Namaku adalah Nayla putri dan Aku hanyalah gadis desa dengan penghidupan di bawah rata rata. Selama ini aku hidup dengan hanya mengenal sosok seorang Ibu saja tanpa mengenal sosok yang bernama Ayah. Bagiku Ibu adalah satu satunya orang yang paling berharga dalam hidupku, tanpa nya mungkin aku tidak akan bisa hidup selama ini. Semua ucapannya adalah titah untukku, dan demi membahagiakan nya aku mematuhi semua ucapan nya bahkan dengan mengindahkan perasaan ku sendiri, dan readers tercinta dari sinilah ceritaku bermula.
Selamat membaca, semoga berkenan. Berikan dukungan seikhlasnya, semoga yang maha Kuasa memberikan balasan yang setimpal. Aamiin ya robbal alamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecelakaan dan kemarahan
Lèpàskàn Akù " 27 "
♻♻♻
Jam kerja usai, Nayla merapikan semua barang barang miliknya. Masalah yang menimpanya pagi tadi membuat hatinya merasa tidak tenang.
Ia memilih menyambangi masjid yang sering Ia datangi. Karena tempatnya sangat dekat, Nayla memilih jalan kaki.
" Ya Allah....! Hanya kepadamu hamba memohon, berikanlah petunjuk tentang semua yang menimpa hamba. Jangan biarkan hamba salah melangkah menjauh dari ajaranMu. Ampunilah hamba yang masih selalu mempertanyakan setiap takdir yang telah Engkau gariskan. Ya Allah berikanlah hamba yang terbaik, Aamiin "
Tidak lama menunggu akhirnya taxi langganannya pun tiba, taxi yang Ia pesan sesaat setelah Ia selesai menunaikan kewajibannya kepada sang kholiq.
" Stop Pak, lihat itu kayaknya anak itu terluka " Teriak Nayla sambil menunjuk seorang anak di taman bermain.
Pak sopir pun menghentikan mobilnya dan menoleh ke arah yang di tuju Nayla.
" Iya mbak, kayanya Ia terluka serius " Jawab Sang Sopir
Nayla dan juga sang sopir keluar dari mobil mendekat pada seorang anak kecil yang sedang menangis menahan sakit.
Hiks~hiks~ hiks
" Sayang..... sudah jangan menangis lagi ya "
Tanpa pikir panjang Nayla langsung mengangkat tubuh anak itu dan membawanya kedalam mobil.
" Cepat pak.....! " Panggil Nayla pada sopir taxi langganannya.
" Tapi mbak, kita tidak tau di mana orang tuanya, kita tidak bisa sembarangan membawanya " Ucap Pak Udin.
" Tidak peduli siapa orang tuanya, yang terpenting sekarang adalah nyawa anak ini. Dia bisa tidak tertolong kalau kita terlambat membawanya " Ucap Nayla
Sang supir segera melarikan mobilnya kerumah sakit terdekat. Nayla merasa sangat khawatir melihat keadaan anak yang baru Ia temukan itu.
" Sabar ya dek, pak lebih cepat lagi " Pinta Nayla
Pak Udin menambah kecepatannya, hingga mereka tiba di tempat yang di tuju
" Dokter......! Suster......! cepat tolong anak ini......!
Nayla berlari sambil menggendong tubuh bocah yang kira kira usianya berkisar 10 tahun menurut perhitungan Nayla.
Para Dokter dan Suster pun dengan sigap melakukan tugasnya.
" Mbak, sebelumnya mbak urus dulu administrasinya, agar pasien dapat segera ditangani " Ucap seorang suster.
" Baik, lakukan yang terbaik padanya " Ucap Nayla sedikit memohon
Nayla menuju ruang administrasi untuk menanyakan berapa biaya yang harus Ia keluarkan untuk perawatan gadis mungil itu
" Mbak, pasien banyak mengeluarkan darah. Stok darah di rumah sakit ini sudah habis, apa ada keluarganya yang bisa mendonorkan darahnya ? " Tanya Dokter yang menanginya
" Saya tidak tau keluarganya dimana Dokter, apa boleh tau golongan darahnya apa. Golongan darah saya B+, apa cocok untuknya "
Nayla bebar benar khawatir dan berharap darahnya cocok untuk anak yang Ia tolong itu.
