"Apa yang Dipisahkan Tuhan takkan pernah bisa disatukan oleh manusia. Begitu pula kita, antara lonceng yang menggema, dan adzan yang berkumandang."
- Ayana Bakrie -
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sabtu 11 Februari 2017
Orang bilang perempuan dan laki-laki tidak bisa berteman, karena pasti ada salah satu yang memiliki perasaan suka kepada yang lain. Namun, akhir-akhir ini aku kurang setuju dengan pendapat tersebut. Aku berteman dengan Steven dari kelas tujuh, kami masuk ke kelas yang sama dan masih terus berteman hingga sekarang. Kemarin aku bertanya tentang hal ini kepada Steven, tentang apakah dia pernah suka kepadaku, karena jujur selama pertemanan kami selama ini, aku tak pernah ada perasaan lebih daripada teman kepada Steven. Steven bilang dia tak pernah sama sekali memiliki perasaan seperti itu kepadaku. Kami hanya murni berteman, tak lebih dari itu. Lalu, kini saat aku berteman dengan Andra, aku malah memiliki rasa suka kepadanya. Ku rasa hal ini disebabkan karena dari awal sebelum aku berteman dengannya, aku memang sudah memiliki rasa tertarik kepada Andra. Sejak pertama kali aku melihatnya. Aku belum pernah merasakan apa yang dikatakan orang-orang, tentang rasa suka yang muncul kepada seseorang setelah sekian lama berteman dengan orang tersebut.
Ku rasa itu tergantung orangnya. Apakah pertemanan antara laki-laki dan perempuan bisa murni hanya sebatas pertemanan atau ada yang lebih dari itu. Aku dan Steven tak pernah merasa lebih dari teman karena kami tak memandang satu sama lain sebagai orang yang istimewa di mata kami. Kami berteman dengan baik, namun tak ada rasa suka atau cinta yang muncul di antara kami. Berbeda dengan Andra. Aku rasa aku memang menyukainya sebelum aku berteman dengannya. Berbeda lagi dengan Eve, ia mulai menyukai Steven karena saat berteman dengannya ia rasa Steven sosok yang istimewa di mata Eve. Sederhananya, Eve menyukai Steven karena ia rasa ia menemukan apa yang ia cari ada di diri Steven, yaitu Steven sangat pengertian. Iya, cinta Steven tak bertepuk sebelah tangan, dan aku sudah bersumpah untuk merahasiakan perasaan mereka masing-masing. Aku merahasiakan jika Steven lebih dulu menyukai Eve, dan aku merahasiakan jika Eve kini menyukai Steven. Mereka sama-sama tak ingin orang yang mereka sukai tahu tentang perasaan mereka. Mereka bilang, biarkan seperti ini saja dan aku menyanggupinya. Jadi, mungkin, alasannya mengapa laki-laki dan perempuan tidak bisa berteman dengan murni pertemanan mungkin karena salah satu dari mereka sudah jatuh cinta lebih dulu atau mereka menemukan keistimewaan yang mereka sukai di diri teman mereka setelah mengenal lebih dalam. Aku? Aku masih menyukai Andra, dan aku harap perasaan ini akan hilang suatu hari nanti meskipun rasa sukaku malah makin bertambah setiap harinya.
Aku menonton film berjudul Heart yang dimainkan oleh Irwansyah, Acha Septriasa, dan Nirina Zubir siang ini di televisi. Aku sudah berkali-kali menonton film tersebut, namun kali ini aku tertarik kepada cerita Rachel yang menyukai Farel. Rachel dan Farel berteman sejak kecil, dan Rachel sudah menyukai Farel sejak lama meskipun akhirnya ia merelakan Farel untuk Luna. Jadi aku berpikir tentang apa yang sering orang-orang bilang jika laki-laki dan perempuan tidak bisa berteman. Salah satu soundtrack film itu yang berjudul hari ini, esok, dan seterusnya yang dinyanyikan oleh Nirina Zubir seakan menyindirku. Karena aku memang merasa jika rasa sukaku kepada Andra semakin bertambah. Liriknya yang berbunyi "Esoknya ku pikir rasa itu akan menghilang dengan seiring waktu, namun ternyata tak berubah, aku makin tergiur akan dirimu." sukses menamparku. Tak apa-apa, aku masih remaja, rasa sukaku nanti akan menghilang dengan sendirinya. Aku berakhir dengan terus mendengarkan lagu itu saat aku belajar tadi. Menjadi musik pengiring ku saat mumet mengerjakan pekerjaan rumah yang terus menumpuk setiap harinya.
Aku bertanya-tanya, apakah yang ku rasakan ini normal, karena jujur saat kelas delapan dulu aku sempat naksir kepada kakak kelasku, namun rasa yang saat itu berbeda dengan yang ku rasakan untuk Andra sekarang. Aku juga ingin meralat pendapatku tentang Andra yang mengatakan dia hanya begitu sempurna. Ternyata tidak, tidak ada manusia yang sempurna, semakin aku mengenalnya aku jadi tahu sisi baik dan buruknya, dan semua itu anehnya tidak mengurangi rasa sukaku kepadanya. Misalnya saja, dia sangat keras kepala, dia suka blak-blakkan mengungkapkan perasaan tidak sukanya, dan dia bisa lebih jahat saat mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari orang lain. Semua itu tak membuatku merasa risih, atau mengurangi rasa sukaku kepadanya. Sama sekali. Ku rasa aku menyukainya apa adanya. Ku rasa.
