NovelToon NovelToon
MY SWEETIE BOYFRIEND

MY SWEETIE BOYFRIEND

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: renita april

Follow IG : renitaria7796
Sekuel dari novel Jangan Salahkan Aku Selingkuh.

Dion sendiri tidak tahu apa yang ia sukai dari wanita yang berumur lebih tua. Ia tertarik pada Dila Alberto Pratama yang merupakan ibu dari sahabatnya sendiri, yaitu Reyhan. Perjalanan cinta tidak mulus seperti apa yang diharapkan. Dion harus berjuang mendapatkan Dila dari tangan sang ayah dan restu dari Reyhan sendiri. Kisah yang manis akan dimulai antara Dion dan Dila. Simak kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RESTU REYHAN

"Kamu siap?" tanya Dion.

Dila mengangguk. "Yeah."

"Hari ini kita kasih kejutan kepada Reyhan kalau kita akan segera menikah. Aku tidak sabar menunggu reaksi dia," tutur Dion.

Dila menyusupkan kepalanya pada lengan kekar Dion. "Pastinya dia akan kaget."

Kecupan kecil mendarat di kening Dila. "Aku tidak sabar untuk menunggu hari esok."

Dila dan Dion memutuskan untuk pulang ke tanah air dikarenakan keduanya ingin segera memberitahu Reyhan serta lainnya, jika keduanya akan menikah.

Dion juga tidak ingin menunda-nunda lagi sebab ia sendiri sudah tidak sabar untuk menjadikan Dila sebagai miliknya.

Pria itu takut jika Dila akan berubah pikiran, apalagi keduanya akan pulang ke tanah air, di mana hubungan yang mereka jalin akan mendapatkan dukungan serta cibiran.

Dion melirik Dila yang sudah menutup matanya. Saat ini keduanya tengah berada di dalam pesawat. Kemungkinan pesawat akan tiba pada siang sebab diperkirakan perjalanan akan memakan waktu sekitar lima belas jam.

"Tidak peduli apa kata orang-orang nantinya. Kamu adalah cinta dan hidupku. Aku akan tetap bersamamu sepanjang umur hidupku, Dila," bisik Dion di telinga kekasihnya.

...****************...

Pesawat telah mendarat dengan selamat. Para penumpang keluar dari badan pesawat dan mengarah ke tujuan mereka masing-masing. Baik Dion dan Dila juga tengah menunggu supir taksi yang akan menjemput mereka.

"Kita langsung ke tempat Reyhan?" tanya Dila.

"Jangan! Ke rumahku saja dulu," jawab Dion menyengir.

"Mau ngapain?" tanya Dila sembari melipat tangan di perut.

"Belum puas kangennya." Dion menundukkan kepala sembari mengoyang-goyangkan tubuhnya seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu.

Dila malah tercengang. "Apa sih, Dion?"

"Kenapa? Kamu juga belum pernah ke rumahku," katanya dengan wajah cemberut.

Dila menghela. "Baiklah. Aku akan ikut ke tempatmu."

Dion berhambur memeluk Dila dan tidak peduli terhadap orang-orang yang tengah memperhatikan mereka.

"Anaknya manja sekali dengan ibunya," celetuk wanita berbadan gendut.

"Aku rasa itu kekasihnya. Mereka bermesraan layaknya orang pacaran," sahut wanita kurus berbaju kuning.

"Seperti tidak ada wanita lain saja. Sudah tua begitu, masih doyan anak muda." Wanita berbadan gendut berkata sinis memandang Dila dan Dion.

"Kalau wanitanya masih kencang dan cantik begitu apa salahnya. Sepuluh pria juga bisa di dapat. Kecuali kamu, siapa juga yang mau dengan wanita tua sepertimu," sindir wanita kurus itu terang-terangan.

Wanita bertubuh gendut itu terdiam akan perkataan dari temannya. Orang yang menjalin hubungan malah dirinya yang kalang kabut. Bukan hanya kedua orang itu yang melihat tingkah Dion, tetapi yang lainnya juga. Ada yang merasa aneh, dan ada juga yang merasa biasa-biasa saja.

