“Semua saudara Oliver lelaki. Aku tak percaya jika gadis manis itu dititipkan pada pria.” — Arline Franklin
“Aku juga lelaki. Kau pikir aku ini wanita?!” — Arthur Franklin
Arthur Franklin. Pria dingin dan misterius itu sangat mencintai 3 hal dalam hidupnya. Pekerjaan, wanita dan alkohol. Sayangnya, Arline yang merupakan kakak kandungnya menitipkan anak tirinya, Hailey Owen kepada Arthur, si pria pecinta wanita.
Akankah gadis manis itu tetap aman saat berada di bawah pengawasan dan penjagaan Arthur? Atau … Hailey malah menjadi mangsa, seperti wanita lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pura-Pura Polos?
...“Hailey … Hailey … kau ini benar-benar polos, atau pura-pura polos?” — Arthur Franklin...
...🌸...
...“Sekarang katakan. Apa kau suka dengan tubuhku?” — Arthur Franklin...
...“Aku tidak suka dengan tubuhmu.” — Hailey Owen...
“Ar—Arthur … itu ….” Hailey mendadak gelagapan saat pria itu bangun dari tidurnya. Ia benar-benar seperti seorang mata-mata yang sedang tertangkap basah oleh targetnya sendiri.
“Kembalilah. Jangan berlama-lama di depanku,” ucap Arthur menahan diri. Apalagi saat itu Hailey hanya mengenakan tanktop dan hot pant berwarna hitam. Semua pahatan di tubuhnya membentuk dengan sempurna. Pria mana coba yang tak akan terpancing melihatnya.
Arthur memutar kembali kepalanya dan memeluk bantal. Ia mencoba untuk menempik kehadiran Hailey yang membangkitkan gairahnya yang meledak-ledak sejak beberapa hari ini.
“O—okay. Maaf,” ucap Hailey sambil berbalik badan. Wanita itu pun melangkah perlahan ingin meninggalkan ranjang Arthur.
Namun, baru saja Hailey mengangkat kakinya untuk melangkah, Arthur langsung menarik lengan Hailey. Tubuh wanita itu jatuh tepat ke atas ranjang dengan mata yang melotot karena terkejut.
“Arthur!” sergah Hailey terbelalak. “Tadi kau menyuruhku pergi. Tapi sekarang—”
“Aku berubah pikiran.” Arthur menekan kedua tangan Hailey ke atas ranjang. Posisi Arthur saat ini tepat berada di atas Hailey. Tangannya merebut ponsel yang tadinya membuat ia terjaga.
Rasa penasaran yang tinggi itu lah yang membuat ia menarik tangan Hailey dan mengurungkan niat menyuruh wanita itu pergi.
“Apa yang kau lakukan tadi? Hm?”
Arthur melihat galeri Hailey dan menemukan foto punggungnya yang sedang terlelap. Usai melihat foto miliknya yang diam-diam wanita itu curi, Arthur menyeringai tipis.
“Jangan dilihat!” Hailey merebut ponsel miliknya dengan perasaan cemas.
“Kenapa kau memotretku?”
“Untuk temanku!” dusta Hailey karena takut.
“Teman?” Arthur mengerutkan dahinya, menatap penuh siasat ke arah Hailey. Ia mendekatkan wajahnya ke arah wajah Hailey.
“Iya. Temanku suka mengoleksi foto pria yang tubuhnya kekar. Makanya tadi aku memotret punggungmu.”
“Temanmu? Atau kau sendiri yang suka mengoleksinya?” kecam Arthur dengan suara baritonnya.
Sekujur tubuh Hailey bergidik saat pria itu berbicara dengan suara yang rendah.
Hailey terdiam. Ia memalingkan wajahnya karena tak ingin beradu tatap dengan Arthur.
“Ck!” Arthur tersenyum tipis sambil berdecak. Ia menarik nafas pelan sambil perlahan menghela nafas. Nafas yang ia keluarkan menyentuh lembut kulit wajah wanita itu. “Kau benar-benar nakal Hailey.”
“Kau tahu, aku sudah menahan diri sejak kita di Nuremberg. Tapi kau, kau sendiri yang masuk ke kamarku dan menyerahkan diri.”
Hailey kembali memutar wajahnya, menatap berani kedua mata elang itu. “Aku ‘kan hanya ingin memotret. Bukan menyerahkan diri.”
“Hailey … Hailey … kau ini benar-benar polos, atau pura-pura polos? Hm?” tanya Arthur sembari jemarinya menyentuh lembut pipi Hailey menuruni tengkuk dan leher.
Mendengarkan ucapan Arthur, Hailey langsung memejamkan matanya. Seketika ia menjadi menciut dan takut untuk melihat mata Arthur. Mata yang dingin itu menjadi semakin mengerikan karena terlihat kelaparan. Tapi yang lapar bukan perut, melainkan nafsu.
“Sekarang katakan,” ucap Arthur sambil menatap lekat bibir Hailey. “Apa kau suka dengan tubuhku?”
