NovelToon NovelToon
Pahatan Waktu | Kembali Ke Masa Kerajaan Cina

Pahatan Waktu | Kembali Ke Masa Kerajaan Cina

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / TimeTravel / Tamat / Balas dendam. / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: souzouzuki

Ikuti aturan. Dibawah 21 jangan baca.

Dia hanya putra mahkota yang malang, walau wajahnya begitu tampan. Ibu tirinya mengguna-gunainya hingga ia tidak mau menikah dan tidak dapat merasakan jatuh cinta. Lebih parahnya lagi, ia jadi bodoh karena pengaruh sihir. Tapi seseorang dari masa depan datang mengambil hatinya.

Bagaimana sihir itu lenyap dan bagaimana gadis itu mengubah hidupnya?

Gadis ini bisa menyihirnya dengan sihir yang lebih hebat lagi dari kegelapan. Kebijaksanaan dan cinta adalah dua hal yang berkaitan, membentuk suatu kekuatan dan energi positif.

"Siapa kamu sebenarnya?"

"Aku bukan orang gila atau semacamnya. Aku dari masa depan, namaku Xian Zhen."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon souzouzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 28 - Pelukan Penidurku

_____________________________________________

Xia Yi perlahan membuka matanya, ia mengerjap-ngerjapkan matanya sesekali untuk memulihkan pandangannya. Terlihat dari jendela, hari sudah gelap. Tangannya mengambil sebuah benda yang terasa dingin dikepalanya itu.

"Kain?" pikir Xia Yi.

Deg.

"Ibu? Ibu?! Ibuku dimana?!" Seru Xia Yi sembari menoleh ke kanan dan kekiri.

Terlihat Xian Zhen gadisnya itu tengah tertidur setelah kelelahan mengganti kompres dan menunggu Xia Yi untuk sadar.

"Xian Zhen? Xian Zhen juga baik-baik saja?" gumam Xia Yi.

"Bagaimana aku bisa disini? Dimana pemberontak tadi? Kenapa seperti tak ada apa-apa disini?" pikirnya.

Ini mimpi atau bukan? Kenapa seakan aku baru bangun tidur disini?

"Xian Zhen! Xian Zhen! apa kau tidak apa apa?" seru Xia Yi membangunkan gadisnya itu, ia takut terjadi sesuatu juga padanya karena kedua pemberontak yang menyerangnya tadi.

"Ngh." lenguh gadisnya itu sembari membuka matanya.

"Xia Yi? Kau sudah sadar ya. Apa ada yang sakit?" tanya Xian Zhen dengan segera sembari menyentuh kening kekasihnya itu.

"Sepertinya demammu sudah hilang." gumam Xian Zhen.

"Xian Zhen! Katakan ini hanya mimpi! Dimana ibuku? Dimana pemberontak itu? Siapa yang membawaku kesini?" seru Xia Yi bertubi tubi dengan panik.

"Tenanglah. Mereka sudah kuhabisi. Mereka sekarang dirantai dipenjara bawah tanah. Kau harus segera sehat untuk menghukum mereka." jelas Xian Zhen menenangkan Xia Yi.

"Ka-kau menyelamatkanku? Ta-tapi ibuku tadi..." kata Xia Yi masih panik hingga terbata-bata.

"Setelah aku mengalahkan mereka, aku lihat ibumu sudah tak bernyawa." kata Xian Zhen dengan suara lirih karena takut kekasihnya ini akan merasa shock berat.

Dan benar setelah mendengar hal itu, Xia Yi membekap mulutnya sendiri. Matanya berlinang air mata, ia menangis sejadi jadinya. Ia memang sempat melawan kedua pemberontak misterius tadi saat mereka ingin membunuh ibu suri, tapi tiba-tiba ia berasa mengantuk karena bius.

"Tidak... Tidak... Huhuu... Tidak." racau Xia Yi terus-menerus.

Kemudian Xian Zhen memeluk kekasihnya itu dengan erat untuk membuatnya merasa lebih baik. Xia Yi membalas pelukan erat Xian Zhen sembari meluapkan rasa sedihnya dengan keras. Pelukan hangat itu menguras emosionalnya, semua langsung keluar dengan longgarnya. Air matanya tak bisa berhenti dengan mudah.

Xian Zhen hanya bisa memeluknya dengan erat saat ini, tangannya mengelus elus punggung Xia Yi sembari ikut menangis merasakan kesedihan kekasihnya.

"Tenang sayang. Aku akan selalu disini untukmu." kata Xian Zhen dengan bisikan lembutnya disela sela tangisnya.

"Andai aku menyelamatkan kalian dengan cepat... Aku minta maaf." imbuh Xian Zhen.

Xia Yi menggeleng dengan cepat menanggapi kata-kata gadisnya itu.

