NovelToon NovelToon
Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Heryy Heryy

Kim Min-seok siluman rubah tampan berekor sembilan, yang sudah hidup lebih dari 1000 tahun,Kim Min-seok hidup dengan menyembunyikan identitasnya sebagai seekor gumiho,Ia berkepribadian dingin dan juga misterius.

Dirinya menjalin hidupnya dengan kesepian menunggu reinkarnasi dari kekasihnya yang meninggal Beratus-ratus tahun yang lalu.

Kim Min-seok kemudian bertemu dengan Park sung-ah mahasiswi jurusan sejarah, saat itu dirinya menjadi dosen di universitas tersebut.

Mereka terjerat Takdir masa lalu yang mempertemukan mereka, mampukah Kim Min-seok mengubah takdir tragis di masalalu yang terulang kembali di masa depan.

apakah kejadian tragis di masalalu akan kembali terjadi kepada dirinya dan juga kepada park sung-ah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༿BAB༌༚3

Sinar matahari pagi tahun 2025 menyinari lapangan kampus yang rimbun, membuat dedaunan pohon maple berwarna kuning keemasan bersinar.

Park Sung-ah berjalan dengan langkah cepat menuju gedung kuliah sejarah, tangan nya memegang buku teks yang tebal dengan erat.

Malam sebelumnya dia tidur dengan sulit—pikirannya selalu tergeser ke percakapan dengan Baek Yi-jin di telepon, dan omongan Yoo In-a yang menggoda tentang apakah Yi-jin menyukainya. Hati nya masih berdebar-debar setiap kali namanya terlintas di benak.

"Park Sung-ah!"

Suara yang familiar membuat dia berhenti seketika. Dia memalingkan kepala dan melihat Baek Yi-jin berdiri di sudut lapangan, mengenakan jaket biru muda dan celana jeans yang pas.

Rambutnya yang hitam sedikit kusut karena angin, tapi itu malah membuatnya terlihat lebih tampan dan ramah. Sung-ah merasa wajahnya mendidih—seperti setiap kali dia melihat Yi-jin.

Yi-jin melangkah mendekatinya dengan senyum yang lembut. Dia adalah mahasiswa jurusan teknik yang dikenal cerdas dan baik hati—banyak cewek di kampus menyukainya, tapi dia selalu tampak tenang dan tidak terlalu perhatian pada siapapun. Hingga saat ini.

"Hai, Yi-jin. Ada apa ya? Kamu manggil aku?" tanya Sung-ah dengan suara yang sedikit gemetar, menundukkan kepala agar tidak terlihat malu.

Yi-jin berdiri di depan nya, jarak mereka hanya beberapa sentimeter. Sung-ah bisa mencium bau parfumnya yang segar, seperti bunga mawar dan angin pagi. Hati nya berdebar semakin kencang, seolah-olah mau meledak.

"Eh, ya. Aku mau ngomong sesuatu," kata Yi-jin, wajahnya sedikit memerah juga—sesuatu yang jarang dilihat dari dia. "Kamu ada waktu di hari Minggu nanti ga?"

Sung-ah mengangkat kepala sejenak, mata nya bertemu dengan mata Yi-jin yang hangat. "Minggu? Ada apa ya? Kenapa tiba-tiba sekali kamu ajak bertemu?" tanya dia dengan tatapan penasaran dan sedikit takut.

Yi-jin tersenyum lembut, matanya memandangnya dengan penuh keharapan. "Kamu akan tahu nanti deh. Cukup katakan aja mau atau enggak ya?"

Kata-katanya membuat sungguh-sungguh bingung, tapi juga penuh harapan. Wajahnya semakin memerah, sampe kayaknya akan menyala. Dia merasa darahnya memanas dan kepalanya sedikit pusing—dia tidak pernah berpikir bahwa Yi-jin akan ajak dia bertemu sendirian.

Melihat wajahnya yang memerah parah, Yi-jin melengkapi keningnya. "Apa kamu sakit? Kenapa wajahmu jadi merah banget gitu?" tanya dia dengan suara penuh kekhawatiran, lalu tanpa ragu menyentuh dahi Sung-ah dengan jari-jarinya yang hangat.

Sentuhan itu membuat Sung-ah terkejut. Jari-jari Yi-jin terasa lembut dan hangat, membuat seluruh tubuhnya merinding dengan kebahagiaan.

Dia merasa seperti ingin melompat-lompat atau menangis—dia tidak pernah merasakan sentuhan yang begitu penuh perhatian dari seseorang yang dia suka.

"T-tidak apa-apa! Aku baik-baik saja!" jawab dia dengan suara yang kencang, lalu dengan cepat menjauh dari sentuhan Yi-jin. Wajahnya semakin memerah, sampe dia tidak bisa melihat dengan jelas. "A-aku pasti datang! Sekarang aku harus pergi ke kelas, ya! Sampai jumpa!"

Tanpa menunggu jawaban, Sung-ah berlari dengan cepat meninggalkan Yi-jin sendirian di lapangan. Dia berlari melewati koridor, melewati mahasiswa yang lewat, hati nya berdebar-debar seperti kuda yang sedang balap. "Aduh, kenapa aku jadi begitu bodoh ya?" gumamnya sendiri sambil menutup wajah dengan kedua tangan, merasa malu dan senang pada saat yang sama.

Dia tiba di ruangan kelas 307 tepat sebelum jam kuliah dimulai. Yoo In-a sudah ada di sana, duduk di kursi mereka yang biasa, dengan wajah yang ceria.

