NovelToon NovelToon
PENDEKAR SINTING

PENDEKAR SINTING

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan
Popularitas:13.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikko Suwais

Pendekar Sinting adalah seorang pemuda berwajah tampan, bertubuh tegap dan kekar. Sipat nya baik terhadap sesama dan suka menolong orang yang kesusahan. Tingkah nya yang konyol dan gemar bergaul dengan siapapun itulah yang membuat dia sering berteman dengan bekas musuh atau lawan nya. Perjalanan nya mencari pembunuh keluarga nya itulah yang membuat sang pendekar berpetualang di rimba persilatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikko Suwais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LEDAKAN DAHSYAT

PEREMPUAN Tua itu murka pada bocah itu. Bukan hanya perut nya saja yang mulas, Kepalanya yang bocor itu pun terasa pusing dan berkunang-kunang.

"Sialan! Sakti juga bocah itu bisa melukai ku dengan mudah nya! Aku terlalu menganggap enteng bocah biadab itu!" Hawa sakti nya segera dikerahkan untuk meredakan sakit di tubuh nya itu. Pandangan nya sudah tak seburam tadi. Ia segera mengejar Rangga dengan ilmu peringan tubuh nya bagai angin berhembus, Ia sudah menghilang dari tempat nya tadi.

Rangga terus berlari dan menuju pondok. Disaat itu juga ia melihat Resi Jayabaya sedang membangunkan Jayengrama yang sedang pingsan itu.

"Kakeeeek....!!" Teriak Rangga dan Resi Jayabaya menatap anak itu dengan wajah tegang. Lebih tegang lagi melihat orang yang mengejar bocah itu ternyata orang yang dikenali nya.

"Apa maksud mu mengacau ditempat ku ini, Kidung Getih!? Apa mau mu sebenarnya hah!?" Ujar Resi Jayabaya marah dan sudah tak heran dengan wanita bejat dari golongan hitam itu. Nyai Kidung Getih berhenti dari pengejaran nya, Ia melihat orang yang dibenci nya seumur hidup itu berada di hadapan nya.

"Grrrrrhhh!! Kebetulan kau ada di sini Jayabaya!! Aku menuntut balas terhadap murid ku yang kau bunuh itu!! Brengsekk!!" Nyai Kidung Getih menggeram dan tangan nya mencengkram kuat tongkat berbatu bening bundar itu.

"Siapa murid mu? Setahu ku kau tak pernah sembarangan mengangkat murid."

"Ayu Cendani adalah murid ku!! Mayat nya tak kutemukan namun aku melihat jelas kau membunuh Murid ku itu lewat bola kaca di tongkat ku ini, Tua Keropos!"

"Oh...Begitu rupanya!? Jadi kau menuntut kematian murid mu dengan mengusik orang-orang ku ini hah!? Wanita jalang itu memang pantas mati! Dia telah mengusik ketenangan ku selama beberapa tahun blakangan ini! Ditambah lagi kau menurunkan ilmu iblis mu itu pada nya!"

"Aku mengangkat dia menjadi murid ku karena aku ingin membuktikan ucapan nya soal Pedang Naga Petir!!"

"Maksud mu pedang ini???" Ujar Resi Jayabaya memamerkan pedang panjang yang sejak tadi terselempang di punggungnya. Wajah nenek tua itu menegang dan berucap tanpa sadar,

"Be...betulkah itu pedang yang di bicarakan Ayu Cendani....?"

"Ya memang benar, Kau ingin memiliki nya untuk membalas dendam pada ku bukan...??? Makanya kau memberikan ilmu iblis mu secara cuma-cuma pada murid nya si Karang Gantung itu."

"Grrrrrhhh!! Rupanya kau perlu ku tumbuk mulut keriput mu itu, jahanam busuk!! Kekalahan ku tempo dulu akan aku balas dengan kematian mu sekarang, Bangsat...! Heahhh...!" Nyai Kidung Getih mengentakan tangan nya yang memegang tongkat. Dari kepala tongkat yang bundar dan berkepala bening mirip bola kaca itu keluar secarik sinar ungu sebanyak tiga butir sebesar telur ayam kampung.

Tiga sinar berpendar menimbulkan percikan api ungu membara melesat cepat mengarah kepada Resi Jayabaya. Disaat itu pula Resi Jayabaya segera membawa Jayengrama yang belum sadar dan Rangga yang ketakutan. Resi Jayengrama pergunakan ilmu kecepatan gerak nya bagai kilatan petir menyambar. Tiga sinar ungu tadi melesat menghantam sebuah pohon besar diujung sana.

*Blegaaarrrrrrr...!! Derrrrr...!! Derrrrr...!!* Ledakan keras membuat seisi hutan itu bagai tersapu angin badai dan menimbulkan getaran tanah yang cukup parah. Pepohonan disekitarnya tumbang tak karuan dan pohon yang terkena tiga sinar ungu tadi hancur menjadi serbuk kayu dan menyebar terhempas angin ledakan itu.

Beberapa lereng di jurang itu bagai longsor, Burung-burung nampak kalang-kabut terbang mencari perlindungan dari hawa ledakan cukup besar itu. Nyai Kidung Getih nampak geram, Serangan maut nya itu tak mengenai sasaran. Ia sempat melihat Resi Jayabaya berkelebat sebelum sinar tenaga dalam nya itu menghantam nya.