“Kau mau aku jujur atau berbohong?”
“Aku ingin mendengarkan jawaban palsumu,” lirih Arthur sambil menunggu jawaban Hailey.
“Aku tidak suka dengan tubuhmu.”
Mendengarkan kebohongan dari bibir Hailey, seketika Arthur dapat memahami apa kejujuran yang wanita itu rasakan. Apalagi kalau bukan menyukai tubuhnya?
“Ck! Kau benar-benar membuatku gila!”
Arthur langsung mendaratkan bibirnya ke bibir Hailey. Saat itu juga Hailey langsung membuka mata karena terkejut. Tapi … karena ia pun sudah pernah merasakan nikmatnya benda perkasa milik pria itu, ia pun mendadak pasrah. Kedua tangannya melingkar ke tengkuk Arthur.
Mendapatkan respon positif dari Hailey, tentu saja Arthur menjadi semakin senang. Pasalnya, nafsu yang sudah ia tahan-tahan sejak di Jerman, kini bisa ia salurkan sampai tuntas. Lagi pula, wanita yang berada di bawah kekuasaannya kini pasrah dan tak menolak.
Arthur mulai memegang kendali. Bibirnya terus menerus membungkam bibir Hailey dengan sangat rakus. Tangannya perlahan mulai turun ke dada dan memberikan pijatan yang kasar. Hailey dibuat mendes4h tanpa henti meskipun bibirnya dibungkam.
Setelah cukup lama bermain dengan bibir Hailey, kini bibir itu perlahan turun ke leher dan memberikan tanda cinta di sana. Hailey dibuat menggeliat karena ulah Arthur.
“Sudah,” tolak Hailey sambil memegang kedua bahu kekar Arthur. “Lusa aku harus ke kampus.”
“Memangnya kenapa?” tanya Arthur sambil menaikkan tanktop milik wanita itu ke atas. Kemudian ia membuka pengait br4 milik Hailey dengan cepat.
“Aku malu kalau mereka—”
“Bukannya kau malu kalau mereka tahu kau masih perawan? Hm?”
“Ya, tapi— … hmph!”
Hailey tersentak saat bibir pria itu mendarat tepat ke atas titik paling sensitif di dadanya. Membuat sekujur tubuhnya menggel!nj4ng. Arthur benar-benar bermain dengan buas saat berada di titik sensitif itu. Sementara satu tangannya mulai turun ke bawah dan membelai lembut paha mulus wanita itu.
“Arthur ….”
Tangan Arthur mulai bergerilya tepat ke lembah hangat milik Hailey. Jarinya mulai mengunjungi tempat kesukaannya saat bercinta. Tak hanya mulut, tangannya pun bekerja keras dengan dua tujuan. Apalagi kalau bukan memuaskan nafsunya dan membuat wanita itu menjadi pasrah dan tak berdaya?
“Arthur, stop!”
“Argh!” Hailey menjambak kuat rambut Arthur sambil kepalanya mendongak dengan bibir yang terbuka. Ledakan nikmat yang tiada tara mulai menguasai tubuh. Kewarasannya sudah menghilang di sela-sela nafasnyang yang terengah-engah.
Melihat Hailey yang sudah tak berdaya, Arthur malah sebaliknya. Ia menjadi semakin bersemangat untuk memulai pertempuran. Arthur melepaskan boxer yang hitam yang masih melekat di tubuhnya. Kemudian ia melempar sembarangan boxer tersebut.
Dengan nafas yang memburu dan terdengar berat, Arthur pun memulai pertempuran sebenarnya. Ia mengarahkan miliknya untuk berkunjung ke dalam tubuh Hailey. Benda yang begitu besar itu belum masuk setengah. Tapi Hailey? Wanita itu sudah lebih dulu mencengkeram sprei kasur dengan sekuat tenaga.
“Arthur … ngh!”
Arthur menyeringai iblis. Mata biru yang dingin itu berubah menjadi mata elang yang begitu buas dan menakutkan. Ada kegilaan dan kebuasan yang terpancar dari mata itu. Tentu saja Arthur memulai pergumulan panasnya sambil menatap sekujur tubuh Hailey yang sudah berantakan.
Pria dengan dada bidang dan perut sixpack itu menggempur tubuh Hailey tanpa ampun. Kemudian ia terus menerus memberikan kenikmatan yang belum pernah wanita itu rasakan.
Di kamar yang luas berpemandangan kota metropolitan itu, Arthur terus menerus menghujam tubuh Hailey menggunakan benda saktinya. Kamar itu dipenuhi dengan suara des4han dan len9uhan Hailey yang tiada henti. Bahkan, Arthur mengajarkan Hailey beberapa gaya bercinta yang sebelumnya belum ia lakukan saat di dalam mobil.
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung …....
Hailey ini..
😀😀😀❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
bertakut2 kenudian..
lhoooo..
bapaknya mana yaaaa????
lanjutt cerita Ethan dan Isabella yg tak tau wajah Ethan pasti seru