NovelToon NovelToon
Senja Sendiri

Senja Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Persahabatan / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:906
Nilai: 5
Nama Author: Senjamenanti

Cecil seorang anak brokenhome yang selalu di hantui dengan perasaan takut menikah. Ia bersahabat dengan Didit yang ternyata mendekati Cecil bukan hanya sekedar sebagai sahabat. Bukan semakin terkontrol, Rasa kecewa yang mendesak Cecil ingin menjauhi siapa pun yang ingin membantunya. Apa yang membuat Cecil semakin kecewa dengan didit? Bisakah Didit meluluhkan hati Cecil?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjamenanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenapa jadi gini

Mataku bener-bener beraatt.. Aku duduk, Layar HPku terlihat 50 telpon tidak terjawab dari Didit. Dari beberapa hari lalu emang gak ku jawab. 15 chat dari Didit.

2 chat dari Bunda "Maaf,cil bunda lupa bilang. Bunda ada reuni sama mama didit keluar kota. Besok pagi bunda usahain sudah di rumah" reuni apa lagi, emang emakku ini suka nongkrong!

Aku cek chat Didit paling baru "Bisa ketemu sekarang? Kamu di Rumah Bundamu.kan?"

Jam 8 malem. "Udah malem, Dit. Besok aja"

"Aku udah di depan. Bentar aja kok"

Aku buka pager, Dia nyusul" kami duduk di ruang tengah. Ku nyalakan TV.

"Kita putus aja, Cil. Aku juga gak mau kamu terpaksa" emang itu yang kumau

Tapi yang keluar "Aku liburan sendiri itu emang gara-gara kamu" Dia natap lesu "malulaah sama mamamu."

Dia bingung. Aku mukul lengannya

"Taruh mana mukakuu!" Dia cuma hah hoh hah hoh "kamu yang bener aja, sampek harus naik ojol malem-malem." Aku nutup mukaku pakai kedua tanganku, nunduk. 'kenapa yang keluar gini.bego!' .

"Apaa?! Mau putus? Yaudah, pulang sana. Awas nyari-nyari aku lagi" ancamku. Aku berdiri mau ke kamar sambil ngomel "kamu yang salah, kenapa kamu juga yang minta putus" aku masih ngomel,kesel!

Dia nahan tanganku sambil duduk

"bener, gak kepaksa?" Didit nanya lagi, gak yakin dengan ucapanku. 'pengen nabok ni mulut! '

Aku duduk deket Didit "Kalau kepaksa, Ngapain juga Aku diem waktu mukamuuu.. " Aku inget Tante Dini nampar muka didit pake kertas

"aah udahlaah!" Makin kesel kalau diinget.

Didit seneng. Dia mau nyium pipiku, Aku ngjauh. "Nanti ada yang lihat" ucapku pelan

"Bundamu sama mamaku pergi."

"Udaah pergiii sanaa!" Aku dorong didit. Dia beranjak pergi

"Ok. Jangan kabur lagi" Didit ngingetin. aku mengangguk.

"Aku balik besok sore" ucapku. Entah dia denger atau nggak. Dia jalan keluar.

Pagi jam 6, aku keluar rumah jogging. Ini pertama kalinya. Aku bener-bener gak ngerti tapi pengen keluar terus. Cuma setengah puteran perumahan malah jalan. Gini aja udah keringetan, gak nyampek setengah jam. Aku ngliat mobil berhenti depan rumah. Aku ketuk pintu mobil bagian driver.

Dia buka jendela. "Darimana kok udah keringetan?" Tanya didit sambil ngelap keringet di dahiku dengan tissu.

Aku buka pintu rumah, Dia di belakangku. "Tunggu disini, aku mandi dulu"

Keluar kamar, udah bau masakan.

"Aku cek di kulkas, Bundamu banyak bahan masakkan.

" Emang kalau pinter masak gini,yaa? Ada bahan makanan bisa aja jadi enak. Aku duduk di meja makan. Merhatiin Dia bersihin dapur.

"Tunggu situ aja" kata Didit yang masih beberes di dapur. Gak lama Dia mulai nata lauk di depanku

"Nasi bentar lagi mateng." Dia sibuk sendiri di dapur.

Aku cek HP "Bunda pulang telat. Kamu tunggu dulu yaa.. Didit juga katanya mau kesana. Jangan macem-macem,looh! " Aku kirim emotikon jempol.

Semua sudah tersedia. Dia duduk disebelahku "duduk sanaaa" aku ngode biar duduk di sebrangku. Dia cuma ngliatin bentar, terus ambil lauk "aku laper". Katanya

Kami makan, gak ngobrol sama sekali. Dia lahap banget, kayak emang bener-bener laper.

"Bunda minta kita nunggu baru bisa balik." Dia cuma ngangguk.

"Gea hamil" dia bengong

"Hh..mml?!" mulutnya masih penuh makanan.

"Habisin makanannya" aku bersihin pinggir bibirnya pake tissu. Dia ngchat Ken. Gak tau apa yang Dia obrolin.

"Waktu Aku ke psikiater, Dia ke dokter kandungan. Kemarin Dia chat kalau positif hamil"

Dia ketawa-ketawa baca chat.

"Padahal belum juga setahun..." ucapku lirih.

"Entar kita tiap 6 bulan sekali, gimana?" Matanya masih diHP tapi masih bisa nyaut. AsBun,lagi!

"Enak banget kalau ngomong! Dipikir nglahirin gak sakit?"

Didit nglirik aku "nikah,yuk!" Aku ketawa kesel, bisa-bisanya Dia ngajak nikah kayak ngajak ngmall. Kami beresin bekas piring.

