Angkasa, Bintang, dan Langit adalah anak yang dilahirkan Cantika. Karena kejadian satu malam dengan pria asing, saat dirinya pergi dinas ke Bali untuk menggantikan atasannya, membuat dia hamil diluar nikah.
Dia tidak tahu kalau ayah dari anak - anaknya adalah ALEXANDER GREEN ANDERSSON seorang CEO GALAXY, perusahaan terkenal di Amerika.
Alex adalah seorang CEO yang selalu menjaga diri dari wanita. Karena trauma masa kecilnya. Pertemuannya dengan Cantika membuat dirinya mengenal apa itu cinta.
Perjuangannya mendapatkan cinta Cantika tidak mudah, dengan bantuan si Trio Kancil, dirinya berusaha mendapatkan cinta dari Cantika yang telah memiliki seorang kekasih.
Cantika mendapati kenyataan kalau orang tuanya meninggal karena dibunuh, bukan karena kecelakaan. Usahanya untuk mengetahui masa lalu sang Ayah yang misteri, melibatkan dirinya dan si Trio Kancil pada bahaya.
Bersama dengan Alex, Cantika ingin meungkapkan kebenaran apa yang terjadi pada keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Keesokan harinya, cuaca cerah tidak seperti dua hari belakangan yang terus diguyur hujan. Trio Kancil hari ini diantar ke sekolah oleh Papanya, mereka senang karena seharian kemarin nggak bertemu.
" Papa... Bintang kangen !!! ", suara manjanya langsung menyapa Alex begitu mereka bertemu.
Bintang berlari memeluk Alex, dan di ikuti dua saudara kembarnya.
" Langit juga kangen Papa !!! ", Si bungsu nggak mau kalah. Dan mendapat ciuman dikeningnya dari Alex.
" Papa juga kangen kalian ", balas Alex sambil memeluk ketiga anaknya.
" Angkasa kangen gak sama Papa ? ", tanyanya pada anak Sulungnya.
" Kangen...", jawabnya singkat sambil menganggukkan kepala.
" Semua sudah siap berangkat ?! ", Tanya Alex pada si Trio Kancil.
" Sudah !!! " Jawab mereka serempak.
" Sana pamit dulu sama Mama, ya ! " perintah Alex sama anak - anaknya itu.
Semenjak Alex datang tadi, dia belum bertemu sama Cantika. Entah dimana Cantika berada, biasanya dia selalu ada menemani saat anak - anaknya mau berangkat ke sekolah. Terdengar suara anak - anak mengucapkan salam pada Cantika. Tak lama mereka muncul sambil membawa bekal untuknya.
* * * * * * *
Cantika hari ini datang ke cafe, setelah seharian kemarin istirahat. Walau diganggu Gaya supaya bercerita apa saja yang terjadi padanya itu. Cafe hari ini sangat ramai, apalagi mahasiswa yang baru bubar pulang dari kampus, banyak yang singgah dulu. Walau cuma beli minuman dan nongkrong sama teman - temannya. Sehingga Cantika pun ikut membantu.
Saat pembeli mulai surut, Cantika dikejutkan dengan kedatangan Arga ke cafenya. Arga mengajak Cantika untuk bicara empat mata. Tapi Cantika menolaknya, dia memilih bicara di meja dekat pintu dapur saja. Cantika merasa tidak enak sekarang kalau hanya berduaan saja dengan Arga. Walaupun dari dulu mereka jarang berduaan, pasti selalu saja ada orang lain yang bersama mereka. Berita tentang pertunangan Arga dan Anggit juga ramai dibicarakan, karena banyak wartawan yang diundang ke pesta saat itu.
Dalam pertemuannya Arga bilang kalau dia masih sangat mencintai Cantika. Dan meminta Cantika jangan berpaling darinya, dan jangan sampai memberikan kesempatan untuk laki - laki lain masuk ke dalam hatinya. Karena dia sedang merencanakan cara untuk menggagalkan pertunangannya itu. Cantika hanya diam saja sambil menundukkan kepalanya menahan tangis. Arga juga berjanji secepatnya dia akan membereskan masalahnya ini. Arga juga mengungkapkan kekesalannya karena Anggit, pada Cantika. Dia juga meminta pada Cantika untuk selalu berhati - hati, apabila ada hal yang mencurigakan lapor padanya atau lapor polisi. Karena Arga tahu Anggit bukanlah wanita yang suka beromong kosong. Anggit itu tipe wanita ambisius dan pekerja keras.