Supir taksi online yang menjemput Dila dan Dion telah tiba. Keduanya masuk ke dalam mobil setelah koper mereka dimasukkan ke dalam bagasi. Supir melajukan kendaraan roda empat itu ke alamat yang Dion katakan.

...****************...

"Selamat datang di rumah," ucap Dion bergaya ala pelayan.

Dila memperhatikan setiap detil rumah Dion yang bernuasan putih serta abu-abu. Sederhana, namun terkesan isi di dalamnya terdiri dari barang-barang berharga.

Di sisi sebelah kanan terdapat kaca besar, di mana dari luar terdapat pemandangan taman dan terdapat bunga-bunga yang sangat Dila sukai.

"Ini," decak kagum Dila.

"Semuanya bunga kesukaanmu," ucap Dion sembari memeluk Dila dari belakang. "Yang paling spesial bunga anggrek untukmu."

Dila terharu karena Dion bersikap manis padanya. Ia memutar diri menatap wajah tampan sang pujaan hati.

"Mengapa aku harus bertemu kamu di saat seperti ini. Andai kamu terlahir delapan belas tahun yang lalu. Sungguh bahagia diriku ini," ucap Dila.

"Kalau begitu kita jalani saja disisa umur kita ini Yakinlah, meski rambutmu memutih, kulitmu sudah tidak cantik lagi. Aku akan tetap bersamamu." Dion memeluk Dila dengan erat.

Dila memejamkan matanya. Satu kata dari bibir Dion, membuat hidupnya yakin jika pria yang mengisi hatinya ini, adalah pria yang tepat menjadi pendamping hidupnya.

"Jalani. Kita jalani hidup ini," ucap Dila.

...****************...

Dila dan Dion telah sampai di rumah kediaman Reyhan. Entah suasana atau apalah itu, Dila sangat gugup untuk bertemu dengan putra serta menantunya.

"Apa Rey akan menerimanya?" tanya Dila.

"Ya ampun, Dil. Kamu Nyonya besar. Kenapa kamu takut sama Reyhan," sahut Dion.

"Bukan takut. Kemarin Reyhan menyuruh untuk kita putus, lalu sekarang kita datang untuk mengatakan kalau kita sudah bertunangan. Ak-aku-"

"Itu namanya takut," potong Dion. "Sudahlah, Sayang. Simpan rasa takut dan ragumu itu. Ayo kita masuk ke dalam." Dion menekan bel rumah dan tidak berapa lama pelayan rumah Rey datang membuka pintu.

"Silakan masuk Nyonya, Tuan. Saya akan panggilkan tuan Reyhan dan nyonya Anna," ucap pelayan wanita.

"Iya. Pergilah," sahut Dila.

Dion dan Dila memang tidak memberitahu jika keduanya sudah kembali dari Inggris. Bahkan mereka juga tidak mengatakan akan berkunjung malam ini.

Dion dan Dila sudah duduk di sofa tamu. Dila merasa asing di rumah putranya sendiri, padahal bukan pertama kali ia berkunjung ke tempat Reyhan. Biasanya Dila datang, maka ia akan pergi menemui Kiano, sedangkan saat ini, bertemu Reyhan melebihi rasa rindunya pada Kiano.

Reyhan dan Anna menuruni anak tangga. Anna melepas tangan suaminya dan berhambur memeluk Dila. "Mama pulang tidak bilang-bilang."

"I-iya," jawab Dila terbata.

Reyhan duduk dengan angkuh menghadap Dion serta mamanya. Dila semakin gugup sedangkan Dion menatap malas sahabatnya.

"Kamu membuat kekasihku takut. Jangan sok angkuh," ucap Dion.

Reyhan mendengus. "Mama tidak bilang-bilang mau pulang. Kan Rey bisa jemput. Kenapa juga harus pulang bersama pria ini. Mama baik-baik saja, kan? Dion tidak menyakiti Mama, kan?"

"Pertanyaan macam apa itu. Mana mungkin aku menyakiti calon istriku," jawab Dion.

"Kalian berdua jangan bertengkar. Reyhan ... Mama mau memberi kabar, jika Dion sudah melamar Mama," ucap Dila.