Andra bilang dia tak punya teman dekat perempuan, kebanyakan temannya laki-laki, dia punya beberapa nomor ponsel teman perempuannya namun dia hanya berhubungan dengan mereka saat ada tugas sekolah. Dia punya teman akrab dari kecil sekaligus sepupunya dari pihak ibunya, namanya Rendra, dia juga tinggal di Jakarta dan satu sekolah dengan Andra. Andra sering menghabiskan waktunya dengan Rendra, mereka berdua akrab karena seumuran, dia berbeda kelas dengan Andra, jadi mereka biasanya mengobrol bersama saat jam istirahat atau pulang sekolah dan berkunjung ke rumah masing-masing. Rendra bukan anggota Students Council jadi mereka akhir-akhir ini hanya bertemu ketika akhir pekan. Saat tahun baru kemarin pun Rendra tak di Jakarta karena pulang ke Semarang. Dan kemarin merupakan pertama kalinya Andra bercerita tentang Rendra kepadaku.
Lalu, jika Brian, dia punya teman yang sangat akrab dari kelas satu sekolah dasar, dan kini temannya itu masuk sekolah taruna jadi mereka jarang bertemu. Brian tak punya teman perempuan karena dia playboy, semua perempuan yang dekat dengannya akan ia rayu dan ia jadikan pacarnya. Waktu itu ia bahkan sempat mengajakku pacaran, dan tentu saja aku menolak sambil marah-marah. Aku bahkan sempat memblokir nomor ponselnya. Aku menceritakan hal ini kepada Andra dan ia juga marah, satu kalimat yang paling ku ingat dari Andra, "Jangan pernah mau sama Bri, sampai kapanpun, dia nggak bisa setia sama satu perempuan, kamu nggak usah pacaran aja!" Iya dan dia benar. Aku dan Andra juga melakukan panggilan video dengan Bri kemarin lusa untuk menginterogasi Bri tentang maksudnya sebenarnya. Dia hanya tertawa terbahak-bahak sembari meminta maaf, saat Andra mengancam Bri untuk tidak mempermainkanku barulah Brian takut. Ia meminta maaf dan berjanji takkan mengulangi hal itu lagi. Ia masih ingin berteman dengan ku dan Andra. Dasar Pujangga Buaya.
Aku juga bertanya kepada Andra dan Bri tentang teman. Ya, dan akhirnya Andra mau membentuk grup whatsapp bersamaku dan Brian setelah kami paksa.
Ayana: Andra, menurutmu teman itu seperti apa?
Andra: Teman yang mana dulu ini? Kalau teman hidup saya belum punya, terlalu dini, wkwkwkwkwk
Ayana: Hahahaha, kamu ada-ada aja
Andra: Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, teman adalah kawan, sahabat, menurutku teman adalah orang yang mau bersama kita dan menerima kita apa adanya meskipun tanpa ikatan darah
Ayana: Oh gitu
Andra: Kenapa emang?
Ayana: Kalau menurut kamu Bri?
Brian: Teman adalah cinta
Ayana: Oke, next
Brian: Woy! Kenapa gua diskip?
Ayana: Jurus buayamu sudah mulai keluar
Brian: Ya karena gua pujangga, hehehe
Andra: Pujangga buaya
Brian: Daripada kalian cinta nggak seiman, awokawokawok
Andra: Andaikan dia dekat, udah saya cubit ginjalnya pakai tang
Ayana: Jangan, doakan aja semoga pacarnya yang paling baru tahu kalau dia playboy
Brian: Woy lah jangan gitu! Gua baru jadian tiga hari sama yang ini
Andra: Masa bodoh!
Brian: Kenapa tiba-tiba tanya tentang teman sih, Na?
Ayana: Jawab dulu yang bener baru ku jelaskan!
Brian: Iya, teman adalah cinta, bukan hanya cinta romantis antara lawan jenis, ada kan cinta di antara keluarga? Lu berdua tau kan? Nah itu. Semua hubungan baik itu dasarnya cinta. Kalau lu gak cinta sama teman lu sebagai keluarga, ya lu gak bakal berteman sama dia. Lu gak bakal mau ada untuk dia saat dia susah, sama kayak lu ke keluarga lu, teman juga begitu, bagi gua, teman itu keluarga tanpa ikatan darah.
Andra: Kata-kata kamu bagus, sih. Sayang ya kamu suka main perempuan
Brian: Karena gua emang sekeren itu, bro
Aku tertawa membaca interaksi Andra dan Brian.
Andra: Jadi, kenapa tiba-tiba tanya itu, Na?
Ayana: Aku tadi nonton film heart, dan aku ingat ada kata-kata orang-orang yang bilang kalau perempuan dan laki-laki tidak bisa berteman. Jadi aku ingin bahas itu sama kalian
Brian: Oh gitu, bisa, kok, kita bertiga contohnya, meskipun gua ikhlas kok Na kalau lu mau lebih dari teman, hehehe
Ayana: Nggak, makasih, aku skip dulu Bri
Brian: Yah, ditolak deh gua
Andra: Wah pendapat kita lagi-lagi berbeda nih, Bri.
Ayana: Memangnya menurutmu gimana?
Brian: Tau, nih, si Andra
Andra: Laki-laki dan perempuan itu memang gak bisa berteman, pasti ada hubungan romantis di antara mereka berdua
Brian: Hah? Lu sama Ayana bisa-bisa aja
Andra: Kata siapa? Saya nggak membenci Ayana sama sekali, tapi saya nggak menganggap Ayana sebagai teman saya dari awal
Aku hanya diam memandangi pesan mereka yang saling bersahutan.
Brian: Kenapa bisa begitu?
Andra: Karena seorang laki-laki dan seorang perempuan pada dasarnya tidak bisa murni hanya berteman.