Hampir satu jam Arga mengajak bicara Cantika, walau kebanyakan Arga-lah yang berbicara. Cantika hanya menjawab pendek dan seperlunya saja. Dan mereka mengakhiri pembicaraannya saat Aria dan Mentari datang ke cafe.
Sepuluh menit setelah Arga pergi, Anggit datang dan melabrak Cantika yang sedang melayani pembeli.
" Heh...!!! ", Anggit mendorong Cantika yang sedang berdiri di samping meja pembeli.
" Sudah aku beri peringatan padamu, jangan pernah dekat - dekat lagi sama Arga !!! ", suara Anggit melengking.
" Kamu jangan jadi wanita murahan yang menginginkan calon suami orang lain, dong !!! ",
" Apa kamu sudah nggak laku ?! Karena sudah punya anak diluar nikah !!! ", Anggit membuka aib Cantika didepan umum.
Karena orang - orang tidak tahu kalau si kembar itu anak diluar nikah. Bahkan para pegawainya pun tidak ada yang tahu. Walau Cantika tidak memiliki suami, kebanyakan orang berpikir kalau suaminya Cantika sudah meninggal atau bercerai.
Cantika begitu terkejut saat Anggit mengungkapkan aib dirinya yang berusaha dia sembunyikan dari dunia. Biar hanya orang terdekatnya saja yang mengetahuinya. Bahkan anak - anaknya pun tidak tahu.
" Atau kamu memang adalah wanita murahan yang menyembunyikan diri dengan kerudung kamu itu !!! ", masih dengan suara tingginya Anggit menghina Cantika.
Wajah Cantika sudah memerah akibat marah yang ditahannya. Rasanya dia ingin menampar mulut Anggit yang seenak udelnya sendiri ngomong yang nggak - nggak tentang dirinya dan anak - anaknya. Air matanya pun mulai menggenang di matanya yang indah. Menahan sakit dihatinya akibat hinaan yang dilontarkan Anggit.
Suara Anggit yang menggelegar ditambah suasana cafe yang mendadak hening karena melihat pertengkaran mereka berdua. Dapat didengar semua orang yang ada di cafe. Mentari yang sedang membantu di dapur pun dapat mendengarnya dengan jelas. Sehingga dia datang kedepan ingin tahu apa yang sedang terjadi. Dan dilihatnya wanita tempo hari yang memarahi Cantika, kini datang lagi. Dan makin menjadi - jadi amukannya itu.
" Si Nenek Lampir mau apa lagi dia datang kesini ? " begitu sampai pintu yang menghubungkan dapur dan ruangan cafe, Mentari melihat Anggit sedang berdiri sambil bertolak pinggang dihadapan Cantika.
" Hey... !!! Mak Lampir, ngapain kamu berbuat keributan ditempat usaha orang lain ?! ", Mentari jalan sambil tergesah - gesah menuju tempat Cantika dan Anggit berdiri.
" Eh, loe lagi... Bilangin sama Bos loe ini. Jangan jadi cewek gatel yang suka ngerebut laki orang !!! " Anggit makin sewot karena Mentari memanggilnya dengan sebutan Mak Lampir.
" Apa maksud loe, Lampir ? ", Mentari ikutan meradang.
Sekarang jadinya Anggit versus Mentari. Dan para pelanggan menjadi penonton yang setia diam menyaksikan drama live show itu.