"Wah ... Mama, selamat yah. Anna senang mendengarnya." Anna berdecak girang dan kembali memeluk Dila.

Rey terdiam sesaat, menatap Dion dan Dila. "Mama dilamar Dion?"

"Aku melamarnya. Setuju tidak setuju aku akan tetap menikahi Dila," jawab Dion.

"Mama yakin dengan Dion?" tanya Reyhan.

Dila mengangguk. "Mama mencintai Dion. Mama tahu bukan hanya cinta dalam menjalani kehidupan pernikahan, tapi apa pun yang akan terjadi ke depannya, Mama akan terima. Untuk saat ini kami ingin menjalaninya saja."

"Jika Mama sudah berkata demikian, Rey merestui hubungan Mama dan Dion. Demi kebahagian Mama, Rey mengizinkan Dion menikahi Mama," ucapnya.

Dila tersenyum bahagia. "Benarkah itu, Nak?"

Reyhan mengangguk. "Asal Mama bahagia dan Rey juga sudah tahu Dion melamar Mama di alun-alun."

Dila beranjak dari duduknya dan berhambur memeluk Reyhan. "Pasti Diki menyuruh orang mengikuti Mama."

Rey mengangguk dan kembali memeluk Dila. Matanya melirik Dion, calon papa tirinya. "Kalau kamu berani menyakiti Mamaku, kamu tahu akibatnya, Dion."

"Jangan kurang ajar pada Papamu ini. Baru jadi anak sudah berani mengancam," seloroh Dion.

Reyhan melepas pelukan Dila dan beranjak menghampiri Dion. "Sebelum kamu menjadi papaku, maka aku akan memberimu pelajaran."

Reyhan dan Dion malah bergulat dan saling mengejek. Anna serta Dila memutar mata malas melihat kelakuan keduanya.

"Lebih baik kita ke kamar Kiano," ajak Anna.

"Biarkan saja mereka berdua," sambung Dila.

Dion dan Reyhan saling mengelitik, sayangnya tidak ada Diki di sana, pria itu sibuk mengurus istrinya yang sedang hamil.

"Sebut aku Papa, Rey," pinta Dion.

"Tidak mau," tolak Reyhan.

Bersambung.

Dukung Author dengan vote, like dan koment.

1
Nia Malik
seru cerita nya ...Dion mmng lelaki setia sho sweett.
Febri Personal
buapaaakkk sama anak sama aja seleranya 🤣🤣🤣
Septi Bklu
akhir yg mengharu kn
yn
🤣🤣🤣🤣🤣
yn
lucu sedih romantis jadi satu semuany
yn
seharian aq ketawa aja baca tulisanmu....🤣🤣🤣🤣🤣
yn
dion kamu harus tanggung jawab karena membuatku gila tertawa terbahak bahak malam malam.... setress nya minum sirup merah yg byk2 ya dion..... bagus dion good job
yn
ini kisah romantis atau kisah komedi.... mau sedih tapi kok aq jadi ketawa terbahak bahak ya.... sakit perut aq..🤣🤣🤣
Umiati Ati
Istighfar Dion
Ikhlaskan Dila
Dila pun pasti sedih melihatmu terpuruk
Yanti Suwanti Tjia
baca nya aja meleleh.
pen punya stokan kaya dion, satu aja
Lilinana
Luar biasa
Umiati Ati
bibit pelakor di singkirkan
Umiati Ati
aamiin
Umiati Ati
tenang Dion ..zaman canggih ini ..
semua ada solusinya
Umiati Ati
baru kali ini ,baca novel yg bikin hatiqu puas
Umiati Ati
sedah limit suami macam ini...
bukan tidak ada
Umiati Ati
😭😭🥰🥰 ..berasa ngupas bawang
Umiati Ati
Syukur Alhamdulillah...sampai nangis AQ .. padahal ini cuma novel..
tq Thor 😭😭😭
Umiati Ati
Aah .si Dion So Sweat banget
Umiati Ati
Semoga Dila bisa hamil Thor...
Tetanggaku hamil umur 50 thn..,melahirkan Caesar,bayi dan ibunya selamat Alhamdulillah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!