Saat melihat Sung-ah masuk dengan wajah yang merah parah dan napasnya terengah-engah, In-a langsung tersenyum dengan wajah yang menggoda.

"Wah, Sung-ah! Kamu kenapa? Kayaknya lagi lari lari ya? Atau apa... ketemu siapa ya?" tanya In-a dengan senyum yang menyakitkan.

Sung-ah duduk di kursi sebelahnya, masih menangkap napas. Dia melihat sekeliling, memastikan tidak ada orang lain yang mendengar percakapan mereka, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga In-a.

"In-a... Yi-jin tadi manggil aku," katanya dengan suara yang lemah.

In-a langsung membuka mata lebar. "Apa? Benarkah? Dia ngomong apa? Apa dia ajak kamu keluar?" tanya dia dengan semangat, tidak bisa menahan kegembiraan.

Sung-ah mengangguk perlahan. "Dia ajak aku bertemu di hari Minggu nanti. Tapi dia ga mau ngomong apa-apa, cuma bilang aku akan tahu nanti."

In-a langsung melompat dari kursinya, membuat beberapa mahasiswa melihat ke arah mereka. Dia menutup mulutnya dengan tangan, tapi wajahnya penuh kegembiraan.

"Wah! Itu pasti dia mau ajak kamu berkencan dong! Atau bahkan mau ngajak kamu pacaran! Sung-ah, kamu jadi pacar sama cowok yang banyak cewek suka! Ini beneran ya?"

Sung-ah merasa wajahnya semakin memerah. "Jangan terlalu cepat ngira deh In-a. Mungkin dia cuma mau minta bantuan tentang tugas atau apa gitu."

"Yah, siapa yang mau minta bantuan tugas di hari Minggu sendirian? Pasti berkencan deh!" ucap In-a dengan yakin. "Kamu harus siapin diri yang bagus ya! Aku akan bantu kamu pilih baju, riasan, dan apa aja yang kamu butuhin! Ini kesempatan emas mu, Sung-ah! Jangan lewatkan!"

Sung-ah hanya mengangguk, hatinya penuh harapan dan ketakutan. Bisakah benar-benar Yi-jin akan ajak dia berkencan? Dia merasa tidak pantas—dia cuma mahasiswa sederhana yang selalu lelah dan seringkali tertidur di kelas. Tapi di saat yang sama, dia tidak bisa menolak kebahagiaan yang muncul di hatinya.

Saat itu, pintu kelas terbuka dan Kim Min-seok masuk. Suara obrolan di kelas langsung meredup. Min-seok memindahkan pandangannya ke seluruh ruangan, dan seperti biasa, matanya langsung menemukan Sung-ah.

Ia melihat wajahnya yang memerah dan kebahagiaan yang terlihat di mata nya, dan merasa sesuatu yang aneh muncul di hatinya—seperti rasa cemburu yang tidak jelas. Dia mengerutkan alisnya—kenapa dia peduli dengan perasaan mahasiswanya?

Dia berjalan ke depan kelas, suara nya tetap dingin. "Mari kita mulai kuliah hari ini. Hari ini kita akan membahas perubahan sosial di Korea setelah Perang Korea."

Sung-ah mencoba fokus pada pembelajaran, tapi pikirannya selalu tergeser ke hari Minggu. Dia membayangkan bagaimana pertemuan itu akan berjalan—apakah Yi-jin akan membawa dia ke tempat yang indah? Apakah dia akan mengatakan apa yang dia harapkan? Atau apakah itu hanya kesalahpahaman yang menyakitkan?

Selama kuliah, Min-seok seringkali memandang ke arah Sung-ah. Ia melihat dia seringkali melamun dan tersenyum sendiri, dan rasa penasaran serta cemburu yang tidak jelas semakin membesar.

Ia tahu dia tidak boleh terlibat dengan manusia—terutama seseorang yang energi tubuhnya tidak bisa dia rasakan.

Tapi untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun hidupnya, ia merasa ingin mengetahui lebih banyak tentang seseorang.

Setelah kuliah selesai, Sung-ah segera pergi ke kontrakan nya, dibawa In-a yang terus-menerus memberikan nasihat tentang bagaimana dia harus bersiap untuk hari Minggu.

Di balik mereka, Min-seok berdiri di pintu kelas, memandang ke arah yang dituju Sung-ah. Hatinya penuh pertanyaan dan perasaan yang dia tidak mengerti.

"Apa yang akan terjadi pada hari Minggu itu, Park Sung-ah?" gumamnya sendiri dengan suara yang lemah. Dan di dalam hatinya, ia merasa bahwa dia tidak bisa hanya berdiri dan menonton—ia harus tahu apa yang akan terjadi pada mahasiswi yang membuatnya begitu penasaran.

1
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖
crezy up thr
Almahira
🤭🤭🤭 kisss lagi🤭
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖: ko kamu gak ada novel?
total 1 replies
Almahira
gue juga pengen 😭
Almahira
wah nafsunya memuncak, nih dosen 🤭
Almahira
wah udah Kiss kissan aja
Almahira
kaya adegan sinetron aja🤣
Almahira
pasti nangis lah jadi cewek kalo di kasih harapan palsu 😭😭
Almahira
wah di kasih harapan palsu,😭😭😭
Almahira
seneng banget tuh 🤭🤭
Almahira
kalau kaya gitu visualnya saya juga mau
Han Sejin: haaa🤣
total 1 replies
🐌KANG MAGERAN🐌
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!