Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
"Oh iya nek saya kakak kelasnya ayu, nenek lagi jualan hari ini?" Tanya Ryan yang melihat etalase ada bahan-bahan gado-gado.
" iya nak, mau mencoba?" Tanya nenek saroh.
" boleh nek, tapi jangan pedes-pedes ya" ucap Ryan sambil memperhatikan nenek saroh mengulek bumbunya.
" iya nak, duduk dulu ya nak biar nenek buatkan" ucap nenek saroh mempersilahkan duduk.
Ryan pun duduk di bangku dan meja yang tersedia di halaman. Ya yang datang ke rumah ayu Ryan, dia ingin melihat keadaan ayu karena khawatir kemarin habis bertemu dengan orang kasar ntah siapa namanya.
Gado-gadonya pun jadi, nenek saroh pun menyajikannya di atas meja di depan Ryan.
" mau minum apa nak?" Tanya nenek saroh saat ingin mengambilkan air.
" air putih aja nek" ucap Ryan yang lalu sedetik kemudian menyendok gado-gado dihadapannya.
Nenek saroh pun berlalu dan mengambil segelas air putih dan kembali lagi membawa segelas air putih.
" gimana nak?" Tanya nenek saroh.
" enak nek, sebenarnya saya belum pernah makan makanan seperti ini nek...selalu di larang mama" ucap Ryan bercerita.
" ya kamu anak orang kaya nak, memang bukan levelnya makan seperti ini...nanti gimana kalau sampai perut kamu sakit nak?" Nenek saroh pun menjadi takut dan khawatir.
" nggak papa nek, masak iya makanan bisa bikin sakit perut. Ini makanan enak nek, saya jadi pingin nambah lagi" ucap Ryan sambil tertawa.
" Bisa aja nak, kalau mau lagi nenek buatkan. Oh iya dari tadi belum kenalan siapa namamu nak?" Tanya nenek saroh lembut.
"saya Ryan nek kakak kelasnya ayu" ucap Ryan dengan sopan.
Tidak lama ayu datang. Saat memasuki halaman dia melihat ada motor sepertinya dia kenal. Ayu pun memasukan motornya di teras rumah dan turun dari sepeda. Benar saja di sana sudah ada Ryan yang sedang mengobrol dengan neneknya.
" kak Ryan" ucap ayu terkejut.
" hai ayu" sapa Ryan melambaikan tangannya.
" ha- hai juga kak" ucap ayu agak gugup. Ada apa Ryan datang ke sini, jangan-jangan dia ngomong sesuatu ke neneknya soal hubungannya dengan dia.
"Duduk yu, aku abis makan gado-gado nenek kamu ternyata enak Lo" ucap Ryan tersenyum dan berbica dengan antusias.
"Nanti kakak di marahin sama mamanya kak Ryan kalau makan jajanan pinggir jalan" ucap ayu takut akan di marahi mamanya ryan kalau sampai Ryan sakit.
"nggak yu, masak makanan se enak ini bikin sakit...kok kamu nggak pernah cerita kalau nenek kamu jualan gado-gado?" Tanya Ryan sambil melirik nenek saroh dan tersenyum.
Nenek saroh yang di lirik pun merasa tidak enak ikut nimbrung bicara dengan anak muda. Dia pun beranjak dari duduknya.
" nenek ke dalam dulu ya, nanti kalau ada pembeli panggil nenek ya" ucap nenek saroh berlalu masuk ke dalam rumah.
"Cuma dagang sampingan kak, nenek nggak bisa terlalu capek. Nggak tiap hari jualan" jelas ayu. " Kakak ada perlu apa ke sini?" Tanya ayu penasaran karena tidak pernah Ryan ke rumahnya, mungkin hanya bertemu di depan gang.
" aku cuma mau mastiin kamu baik-baik aja kan?" Tanya Ryan dengan raut wajah yang begitu khawatir.
"ayu baik-baik aja kok kak" ucap ayu dengan tersenyum agar Ryan percaya.
Namun atensi Ryan berhenti di pergelangan tangan ayu yang memar seperti bekas tangan.
"Tangan kamu, pasti dia yang bikin kayak gini" ucap Ryan begitu geram sambil melihat pergelangan tangan ayu.
