih bibir Andre dan menyesapnya dalam. Ia akan memberikan hadiah pada kekasihnya itu sebelum pergi.

***

Sore itu Gibran harus kembali ke apartemennya karena besok ia harus mengikuti seminar di Bandung selama 4 hari ke depan. Banyak berkas juga kebutuhan lainnya yang ia tinggalkan di sana.

Dengan berat hati ia memutar kunci apartemen yang telah satu bulan lebih ini ia tinggalkan. Langkahnya terasa berat ketika ia memasuki ruangan yang gelap dan sedikit berbau apek karena lama ditinggalkan.

Hal pertama yang ia lihat adalah photo Amanda yang  tersenyum dengan bibir merahnya tergantung di dinding tak jauh dari tempat tidurnya. Photo seukuran poster film itu terlihat sangat nyata dan membuat hati Gibran bergejolak hebat.

Ada rasa benci, kecewa juga rindu.

Ya... Gibran hanya lelaki biasa yang jatuh cinta dengan dalamnya pada wanita yang salah.

Lama Gibran berdiri terpaku memandang photo wanita yang telah meninggalkannya, hingga bunyi benda pipih dari dalam saku celananya terdengar.

"Ha... halo," jawab Gibran tanpa mengalihkan pandangannya dari photo Amanda yang tergantung.

"Gibran, ini aku." Jawab Sabina di ujung telepon sehingga menyadarkan Gibran dari pikirannya tentang Amanda.

"Ah Bina, kenapa ?" Tanya Gibran yang tiba-tiba merasa tak enak hati.

"Kamu di mana ? Masih di tempat praktek ? Malam ini kita makan diluar yuk ?"

"I... Iya.. aku ditempat praktek." Jawab Gibran bohong. Kini ia merasa menjadi suami yang takut ketahuan selingkuh oleh istrinya.

"Gimana mau gak ?" Tanya Sabina lagi.

" Sure, kamu bersiaplah. Aku jemput jam 7 malam dan kita langsung pergi." Jawab Gibran.

"Baiklah. Aku tunggu di rumah," dan Sabina pun memutuskan hubungan telepon mereka.

Gibran langsung menurunkan photo itu dan meletakkannya di atas lantai. Ia segera mencari dan membereskan segala sesuatu yang ia butuhkan untuk seminar nanti. Setelah selesai, Gibran pun keluar dari apartemennya itu dengan beberapa benda yang memenuhi tangannya. Bahkan ia lupa untuk mencari paper bag karena saking paniknya.

Apartemennya terasa begitu sepi, ia berjalan sendirian melewati lorong kamar dan tak lama seorang wanita berjalan di belakangnya dengan jarak yang cukup jauh.

"F*ck" maki Gibran ketika beberapa benda jatuh dari dekapannya dan membuat Gibran harus membungkuk untuk mengambil apa saja yang terjatuh. Cukup lama ia melakukan itu, tapi anehnya wanita yang berjalan di belakang Gibran tak jua mendahuluinya.

Gibran kembali meneruskan perjalanannya menuju pelataran parkir, ia meletakkan semua bawaannya diatas kap mobil dan segera ia membuka pintu mobilnya.

Begitu juga dengan wanita yang dari tadi berjalan di belakangnya, kini wanita itu bersiap memasuki mobil mewahnya yang berwarna merah menyala. Mobil yang akhir-akhir ini sering Gibran lihat di rumah sakit terparkir tak jauh dari miliknya.

Wanita itu mengenakan pashmina untuk menutupi kepalanya, masker juga kacamata hitam yang menutupi sebagian besar wajahnya. Meski begitu Gibran rasanya hapal dengan bahasa tubuhnya.

Sadar diperhatikan, Amanda pun dengan panik memasuki mobilnya. Ia segera menekan tombol start untuk menyalakan mesin mobil dan tak lama gedoran di pintu kaca menyadarkannya.

"Manda !!! Manda buka pintunya," teriak Gibran sembari memukuli kaca dengan kepalan tangannya.

Amanda tersentak hingga kain penutup kepalanya turun dan dirinya semakin jelas terlihat.  Segera ia menjalankan mobilnya meski Gibran masih menggedor kaca mobil.

Gibran berlari menuju mobilnya da dengan cepat menyalakan mobil dan menjalankannya. Ia berusaha mengejar mobil Amanda yang masih berusaha keluar dari pelataran parkir apartemennya.

"Manda tunggu !!! Tunggu aku Manda !!!" Gumam Gibran dengan tak sabaran.

Bersambung ya temans...

Mumpung Senin vote bagi yang ikhlas.

Thanks

Love you Genks ❤️❤️❤️

1
Sumar Sutinah
Luar biasa
Nurjana Bakir
mantap
mbak mimin
sekali tamak y ttp tamak
Anisatul Azizah
eleh eleh... amnesia pak, masih deg2an habis dicium Manda di klinik?
Andre g smp sentuhan fisik intim lho sm Bina
Anisatul Azizah
kalo aku jd kamu Bina, aku usut sampai tuntas mengenai "merayunya" ini🤣
Anisatul Azizah
jelasin juga donk, kalo kamu jg pgn kembali menjalin hubungan dg Gibran... dasar!
Putri Matahari
Luar biasa
Maya Lara Faderik
cerita yang menarik sudah berapa kali membacanya pun tak pernah bosan
buat pengetahuan untuk diri sendiri banyak pelajaran dalam cerita ini..
tQ Thor idea yang bernas..semoga sentiasa sihat selalu.. tetap menyokong selalu sukses selalu ya Thor..
Herwendi Januari
Luar biasa
Adelina Simatupang
aku padamu gibran
Adelina Simatupang
yee, akhinya kata cinta keluar juga dari mulut Sabrina, otw malam pertama gibran....
Nina Nurhasanah
Kecewa
Nina Nurhasanah
Buruk
Fera Susanti
ga pernah bosen mengulang membaca nya..
Phoobe Pudji
Luar biasa
MeeGorjes🍌Peak_fam😜: terimakasih kak ♥️
total 1 replies
Ika Savitrie
Menarik ❤❤
MeeGorjes🍌Peak_fam😜: terimakasih kak ♥️
total 1 replies
Sri Sulis
meski udah berkali kali tamat sll pingin ngulang baca lagi .... mksh kak mee.... sukses sll
Muza
aku udah bc semua karyamu thor, di aplikasi
sebelah aku jg udah bc semua, aku tunggu karya terbarumu thor, semangat berkarya
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
gitu dong baru laki2 gibran huhu. semoga direstui yaa.
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
dasar gibran wkwk bukan berkas yg tertinggal tapi hatinya bina wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!