Kematian yang menyedihkan kembali membawanya hidup dalam sosok yang lain. membalaskan dendam yang belum usai kepada orang-orang yang sudah menyakitinya tanpa ampun. Penderitaan yang ditanggung begitu besar, hingga bernapas rasanya menyakitkan.
Namun, itu dulu. Kini ia kembali dengan penampilan yang baru. Kelemahan terbesarnya kini telah musnah. Semua yang dulu menganggapnya sampah akan dia singkirkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hairunnisa Ys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bangunnya Putri Tidur
"Maaf karena baru mencintaimu saat takdir memisahkan kita."
----
Di belahan benua lainnya, sepasang mata sebiru samudra itu terbuka perlahan. Suster yang bertugas malam itu segera menghubungi dokter yang menangani gadis tersebut. Kabar bahagia sampai ke telinga keluarga gadis itu. Beberapa saat kemudian, keluarganya sudah berkumpul di sana.
"Ini sebuah keajaiban Nyonya, pasien berhasil melewati masa kritis. Padahal jika dilihat dari kondisinya, kecil kemungkinan untuk sadar dari koma."
Wanita paruh baya dengan rambut sebahu, menatap haru tubuh putrinya yang sudah lama terbaring kini mendapat keajaiban. Air mata dengan setia mengalir bukan karena sedih, tapi bahagia.
"Apa yang kamu rasakan saat ini?" tanya dokter tersebut sambil tersenyum.
"Badan saya terasa kaku," jawabnya dengan lemah.
"Hal itu wajar dikarenakan aktivitas tubuhmu sudah beristirahat selama satu tahun."
Wajah cantiknya masih terlihat pucat. Tatapannya sangat lemah. dokter tersenyum melihat wanita yang semenjak tadi setia menunggu di sana.
"Nyonya, saya tidak percaya dengan keajaiban Tuhan. Tapi hari ini saya membuktikannya sendiri. Nyonya wanita yang hebat dan tidak pernah putus asa." Kagum dokter tersebut.
"Terima kasih, dokter," ucapnya tersenyum bahagia.
"Sama-sama, kalau begitu saya permisi."
Setelah kepergian dokter tersebut, wanita berusia 50 tahun itu menatap putri kesayangannya dengan lembut.
"Sayang," ucapnya sembari mengelus pipi seputih pualam itu.
Kening gadis itu mngernyit heran. Ia sungguh tidak mengenali wanita yang kini duduk di hadapannya. Bahkan memanggilnya dengan sangat lembut.
"Maaf, Anda siapa?" tanyanya dengan suara lemah.
Tatapan syok bercampur sedih terlihat di manik keabuannya. Baru saja kebahagiaan menghampiri kini kembali redup saat dirinya tidak dikenali oleh putrinya sendiri.
"Ini, Mama," ucapnya dengan terbata.
"Mama ... tapi saya benar-benar tidak mengetahui Anda." gumamnya lemah.
Selang beberapa menit Dokter kembali memeriksa gadis tersebut. Dokter menghela napas pelan.
"Bu, dia mengalami amnesia ringan jadi tidak ada yang perlu dikhawatitkan."
Halena menarik napas lega meski masih merasa sedih.
"Syukurlah, dok."
"Apa kamu ingat siapa namamu?" gadis itu menggeleng pelan.
"Sayang, nama kamu Evellyn Ophelia."
"Evellyn Ophelia. Ia mengeja namanya sendiri tapi rasanya sangat aneh, seperti bukan namanya. Gadis itu merasa sudah memiliki nama sebelum ini. Namun, tidak tahu apa.
Dokter tersenyum kecil, "tidak masalah kamu tidak mengingatnya. Nanti secara perlahan kamu akan mengingat kembali."
"Terima kasih," ucapnya pelan.
Lalu matanya menatap manik wanita yang sejak tadi menungguinya dengan setia.
"Bu, kita ada di mana?"
Wanita itu tersenyum lembut menatap putri tunggalnya.
"Kita berada di Australia sayang."
Ia terlihat sedikit syok, ia merasa ini bukan negara yang pernah ia tinggali sebelumnya.
"Satu lagi, jangan panggil Bu, panggil Mama saja. Kamu itu putrinya Mama."
"Mama," ucapnya.
Halena tersenyum mendengar panggilan dari putrinya. "Kamu putri Mama satu-satunya, Nak."
Evellyn menatap langit-langit kamar dengan sendu. "Terima kasih, Ma," ucapnya tulus.
Ketulusan Halena membuatnya merasa sangat bahagia. Perasaan yang mendamba kasih sayang yang sudah lama hilang dari hidupnya. Namun, satu pertanyaan besar menyelinap di kepalanya. Mengapa ia bisa terdampar di Autralia dan yang paling aneh ia sudah koma selama satu tahun. Seingatnya ia bukan berada di Australia melainkan di sebuah negara yang sangat jauh dari negara ini.
"Sayang, Mama mau ngabarin Papa dulu ya. Papa pasti senang melihat kamu sudah siuman." Halena beranjak keluar dan menelpon suaminya.
---- Sudah Revisi (SR)
kenapa jadi abu-abu 🤔
cuiiiiiihhh 🖕🖕
apa itu masuk ya Thor🤔
cuuiiiiiiihhhh 🖕🖕🖕🖕🖕