Nayla Kamil
18Tahun..
Tok.. tok.. tok..
"Permisi Tuan..bisa tolong berikan bunga ini untuk Tuan yang ada di belakang."
Reymon sanjaya
31 Tahun
"Dasar wanita aneh"bergumam sambil tersenyum tipis.
Siapa yang menyangka pertemuan yang tidak di sengaja itu menjadi awal mula Nayla terjebak dalam cinta yang aneh menurutnya.
perbedaan usia,tahta,harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27-Restu ibu
Setelah makan mereka bertiga berkumpul diruang keluarga sambil minum teh,Mailani sudah masuk ke kamarnya atas perintah Ibunya "Apa pendidikan terakhirmu?" tanya Ibu Rey,pandangannya tak lepas dari Nayla.
"Saya, SMA bu" jawab Nay.
Ibunya menghela nafasnya, "Kamu tau setidaknya istri Rey harus memiliki pendidikan S1"
"Bu!!" Nay menyentuh tangan Rey yang mengepalkan tangannya mengusapnya meyakinkan bahwa dirinya baik baik saja.
"Oh ya Rey,kemarin Ibu bertemu dengan Sonia dan di menanyakan kabarmu, setidaknya ajaklah dia makan siang,Ibu sangat menyukainya dia baru saja membuka butik barunya,kamu tau dia wanita karir yang handal."
Nay mengigit bibir bawahnya "Maaf saya ingin ketoilet sebentar"
"Inah?" panggil Ibu asisten rumah tangga.
"Iya nyonya" perempuan paru baya menghampiri terpogoh pogoh.
"Inah antarkan dia ketoilet"
"Baik nyonya,silahkan ikuti saya" sepanjang perjalanan Nay melihat betapa luasnya rumah tersebut hingga tiba disebuah pintu "Silahkan Nona"
"Terimakasih" Nay memasuki toilet seketika mulutnya ternganga "Ku rasa toiletnya saja hampir sebesar rumahku" Nayla menghela nafasnya "Apa apaan ini, semua terasa aneh, belum apa apa aku sudah ingin menyerah,apa lagi melihat tampang Ibunya"
Nay keluar dari toilet dan kembali keruang tadi dimana dirinya duduk bersama Rey dan calon mertua, calon mertua? sepertinya menggelikan Nay tak siap cepat menikah banyak yang ingin di capainya,kuliah, bekerja dan menyekolahkan Bima, lalu sekarang ? "Baiklah ikuti saja alurnya" Nay bertekad dengan pedoman 'Bila jodoh tak lari kemana' Nay memang mencintai Rey, tentu cintanya tulus untuk Rey tapi jika seluruh dunia menentang apa yang harus dirinya lakukan?
Hidupnya sudah rumit Nay tak ingin terjebak semakin rumit apalagi dengan merendahkan dirinya,apalagi dilihat dari raut Ibu Rey yang tak menyukainya sama sekali,Nay tak ingin hidupnya seperti dalam senetron ikan terbang mungkin akan berjudul 'AKU DAN SUAMIKU TAK SEDERAJAT,DAN IBU MERTUAKU MEMBENCIKU' Nay bergidik ngeri.
Saat Nay hampir mencapai ruang keluarga tiba tiba langkahnya terhenti.
"Maaf Bu, perempuan yang Rey sukai itu hanya Nayla,tak ada yang lain,dan tak akan ada"
"Rey cobalah mengerti hidup kita tidak hanya tentang cinta,cobalah buka hati dengan Sonia dia lebih pantas untukmu"
"Dan berakhir seperti Daddy dan Ibu,begitu?" mata Rey memerah, sungguh Rey tak ingin kelak keluarga kecil nya mengalami apa yang dirinya alami.
Ibu memejamkan matanya "Ibu tidak bisa merestuimu dengan wanita itu"
"Baiklah tak perlu merestuiku aku bisa menikah sendiri tanpa kalian"
Nay berdehem,Rey dan Ibu menghentikan perbincangan "Kamu sudah selesai?" tanya Rey.
Nay mengangguk "Baiklah ayo kita pulang" Rey meraih tangan Nay.
"Maaf Bu kami permisi pulang dulu" kata Nayla.
Ibu hanya bergumam,dan Rey pun menarik tangan Nay untuk keluar dari rumah itu tanpa melihat ke arah Ibunya sama sekali,Nay hanya mengikuti dengan langkah yang sedikit terseok karna harus mengikuti langkah lebar Rey.
"Rey?" Rey dikuasai amarah,tangannya mengerat di tangan Nay,sehingga Nay sedikit meringis.
"Rey" Lagi Nay memanggil namun Rey tetap menarik tangan Nayla menuju mobil.
"REY"Nay menyentak tangan Rey hingga Rey tersadar "Ada apa denganmu..? ini sakit" Nay mengusap lengannya yang sedikit memerah.
Rey seolah baru tersadar dia benar benar dikuasai amarah berita tadi yang sungguh membuatnya ingin membenci dirinya sendiri dan orang tuanya,lalu kenyataan bahwa Ibunya tak menerima Nayla membuatnya semakin dikuasai amarah.
"Maaf" katanya lirih,Rey melihat tangan Nay yang merah "Maaf,aku hanya bisa menyakitimu"
Nay semakin bingung dengan Rey, "Rey tidak masalah ini hanya sakit sedikit" Nay menarik tangannya dari genggaman Rey,namun bukan melepaskan Rey malah menarik Nay kedalam pelukannya.
Rey memeluknya erat,"Rey aku sesak"
"Maaf,maafkan aku" Rey mengecup pucuk kepala Nayla.
"Sudahlah dari tadi sudah berapa kali minta maaf"
'Seribu kalipun maafku tidak akan pernah cukup Nayla' Batin Rey.
"Ayo kita pulang" Nay menarik Rey masuk kedalam mobil "Loh kak Bram kenapa tadi tidak ikut masuk" karna gugup Nay tak menyadari bahwa tadi ada Bram bersama mereka.
"Iya nona saya baru saja datang setelah menemui seseorang disekitar sini" Bram mulai melajukan mobilnya untuk mengentar Nay pulang.
"Rey ada yang ingin kamu bicarakan?" tanya Nay,sejak tadi Rey tak terlalu banyak bicara.
"Tidak" Rey memejamkan matanya dan merebahkan dirinya dipundak Nayla "Tolong biarkan seperti ini dulu sebentar"
"Huum" Nay bahkan mengelus rambut Rey,terasa nyaman mengapa Ibunya tak mengerti Rey hanya ingin Nayla wanita yang duduk disampingnya yang memberikan rasa nyaman untuknya.
Rey ingin tertidur sebelum esok akan dihadapkan dengan hari berat lainnya, jika Ibunya saja menentangnya bagaimana dengan Daddynya yang selalu menuntut kesempurnaan.
Dari balik jendela Ibu Rey melihat mobil yang ditumpangi Rey dan Nayla bergerak menjauh "Selidiki lebih detail tentang gadis itu"
"Baik nyonya"
Jangan lupa Like,Komen dan Votenya.
Terimakasih sudah membaca🙏