NovelToon NovelToon
Ketika Bos Dingin Jatuh Cinta (Devano Hanoraga)

Ketika Bos Dingin Jatuh Cinta (Devano Hanoraga)

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.6M
Nilai: 4.6
Nama Author: Isti Shaburu

Devano Hanoraga, pria dingin yang super rich, perfeksionis, berkuasa, dingin, tegas dan tak takut mati yang menjadi pengusaha hebat dan tak kenal ampun selalu menjadi incaran para wanita yang selalu ingin hidup mewah tanpa ingin bekerja keras.

Ia tak sengaja menolong gadis cantik yang bekerja di Bar milik sahabatnya sebagai pelayan untuk membiayai kuliahnya saat dirinya dijual untuk melunasi hutang judi Kakak tirinya.

Yesica Anastasya, gadis cantik yang terpaksa bekerja di Bar untuk membiayai kuliahnya dan juga untuk membiayai Ibu tirinya yang pemalas dan Kakak tirinya yang senang berjudi.

"Jadilah wanitaku maka aku akan melunasi hutang Kakakmu." Devano.

"Aku bersedia menjadi wanitamu asal kau izinkaan aku melanjutkan studyku." Yesica.

"Deal."

Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Apakah Devano akan jatuh hati hingga sejatuh-jatuhnya pada sugar Baby yang ia tolong dan selamatkan dari Ibu dan Kakak tirinya?

Follow:
Fb: Isti
Ig: istikomah50651

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti Shaburu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 08

Esoknya, Devano yang sudah siap dan sedang sarapan sambil mendengarkan jadwal dari Kris.

“Pagi ini Anda ada undangan di universitas X untuk memberikan beberapa materi dikelas Desain perhiasan, Tuan.” Devano seketika teringat akan gadis yang melayaninya di Bar milik Lucas.

‘Apakah ia berkuliah di universitas itu, kalau iya maka aku akan bertemu dengannya,’ gumam Devano yang pikirannya melayang entah ke mana tak mendengarkan ucapan Kris.

“Tuan, Tuan muda.” Kris sengaja menyenggol bahu Devano agar pria tampan tersebut sadar dari lamunannya.

“Ah iya, aku sudah mendengarnya,” ucap Devano dengan segera agar Kris tak memprotesnya karena tak mendengarkannya.

“Apa yang saya katakan?” tanya Kris menutup tablet berisi agenda pekerjaannya.

“Ada undangan memberikan materi di kelas desainer perhiasan universitas X kan?” sahutnya bertanya.

“Lalu?” Kris bertanya balik membuat Devano bingung.

“Lalu? Lalu apa? Ya sudah, aku benar bukan?” Devano bertanya balik membuat Kris menggelengkan kepalanya.

“Anda melamunkan apa, Tuan sampai tak fokus dengan jadwal yang saya bacakan? Biasanya Anda paling fokus saat saya membacakan jadwal harian Anda, tapi pagi ini Anda terlihat berbeda. Apakah Anda sakit? Jika sakit saya akan menghubungi Dokter Agam agar segera datang memeriksa Anda,” tanya Kris penuh selidik tapi masih dengan gaya dan nada yang kaku.

“Cerewet sekali kamu pagi ini, sudah seperti istriku saja. Aku lupa, kamu bisa bacakan lagi,” titahnya memprotes sambil masih asyik menikmati sarapan paginya.

“Anggaplah saya istri Anda karena Anda jangankan istri, kekasih saja Anda tak memilikinya, Anda jomblo karatan.” Kris selalu saja bisa membalas perkataan Devano. “Jam makan siang Anda ada jadwal makan siang dengan pemilik toko perhiasan terkenal di kota kita ini yang nama tokonya bahkan sama dengan perusahaan Anda,” sambungnya.

“Oh, dia sudah kembali dari luar negeri? Tak bisakah kau menolaknya? Aku malas untuk menemuinya.”

“Tidak, saya berharap dari pertemuan makan siang ini Anda akan tertarik dengannya dan tak menjadi jomblo lagi.”