Karena mereka semua asik terhanyut akan drama dadakan itu, tidak sadar kalau ada tiga anak kecil yang telah tiba disana beberapa saat yang lalu. Sehingga mereka mendengar kalau mereka terlahir dari hubungan diluar nikah. Mendengar itu hati mereka sakit terluka karena merasa terhina. Selama ini mereka menyangka kalau Mama dan Papanya harus berpisah karena sang Papa sedang pergi bekerja di tempat yang jauh. Sampai datang laki - laki berwajah bule yang mirip mereka datang, lagi - lagi mereka mengira kalau Mamanya dulu menyembunyikan mereka dari Papanya karena takut akan dibawa pergi olehnya. Karena Papanya meyakini kalau mereka bertiga adalah anaknya, sehingga mengajak mereka semua hidup bersama sebagai satu keluarga. Tapi saat ini ada Om Arga yang disukai oleh Mamanya.
Alex yang menyusul belakangan karena harus memarkirkan mobil terlebih dahulu. Apalagi lahan parkir penuh oleh kendaraan para pengunjung cafe.
" Ada apa ini ?" tanyanya pada ketiga anaknya yang terdiam seperti patung.
Dilihatnya wanita yang bernama Anggit sedang memarahi dan menghina Cantika. Alex sangat marah mendengar apa yang diucapkan oleh wanita berpenampilan seksi itu . Alex berjalan penuh amarah mendekati Anggit, dan dilihatnya juga Mentari datang dengan jalan tergesah - gesah dan membela Cantika. Kedua wanita itu cekcok sambil tunjuk - tunjuk satu sama lainnya.
Alex menggenggam tangan Cantika berusaha memberikan ketenangan untuknya. Cantika memalingkan wajahnya melihat wajah orang yang menggenggam hangat tangannya. Dilihatnya wajah Alex yang menatap sendu padanya, kemudian dirasakan ada tangan hangat yang menghapus air mata di pipinya. Cantika dapat merasakan ada perasaan terlindungi, setelah tadi dia merasa sangat terluka dan tertekan.
" Mentari tolong ajak anak - anak naik ke atas ! ", Alex memberinya perintah.
Baik Cantika dan Mentari terkejut saat melihat tiga sosok anak kecil berseragam sekolah dasar sedang berdiri tak jauh dari mereka. Dan Mentari pun bergegas mengajak ketiganya ke kantor Cantika yang ada di ruangan atas.
" Tadi kamu bilang apa tentang Cantika ? ",
" Wanita murahan ?! ",
" Hamil di luar nikah ?! ",
" Cewek gatel yang suka ngerebut laki orang ?! "
Suara Alex menggelegar memenuhi ruangan cafe itu.
" Asal kamu tahu. Cantika itu perempuan baik - baik yang selalu menjaga kehormatannya ! ", Alex menatap tajam Anggit.
Dan Anggit pun merasa dirinya terintimidasi. Kakinya terasa melemah dan bergetar.
" Dia tidak hamil diluar nikah !!! ", Alex menekankan perkataannya.
Tapi dalam hatinya dia memohon ampun kepada Allah karena telah berbohong. Tapi di berbohong demi kebaikan untuk menyelamatkan harga diri seorang muslimah yang baik dan terhormat. Yang selalu berusaha menjaga dirinya itu.
" Dia itu sejak dulu adalah istriku, walau tidak terdaftar. Dan saat aku pergi meninggalkannya dia dalam keadaan hamil !!! ", Alex meninggikan suaranya agar semua orang yang disana dapat mendengarnya.
* * * * * * *
merk mobilnya jd nama..
kwkkw
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
pemilik pabrik biskuit Roma Kelapa
/Joyful//Joyful//Joyful/
bantu angkasa nyari paris
kok bisa gitu yaa
/Frown//Frown//Frown/
mencari keberadaan Paris
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Trio Kancil vs Alex
/Grin//Grin//Grin/
supaya terjun bebas dan meledak
karena hanya dg cara kematian
yg akan bisa melupakan Angkasa
/Frown//Frown//Frown/
merawat anak daripada Paris
seharusnya Paris merelakan
Chelsea di rawat Cantika
coba jelasin thor ke Paris
biar ngerti dan ga ngotot mlulu
/Joyful//Joyful//Joyful/
Athena Parabola apa Athena Digital
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
/Joyful//Joyful//Joyful/
ga taunya Sibarusan
/Grin//Grin//Grin/