"Ini lauk buat Bundamu" Dia foto lauknya, kirim ke Bunda. Aku cuci piring. Dia dibelakangku.

Kini kepalanya di samping kepalaku, tangannya meluk pinggangku. "Nikah yuuuk..." aku diemin.

"Udah selesai" ucapku. Aku lepas tangan Dia. Kami ke ruang TV, Dia duduk disebelahku. Meluk bahuku. Masih mengharap jawabanku. Aku hidupin TV. Dia senyum ke aku, aku natap dia kesel

Mukanya tiba-tiba mendekat. Ku dorong dia terus berdiri "bb balik sekarang!" Aku nunjuk keluar. Bunda sama Tante Dini kayak syok ngliat kami. Didit lebih syok lagi dengan reaksi berlebihanku.

"Kalian ngapain?" Tanya Tante Dini merhatiin Aku yang nunjuk keluar

"Aa. Akkuu kaget aja ta.. tante" aku tersenyum maksa. "Di..dit.. bii bilang minta nikah sekarang" aku nyengir.

Dari reaksi mereka, kayaknya gak ngliat. "Kaaammu,Diit.. udah dibilang santai duluu..sabar" kata Tante Dini.

Bunda ke dapur bawa semua barangnya deket lemari

"Mbak mau minum apa?" Tanya bunda ke Tante Dini.

"Air es aja" Tante Dini duduk disebelah Didit, Didit yang langsung berdiri bantuin Bunda.

"Tante, Aku bantu." Kami kumpul di ruang tengah.

"Dit, kata mamamu. Kamu udah beli cincin buat Cecil dari SMK. Emang masih muat?" Aku emang tambah gendut.

Lagi merhatiin jari-jariku yang lagi berisi, tangan Didit genggam jariku. "Nanti tinggal beli lagi, ya kan?" Didit duduk disebelahku.

Kami di sofa antara sofa yang di duduki bunda dan Tante Didit. Aku cuma nunduk malu.

Tante Dini pulang dengan driver. Didit pamit mau balik bawa barang, nanti sore kembali jemput aku.

Aku sengaja duduk di ruang tamu selama 15 menit. "BUUUND, aku keluar dulu" motor kunyalakan tapi bunda tiba-tiba berdiri di depanku. Aku bingung

" Cil, lupain Dia.." aku matikan motor. Masuk ke dalam.

Sorenya, Didit dateng. Semua ku masukan ke mobil bagian tengah. Diperjalanan, kami gantian nyetir. Waktu Dia yang nyetir waktu kami masuk kota tujuan kami. "Ke rumahku dulu ya"

Jam 7 malem , gak papa sih. Istirahat bentar

"Rumahku paling deket dari sini. Abis istirahat, Aku anter Kamu pulang. Gimana?" Aku ngangguk. Udah capek juga. Aku duduk di ruang makan, Didit nyiapin lauk yang udah dimasak ARTnya.

"Mbak kemana?" Aku lihat sekeliling sepi. Tapi ada CCTV. Dia duduk disebelahku. Selesai makan bener-bener ni anak gak nganter pulang malah mau nonton "besok Aku rapat sama Timku"

Dia nahan Aku pulang. Aku ngangguk. Kami nonton. Kali ini yang Dia meluk pinggangku tapi agak ke pahaku jadi agak geli.

"Dit.. aku balik ya" udah gak nyaman. Tangan Didit udah ke paha. Berarti CCTVnya matii. Aku coba geser, tapi Dia nahan.

"Masih jam 8,nanti Aku anter pulang" Dia yakinin Aku anter pulang, tapi tangannya kemana-mana.

Akhirnya kakiku naik ke sofa, duduk sila. Dia narik tangannya. Merhatiin aku duduk. Siku kiriku dipaha kiri, telapak kiriku nahan dagu. Mukaku kesel.

"Kalau ngantuk tidur aja disini" mataku fokus ke TV. Pura-pura gak denger. Tangan kananku chat Ken. "Tadi kamu chat apa ke Didit?" Dia kirim screenshot chat dia sama didit. Pantess...

Sekarang aku pindah posisi dudukku. Aku meluk kedua kakiku yang ada diatas sofa. Mengarah ke Didit. Kepalaku nempel disandaran sofa. Dia senyum. "Kenapa buru-buru nikah?" Tanyaku.

"Daripada kamu yang ngajak nikah duluan"

"Terus maksud tanganmu tadi apa? Apa karena chatmu sama Ken tadi?" Aku tunjukin screeshot chat mereka.

"Becanda,Cil"

"Kamu gak bosen atau kesel ngliat Aku.. yaa yang suka tiba-tiba suka ngilang gitu?"

Dia geleng-geleng

" kalau aku gak pengen nikah?" Mukanya kesel. Ngalihin wajahnya ke depan.

"Kalau kamu hamil tanpa nikah,gimana perasaan bundamu?" Tanya Dia kesel.

"Memang Siapa yang mau hamil?"

Dia natap Aku kesel. "Cil, kamu sebenernya tahu nggak sih kenapa mamaku sama bundamu ngjaga kita segitunya?" Aku mengangguk.

"Terus, Kamu gak pengen kita putus, tapi gak pengen nikah. Kamu mau kita terus gini?"

Dia masih pasang muka kesel ke arah TV.

Aku gak yakin

Ga terasa Aku ketiduran itupun kayak bentar. Waktu ku buka mataku.. kalau mimpi, cepetan bangun. Aku tutup kembali mataku, perlahan kubuka mataku. Ini wajah Didit

...****************...

1
Coke Bunny🎀
Terima kasih author! 🙏
Camila Llajaruna Cornejo
Pengen baca lagi dan lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!