"Tidak, kau sudah melakukannya dengan baik. Aku tak tau harus apa jika kau juga mati ditangan mereka. Aku- aku tak mau kehilanganmu juga... Aku memang lemah! Aku salah! Aku tidak berhati hati dengan baik... Huu huuu..." tangis Xia Yi lagi.

"Ini bukan salahmu." kata Xian Zhen sembari mengusap air mata Xia Yi yang membasahi pipinya.

"Semuanya sudah terjadi. Jangan berlama lama menyesali ini lagi, hukum kedua orang itu." nasehat Xian Zhen sembari memegang kedua lengan Xia Yi untuk menegaskan kata katanya.

"Dua orang itu adalah perdana menteri Pei Qi san jenderal militer. Aku tak tau mengapa mereka melakukan ini. Tapi sebaiknya kau harus memperketat penjagaan setelah ini. Jangan percaya pada siapapun..." ujar Xian Zhen dengan suara berbisik.

Xia Yi mengangguk mengerti sembari mengusap air matanya lagi.

"Mengapa mereka melakukan ini? Aku merasa sendirian. Ayah dan ibuku sudah pergi dari sisiku. Apa aku tak punya hak untuk bahagia? Mengapa semuanya ingin merenggut kebahagiaanku?" keluh Xia Yi. Meski tak ingin menangis lagi, air matanya lagi-lagi mengalir berjatuhan.

Xian Zhen menggelengkan kepalanya tak setuju sembari tersenyum.

"Aku disini... Aku tidak akan pergi." kata Xian Zhen.

Perlahan ia mengalungkan tangannya pada leher Xia Yi lalu menarik pundaknya untuk mendekat.

Cup.

Kali ini Xian Zhen yang terus bergerak untuk bermain dengan lidah Xia Yi. Ia melakukannya dengan sangat lembut hingga Xia Yi merasa semakin jatuh cinta padanya. Kekuatan mentalnya seperti disuntik kembali hingga penuh. Kasih sayang, dukungan, dan energi positif dari Xian Zhen itu tersalurkan dengan baik.

Perlahan ia melepaskan ciumannya dari bibir Xia Yi lalu memeluk tubuh kekasihnya itu kembali.

"Semangat ya. Jangan putus asa... Semua yang datang akan pergi dengan sendirinya setelah waktu mereka habis. Aku selalu disini untukmu... Kita pasti bisa melalui semuanya." ujar Xian Zhen dengan lembut.

"Kita hukum mereka besok. Hari ini istirahatlah dulu, tenangkan dirimu." bisik Xian Zhen sembari mengelus-elus punggung Xia Yi yang masih menangis hingga sesenggukan.

Setelah setengah jam memeluk tubuh calon suaminya itu. Tubuh kekar yang sedari tadi menangis itu terasa tak bergerak lagi. Sepertinya Xia Yi telah tertidur dalam pelukan gadisnya itu karena lelah menangis. Matanya sudah membengkak akibat terlalu banyak mengeluarkan air mata.

Perlahan Xian Zhen membaringkan Xia Yi yang telah tertidur itu dengan hati-hati agar ia tak terbangun.

"Aku mencintaimu." bisik Xian Zhen sebelum ia menutup matanya untuk tidur juga.

Hari ini sungguh mengejutkan, melegakan, menyedihkan, dan merupakan awal baru bagi mereka berdua.

Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡ Vote dari kamu juga sangat dinanti.

1
Wisteria
ya ampun umur 16th y
aku ngerasa ini cerita kok kocak y
Wisteria
sayang sekali wajah cantik 🧠👿
kecantikan yg mubazir
Wisteria
16 th udah nikah aja, gimana bentuknya y.
Wisteria
ya...ya...ya..... maklumlah baru SMA radak" letoi alias lebai
eza
,😂
eza
ehh ternyata
eza
matematika emang bikin mau mati,😂
fifid dwi ariani
trus sabar
fifid dwi ariani
trus bahagia
fifid dwi ariani
trus sabar
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus semangat
fifid dwi ariani
trus sukses
Anita
pasti nasi goreng
Anita
tenang aja.....
kaisarnya juga kan gak sadar...
lagi pula kan itu demi xian zhen....
Anita
karyamu ini bagus banget😁😁😁
dari awal bab juga udah keliatan bagusnya.
bahkan pas di bab pertama aku langsung ngasih hadiah kopi 👍👍👍

𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚 𝐭𝐡𝐨𝐫 ♡♡♡
Anita
semangat thor....
ku kasih secangkir kopi untukmu👍👍👍
Endang Sri Wahyuni
visualnya kurang pas,maaf
Henhen Joker
seandainya charger kebawa tapi mau di chas dimana? idung ? 🤭🤭🤭
fatma
nyimak hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!