“Cih, mengapa tak kau saja yang bersama dengannya,” dengus Devano mengunyah makanannya dengan sedikit sewot, pria dingin itu bagaikan anak yang manja jika berhadapan dengan Kris dan keluarganya.

“Tidak, karena yang disukai oleh Nona Angela itu Anda bukanlah saya,” sahutnya dengan tegas.

“Malam ini Anda juga harus menghadiri acara lelang amal, jadi tak ada waktu untuk Anda nongkrong di Malam Langit malam ini,” acara terakhir ia bacakan dengan penuh penekanan.

Setelah Kris selesai membacakan jadwalnya, Devano bersiap untuk berangkat. Kris akan mengantarkannya langsung untuk menuju universitas tempat Devano akan memberikan materi tentang perhiasan.

Sampai di universitas X, Devano langsung disambut oleh dekan dari kampus tersebut, momen yang sangat langka karena Devano bersedia datang untuk memberikan beberapa materi bagi mahasiswi dan mahasiswanya. Biasanya setiap kali mereka mengundang, Krislah yang akan datang atau orang lain sebagai gantinya. Namun, saat ini entah ada angin apa yang membuat Devano bersedia, tentu saja hal itu membuat dekan dan dosen lainnya sangat antusias dan senang.

“Silakan, Tuan muda. Saya yang akan mengantar Anda langsung menuju ruang di mana Anda akan melakukan penyuluhan materi,” ucap sang dekan mempersilakan Devano dengan begitu hormat.

“Hm.” Devano hanya ber hm ria saja membuat sang dekan segan padanya.

Sepanjang perjalanan menuju ruangan yang akan digunakan oleh Devano melakukan penyuluhan materinya, dekan memperkenalkan setiap bagian dari universitasnya.

...

Di tempat lain sebelum berangkat ke kampus, seperti biasa Yesica akan membuatkan sarapan untuk Ibu dan Kakak tiri benalunya. Setelah itu barulah ia bisa pergi ke kampus tanpa drama yang membuatnya muak.

“Aku butuh uang, seorang rentenir menagih hutang padaku, kalau hari ini tak dibayar juga mereka akan membunuhku.” Feri meminta uang untuk membayar hutangnya sebelum Yesica pergi.

“Kamu berhutang untuk apa? Makan dan kebutuhanmu sudah aku yang menanggungnya,” tanya Yesica menahan emosinya.

“Aku kalah judi dan mereka mengimingiku uang, yah aku terimalah masa enggak,” sahutnya dengan begitu santainya seperti tanpa dosa.

“Aku gak punya uang untuk membayar hutangmu, aku juga perlu untuk membayar kuliahku.”

“Jangan kurang ajar kamu, kamu masih berada di rumah ini ajah karena belas kasihan dari Ibuku.” Feri menarik rambut Yesica sehingga membuat Yesica memekik kesakitan.

“Ah, sakit! Kalau kamu butuh uang untuk membayar hutangmu yah bekerja, aku tak memiliki uang,” pekiknya memegang rambutnya yang ditarik, terasa perih dan pedas pada kepalanya hingga membuatnya meneteskan air mata.

“Beberapa hari lagi kamu gajian, berikan semua padaku untukku menyicil hutang pada mereka,” pinta Feri.

“Hei, jangan lupakan Ibu yang juga butuh. Berikan Ibu separuh sisanya kamu bisa berikan pada Kakakmu.” Frida yang mendengar Feri meminta gaji Yesica semua langsung angkat suara, sedari tadi ia tak menghentikan putranya itu menyiksa Yesica.

“Lepaskan, atau aku tak akan memberikan kalian uang,” pekik Yesica sedikit mengancam.

“Lepaskan dia, Fer. Jika dia tak memberi Ibu uang maka kamu akan menanggung akibatnya,” dengan terpaksa Feri melepaskan cekalannya dari rambut Yesica.

Merasa ada celah, Yesica langsung pergi dari rumah tersebut karena jam terus saja berjalan dan ia sudah hampir terlambat.