'nggak papa kak nanti juga hilang " sendiri kok" ucap ayu melepaskan genggaman tangan Ryan karena takut neneknya melihatnya.
" ah maaf yu" ucap Ryan yang melepas genggaman tangannya.
"Iya kak nggak papa kok" ucap ayu kikuk.
Sepersekian detik mereka pun sama-sama diam bingung harus mengobrol apa.
" kalau gitu aku balik dulu ya yu" ucap Ryan berdiri dari duduknya.
Ryan pun mengambil dompet di saku celananya dan mengambil uang 2 lembar 100 ribuan. " ini tadi bayar gado-gadonya" ucap Ryan menyodorkan uang itu.
" kebanyakan kak, cuma 10 ribu" ucap ayu yang menolak uang itu.
" haaa 10 ribu?" Tanya Ryan tidak percaya.
"iya kak, jangan samain makanan di restoran kak" ucap ayu tersenyum.
" hehe..." Ucap Ryan menggaruk
tengkuknya yang tidak gatal. " nggak papa di terima aja buat tambah-tambah jualan lagi nanti" ucap Ryan memaksa menyodorkan uangnya.
" udah nggak usah di bayar nak, gratis buat langganan" ucap nenek saroh keluar dari dalam rumah dan menghampiri Ryan.
" tapi nek, nggak bisa gitu... mending ini buat nenek ya, bisa buat modal lagi nanti...anggap aja ini rejekinya nenek" ucap Ryan terus memaksa menaruh uangnya di tangan nenek saroh.
" makasih banyak nak" ucap nenek saroh tersenyum.
" sama-sama nek, kalau gitu saya pamit dulu ya nek" ucap Ryan menyalimi nenek saroh.
" iya nak hati-hati di jalan" ucap nenek saroh mengantarkan Ryan sampai di dekat motornya.
" iya nek" Ryan pun menaiki motornya dan memakai helm lalu meninggalkan pelataran rumah ayu.
Nenek saroh melambaikan tangannya ke Ryan. Setelah kepergian Ryan nenek saroh pun kembali ke teras dan menghampiri ayu yang duduk di bangku.
"cucu nenek sudah besar ya, banyak cowok yang datang ke sini" ucap nenek saroh setelah mendudukkan bokongnya di bangku sebelah ayu.
"apaan sih nek, ayu masih kecil tau" ucap ayu yang wajahnya sudah memerah karena malu.
"Nggak papa nduk berteman asal bisa jaga batasan" ucap nenek saroh menasehati.
" iya nek, itu hanya teman ayu satu sekolah kok nek" jelas ayu dengan menunduk karena sudah membohongi neneknya terus menerus.
***
Malam pun datang, sekitar pukul 6:30 ayu dan nenek saroh pun bersiap-siap untuk pergi menghadiri undangan mamanya Abraham.
" Gimana nduk apa nenek sudah rapi?" Tanya nenek saroh saat di ruang tamu menunggu Abraham datang menjemput.
" sudah kok nek, cantik" ucap ayu tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.
" nduk kamu ini ada-ada saja. Nenek sudah tua masak iya cantik" ucap nenek saroh tertawa dan menabok tangan ayu karena gemas.
" nenek masih cantik kok, beneran" ucap ayu yang ikut tertawa.
Candaan mereka pun terhenti saat mendengar suara deru mobil di halaman.
" kayaknya itu kak Abraham nek... biar ayu lihat ya" ucap ayu sambil berjalan keluar.
Abraham pun turun dari mobil dan menghampiri ayu yang sudah berada di teras.
" assalamualaikum" ucap Abraham saat sampai di teras rumah.
" Wa Alaikum salam kak" ucap ayu dengan tersenyum. " masuk dulu kak" ucap ayu mempersilahkan Abraham untuk masuk ke dalam rumah.
" nggak usah yu, udah di tungguin mama...ayo langsung berangkat aja" ucap Abraham menolak.
"bentar kak aku panggil nenek dulu kalau gitu" ucap ayu lalu masuk ke dalam rumah memanggil neneknya dan barang bawaannya.
Tidak lama ayu pun keluar menggandeng neneknya dan membawa parcel berisi buah-buahan.
***
:::::::>>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt