Karina Fransiska Arnold tidak pernah menyangka jika dirinya akan dijadikan kambing hitam atas meninggalnya Gloria calon tunangan adik iparnya oleh wanita yang dicintai suaminya. Masyarakat berlomba-lomba mengutuknya dan menghujaninya dengan kalimat-kalimat umpatan dan sumpah serapan. Hingga membuat hidup Karina tidak tenang. Ia meninggalkan kota kelahiran ibunya dan kembali menjadi wanita yang paling dihormati di negaranya.
Kepergian Karina membuat hidup Ocean Dirgantara Gultom berubah 160 derajat.
10 tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dalam keadaan tak terduga. Namun, kebencian dari putra-putrinya merupakan penyesalan terbesar kedua yang ia rasakan setelah kehilangan wanita yang selama ini menjadi istrinya.
"Mungkin caraku salah dalam melindungi mu. Tapi, aku sadar menyesal pun tak ada gunanya." Ocean Dirgantara Gultom
"Sejauh apa pun aku bersembunyi. Tapi, takdir justru selalu memihak pada mu." Karina Fransiska Arnold
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Karina berdiam diri di dalam mobil sembari menahan semua perasaan kecewa dalam dirinya. Kecewa karena sampai hari ini ia masih saja lemah dengan hati dan kekhawatirannya.
Saat melihat ketiga anak-anaknya berlari keluar menyambut kepulangannya. Karina langsung menyembunyikannya wajah sedihnya. Ia tidak mau anak-anaknya curiga dengan hasil pekerjaannya hari ini.
"Bagaimana Madre? apa Madre telah memenangkan tender besar hari ini?" tanya Ocean dengan cepat. Ia berharap ibunya akan memenangkan tender kali ini. Agar kakeknya memberikan hadiah liburan selama seminggu untuk weekend selanjutnya. Anak laki-laki pertama Karina itu cukup bahagia bisa menghabiskan waktu liburan mereka berkumpul bersama. Apa lagi saat melihat wajah bahagia Nica. Ocean kecil sangat ingin melihat wajah itu agar terus bahagia. Anak itu tidak suka melihat wajah sedih di wajah kedua wanita yang sangat berharga untuknya. Baik itu ibunya maupun saudari kembarnya.
"Hah... Sepertinya besok Madre harus bekerja keras lagi untuk mendapatkan tender kali ini agar Nonno kalian senang." celetuk Karina mencium kening ketiga anaknya bergantian.
"Bagaimana dengan hari ini? kalian tidak merepotkan aunty, kan?" tanya Karina sembari menggandeng kedua anaknya memasuki mansion Josephine.
"Tidak, Madre. Kami tentu saja tidak merepotkan Aunty Jos. Kami hanya berdiam diri di rumah sembari menonton film kartun kesukaan kami." jawab Ocean dengan lembut.
Karina tersenyum hangat mendengar penjelasan putra pertamanya.
"Ternyata kau pulang sangat cepat. Aku pikir kau akan kembali di malam hari, Rin." kata Josephine melangkah mendekati mereka sembari membawa beberapa cemilan untuk dinikmati.
"Ya. Begitulah." jawab Karina menghela napas panjang.
Josephine yang mengerti dengan maksud jawaban Karina langsung menghentikan obrolan mereka. Ia kemudian menatap ketiga anak-anak Karina yang asik ngemil sembari nonton televisi kecuali Oscar yang sibuk membaca buku komik kesukaannya.
"Apa kau tidak bosan membaca komik setiap hari?" tanya Josephine dengan sedikit penasaran.
"Oscar tidak akan pernah lelah melakukan hal yang Oscar sukai, Aunty." jawab Oscar tanpa mengalihkan pandanganya dari komik yang ia baca.
"Aunty takut matamu akan cepat rusak."
"Tidak akan. Karena Oscar sangat suka mengonsumsi jus wortel." jawab Oscar dengan santai.
Tak ada satupun diantar mereka yang bisa mengerti dengan pikiran Oscar. Karena anak itu benar-benar seorang anak yang sangat introvert. Ia akan angkat bicara ketika ditanya dan akan menjawab pertanyaan orang lain dengan kalimat seadanya.
"Kau terlihat sangat mirip dengan ayahmu yang brengsek itu, Nak. Aunty berharap saat kau tumbuh dewasa nanti. Kau akan mencintai pasangan mu dengan sepenuh hati." gumam Josephine dalam hati menatap wajah datar Oscar.
"Bagaimana dengan mu Ocean? apa kau juga memiliki hobi yang mungkin kau sukai?" tanya Josephine tersenyum hangat menatap Ocean kecil yang terkenal dengan keramahannya.
"Ocean mau menjadi seorang dokter spesialis organ bagian dalam di masa depan, Aunty." celetuk Ocean tanpa mengalihkan pandanganya dari TV.
"Cita-cita mu sungguh besar, Sayang. Aunty harap suatu hari nanti kau akan menjadi dokter yang hebat dan dikagumi banyak orang."
"Tentu saja, Aunty. Ocean harus bisa menjadi dokter yang hebat untuk menemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit Nica. Aku sangat menyayanginya. Aku juga tidak mau kehilangan semua orang yang ku sayangi." jawab Ocean mengalihkan pandanganya kearah Nica yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Percayalah. Kau pasti akan memiliki rambut yang indah lagi suatu hari nanti. Kakak akan bekerja keras dan mengusahakan yang terbaik." timpal Ocean kecil mengelus kepala adiknya. Kebetulan Nica sedang tidak menggunakan wig.
"Nica sayang kakak." Nica memeluk Ocean kecil dengan manja.
Karina tentu saja terharu mendengar obrolan manis kedua anaknya. Kelak kalau Karina sudah tidak ada. Ia yakin putra-putrinya akan saling menyayangi satu sama lainnya. Karina tidak tahu sampai kapan ia bisa bernapas tenang dengan takdir yang seakan tidak pernah berpihak kepadanya.
ini yg paling sulit kupahami jalan critanya