“Hari ini ada kelas khusus, aku tak boleh terlambat atau aku tak akan berkesempatan mendapatkan ilmu tambahan dari pakarnya,” gumamnya sambil berlari menuju halter bus mengejar bus yang sedang berhenti.

Hampir saja ia ketinggalan, begitu sampai ia langsung naik dan duduk di kursi tak jauh dari pintu.

“Akhirnya aku tak ketinggalan bus, kalau saja ketinggalan mungkin aku akan berjalan kaki ke kampus,” gumamnya bernapas lega karena akhirnya ia dapat duduk di dalam bus juga.

Lima belas menit lamanya akhirnya bus berhenti tepat di depan kampusnya, Yesica langsung berlari masuk karena waktu kurang sepuluh menit lagi.

“Yes, sini.” Vivi yang satu jurusan dengannya melambai pada dirinya, ada Luna juga yang ternyata mengikuti kelas tersebut karena kebetulan tema kelas terbuka hari ini bukan hanya tentang desain perhiasan tapi juga tentang bagaimana menjalankan bisnis dengan baik.

Yesica berjalan mendekati Vivi dan juga Luna, ia duduk bersama kedua sahabatnya itu.

“Hampir saja telat. Ngomong-ngomong, siapa inspirator kita kali ini dalam kelas terbuka? Pengusaha dari mana, aku gak sabar ingin mendengarkan inspirasi apa yang beliau sampaikan, semoga saja bisa jadi inspirasi kita semua nantinya,” tanya Yesica dengan penuh antusias.

“Dengar-dengar kali ini yang menjadi inspirasi kita pengusaha hebat di kota ini, beliau bahkan pengusaha nomor satu di negara kita loh,” seru Vivi yang tak kalah antusiasnya karena ia memang mengambil jurusan bisnis jadi tak sabar ingin mendengar masukan yang berharga dari sang inspiratornya.

“Pengusaha nomor satu, jangan-jangan,” gumam Yesica tak melanjutkan ucapannya.

“Kamu tahu siapa dia, Yes?” tanya Vivi yang penasaran dengan apa yang digumamkan oleh Yesica.

“Ah, enggak. Aku hanya sedang menebak dan berpikir saja siapa kiranya inspirator kita hari ini,” sahut Yesica berkilah, ia sebenarnya terlintas satu nama di pikirannya.

Tak lama masuk seorang pria dengan tampang yang begitu gagah mempesona membuat riuh kelas, semua mahasiswi berteriak histeris kala melihat pria yang menjadi dambaan sejuta kaum hawa itu masuk, begitu juga dengan Yesica yang terkejut karena ternyata pria yang sedang ia pikirkannyalah yang benar-benar menjadi inspiratornya.

“Dia.”

1
Luh Gede Ika Jayanti
Luar biasa
Yulianthy Ethi
Kecewa
Yulianthy Ethi
Biasa
yusi Devara
Luar biasa
GuGuGaGa_90
mantoppp
Yuswati Ningsih
Luar biasa
Ruk Mini
ya..pdhl berharap twins thorr...tpi is ok lh... alur ga ribet. pelakor dgn mudah di hempasan kn... ajibbbbbb..tq thorr d tunggu karya2 mu lagi 🙏👍👍👍
Isti Shaburu: makasih kak sudah membacanya hingga tamat, boleh juga mampir keceritaku yg lainnya, klik profilku yah kak🙏😊
total 1 replies
Angelia
Lumayan
Ta..h
kris chelsea vivi lucas Devano yesicca .
3 sahabat yang sudah menemukan kebahagiaan nya.
Aura Chacha
Luar biasa
Sleepyhead
aku adalah wanita gambaranmu vino 😂
Tania Tantri
ada ngga ya di dunia nyata/Facepalm/
Tania Tantri
mantap/Kiss/
Moms Ayu
huuu bagus
Joko Tingkir Oppo
masayallah sabar Yesi kuat kan hati mu Amin
Sintya Pratiwi
mampir Thor ❣️
Ryan Jacob
semangat Thor ditungggu karya-karyanya
Eka Pematasari
Luar biasa
Sandrina Dalila
suka
iyufiksyi
.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!