" Kebetulan sekali mbak, golongan darah anda sama persis dengannya. Baiklah anda bisa ikut untuk melakukan tranfusi darahnya "
Nayla sangat bersyukur, ternyata Ia bisa menolong anak itu yang kebetulan golongan darahnya sama dengannya.
Nayla duduk di ruang tunggu, Ia mondar mandir bak setrikaan. Karena hatinya benar benar gelisah, menunggu kabar dari Dokter yang menangani anak yang di tolongnya.
Tidak lama kemudian ruangan kamar pasien terbuka dari dalam. Nampak beberapa orang dengan seragam putih lengkap keluar dari sana.
" Bagaimana keadaannya Dok " Tanya Nayla khawatir
" Alhamdulillah mbak, pasien mampu melewati masa kritis. Setelah melewati beberapa pemeriksaan, pasien akan di pindahkan ke ruang rawat ".
Nayla merasa bahagia mendengar penjelasan Dokter barusan. Ia mengucapkan syukur hingga berkali kali.
" Alhamdulillah Dokter, terima kasih atas bantuannya. Apakah saya bisa melihatnya sekarang ?" Tanya Nayla kemudian
" Untuk sekarang belum bisa mbak, tunggu sebentar lagi. Suster sebentar lagi akan memindahkannya ke ruang rawat, anda bisa menjenguknya setelah itu ".
" Baik Dokter " Ucap Nayla sambil manggut manggut mendengar penjelasan Dokter.
" Baiklah kalau begitu, saya tinggal dulu. Ada pasien lain yang harus saya tangani " Pamit Dokter
" Iya Dokter, sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas bantuannya "
" Tidak apa apa mbak, ini sudah jadi tugas kami di sini " Ucap Dokter itu sambil berlalu pergi.
.
.
.
Nayla kembali kerumah setelah menjenguk dan menitipkan anak yang baru Ia tolong itu pada suster yang menjaganya.
" Dari mana saja kamu "
Sebuah suara menggelegar memenuhi semua ruangan rumah mereka. Nayla sudah hafal dengan siapa pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan Asrul suaminya, suami yang selalu berkata kasar padanya, namun lemah lembut pada orang lain.
Nayla menghentikkan langkahnya, untuk menjawab pertanyaan Asrul. Meskipun tubuhnya terasa lelah, namun ada rasa bersalah karena pulang malam tanpa memberi kabar terlebih dahulu.
" Aku dari masjid dan kerumah sakit " Jawab Nayla jujur. Ia berharap Asrul akan berhenti bertanya dan memerintahkannnya untuk istrahat.
Namun ternyata harapan salah, Asrul seperti biasa tidak mudah mempercayainya.
" Hm.... Sudah semakin pintar rupanya kamu berbohong sekarang. Kamu pikir akan bisa membohongiku, dasar wanita m*****n " Bentak Asrul geram.
Darah Nayla seakan mendidih mendengar tuduhan Asrul padanya. Ia selalu mengatakan Nayla wanita seperti itu, tanpa pernah menyentuhnya.
" Ada apa denganmu Mas, bahkan kamu sendiri tidak pernah menyentuhku. Bagaimana bisa setiap saat, kamu selalu menyebutku wanita seperti itu " Ucap Nayla dengan suara gemetar karena menahan tangis yang hampir pecah akibat kemarahannya.
" Baiklah kalau begitu, sini....! buktikan padaku kalau kamu itu wanita baik baik "
Nayla merasakan kesakitan, karena Asrul menarik lengannya secara paksa menaiki anak tangga menuju kamarnya di lantai atas.
Lutut Nayla bahkan beberapa kali terbentur tangga, karena tidak mampu mengimbangi langkah kaki Asrul.
Bugh !
" Aww.... sakit Mas " Pekik Nayla ketika tubuhnya didorong dengan keras oleh Asrul dan tepat di atas tempat tidur.
🌹
🌹
🌹
🌹
🌹
Terimakasih atas waktunya untuk semuanya, seperti biasa jangan lupa untuk meninggalkan jejaknya ya. Maaf kalau belum bisa memuaskan kalian, dan ceritanya tidak seperti harapan kalian.
Maklum Nayla masih unyu unyu dan masih baru di dunia halu ini. Jadi ceritanya masi lempeng lempeng saja, tapi Nayla akan berusaha buat ceritanya semaksimal mungkin 😍😍😍😍
TERIMAKASIH
terus kerja apa ini?