"Jangan lari kau keparat!! Lawan lah aku jangan jadi pengecut kau tua bangka!!" Nyai Kidung Getih berteriak keras dan pada saat itu Resi Jayabaya muncul kembali. Kali ini berada di samping nya agak jauh dari nya,

"Aku disini!" Tegas lelaki tua itu dan kini hanya seorang diri tanpa Rangga dan Jayengrama. Kedua nya sudah di bawa ke pondok dan Rangga disuruh bersembunyi disana menjaga Jayengrama yang pingsan. Namun anak itu bandel, Ia penasaran dengan Pertarungan kakek guru nya melawan musuh lama nya itu. Rangga mengendap-endap naik ke atas lereng air terjun dan disana ia mengintip di balik pohon besar yang akar nya mencuat ke atas.

Dendam Kesumat atas kekalahan Nyai Kidung Getih menjadi pemicu murka nya yang dulu redup kini mulai berkobar lagi. Dua orang sama-sama tua dan umur tak seberapa jauh itu mulai mengawali pertarungan nya kembali setelah sekian lama. Nyai Kidung Getih berjalan ke samping kanan dan matanya menatap pada pedang yang di pegang Resi Jayabaya. Pedang itu di tenteng nya dan masih bersarung, Seperti nya Resi Jayabaya belum ingin memakai pedang itu untuk melawan Nyai Kidung Getih.

"Gunakan pedang murahan itu untuk melawan kesaktian ku, Jayabaya!!"

"Terlalu kotor pedang ini jika mengenai darah mu yang kotor itu, Jayanti!!" Ujar Resi Jayabaya menyebut nama Asli Nyai Kidung Getih.

"Biadab Kau!! Rasakan jurus baru ku ini, Heahh...!!!!" Nyai Kidung Getih memutar tongkat berkepala bundar itu dengan cepat dan dari putaran itu tercipta asap merah mengepul. Makin cepat asap merah itu menebal dan mengecil sampai seukuran sebesar bola golf.

Resi Jayabaya nampak asing melihat jurus baru nya Jayanti itu. Merasa khawatir dengan ilmu baru nya Jayanti, Ia pun mulai memasang kuda-kuda kokoh dan perlahan kedua tangan nya bergerak ke samping mengangkat seperti dua sayap elang. Resi Jayabaya seperti orang sedang melakukan gerakan mengangkat beban yang amat berat. Lalu ia sentakan kedua telapak tangan itu ke depan seperti sedang menepak lalat.

*Plakkkk!!"

Dari ujung jari itu muncul lah sinar hijau memanjang seperti anak panah melesat ke arah Nyai Kidung Getih. Disaat yang bersamaan putaran tongkat nya dihentakan kedepan, Sinar merah darah sebesar bola golf meluncur menghadang sinar hijau tua seperti anak panah itu. Kedua sinar bertemu di pertengahan jarak dan akhirnya meledak memancarkan cahaya kuning terang.

*Blegaarrrrr...* *Wushhhh....* Terpaan angin ledakan itu membuat kedua nya terpental ke sembarang arah. Resi Jayabaya terlempar lumayan jauh dan punggung nya membentur sebatang pohon hingga pohon itu patah. Sedangkan Nyai Kidung Getih terpental dan terperosok ke dalam jurang yang penuh bebatuan sebesar kerbau.

Rangga yang melihat kejadian itu tak bisa melihat jelas karena cahaya sinar kuning dari benturan warna merah dan hijau membuat pandangan sangat silau. Hawa panas terasa menyengat dan membuat suasana disekitar bagai habis terbakar hebat dan menyisakan arang nya saja. Asap abu-abu mengepul dari berbagai pohon dan ilalang yang terbakar, Tercium bau gosong oleh Rangga dan segera ingat akan kakek guru nya. Ia beranikan diri untuk keluar dari persembunyiannya dan mencari Resi Jayabaya disekitaran tempat itu.

1
Sarip Hidayat
waaah
Ita Xiaomi
Ajeng perguruan mu telah musnah banyak nyawa yg tlah dipertaruhkan. Kamu malah sibuk menggoda Rangga.
Ita Xiaomi
Hanya Inggarwati yg tdk berpikir ke arah ranjang😁
Sarip Hidayat
waah
Sarip Hidayat
waahb ketemu lagi
Sarip Hidayat
waah
Sarip Hidayat
waah.. kg jadi anuan rangga... wkwkwk
Sarip Hidayat
waaah... basah daaah
Sarip Hidayat
owh
Sarip Hidayat
ooh begitu jadinya
Sarip Hidayat
waah.... gitu yaa
Ikko_Suwais
hehe betul kk
Ikko_Suwais
mksh support ny akak
Sarip Hidayat
waah
anggita
bener... 👏
anggita
lanjut berkarya tulis, moga novelnya lancar👌
anggita
like👍+👆iklan... utk author novel fantasi timur lokal.
arumazam
hadir
Jamal Jamal
bagus
Ita Xiaomi
Persaingan spt ini tak baik utk keutuhan perguruan/padepokan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!