Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memiliki Kesan
Danica berjalan cepat menuju ruangan CEO yang berada di lantai teratas gedung tinggi pencakar langit "apa aku bisa bertemu dengannya hari ini " Danica berharap bisa bertemu dengan Lionel, biarpun kemungkinan itu sangat kecil karena dirinya hanyalah pegawai biasa saja
sampai di lantai teratas, Danica mencari ruangan dengan keterangan asisten CEO kemudian mengetuknya pelan "masuk " titah seseorang di seberang sana membuat Danica bergegas membuka pintu
"maaf tuan, saya di minta tuan Dody untuk mengantar berkas " ucap Danica
Bara yang tadinya masih mengerjakan sesuatu kini tatapan matanya beralih ke arah Danica "sepertinya saya belum pernah melihatmu" rasa-rasanya Bara tidak mengetahui siapa wanita di depannya
"saya Danica tuan, orang yang seminggu lalu mengantarkan surat rekomendasi dari pak Smith" ucap Danica
"oh kamu rupanya" Bara meminta berkas yang ada di tangan Danica dan mulai membacanya "ini kapan rencananya kalian mau survei lokasi" tanya Bara
"hari sabtu ini tuan, makanya tuan Dody butuh tandatangan tuan Lionel agar bisa segera berangkat" balas Danica
"si Dody mau survei bawa siapa dari tim kamu " tanya Bara
Danica menggelengkan kepalanya "gak tahu tuan" balas Danica
"oke kalau begitu" Bara menutup berkasnya dengan gerakan cepat "saya akan sampaikan pada tuan Lionel dulu, jadi tempatmu harus bersiap jika di panggil sewaktu-waktu" ucap Bara
"baik tuan, kalau gitu saya permisi " Danica membungkuk hormat lalu segera pamit keluar ruangan Bara
"Bugh" Tiba-tiba saja Danica terjatuh begitu saja "ugghh" rintihan Danica memegangi tangannya yang terluka karena terjatuh ke lantai
"aduh maaf sekali" satu tangan terulur ke arah Danica dan Danica segera meraihnya agar bisa berdiri
"maaf sekali membuatmu terjatuh" ucap sosok pria yang belum Danica lihat siapa
"tidak masalah, mungkin anda terkejut saat saya baru membuka pintu" Danica berpikiran positif pada orang yang menabraknya
"ah tanganmu berdarah " seru pria itu dengan heboh
"ah tidak apa-apa " Danica menanggapi dengan santai luka yang ada di telapak tangannya
"Bara" teriak heboh pria itu membuat Bara langsung keluar dari ruangannya
Bara keluar dengan wajah terkejut "ada apa tuan Lionel, kenapa berteriak" tanya Bara yang ikut panik karena suara Lionel
mendengar nama Lionel di sebut, Danica langsung mendongakkan kepalanya dan begitu terkejutnya ia saat tahu orang yang menabraknya adalah Lionel, pria yang akan jadi targetnya untuk ajangnya balas dendam
"itu" tunjuk Lionel ke arah tangan Danica "aku tidak sengaja menabraknya saat akan ke ruanganmu tadi dan dia berdarah " ucap Lionel dengan heboh
"ya sudah saya ambilkan P3K dulu" Bara meminta Danica kembali masuk agar bisa mengobati tangan Danica
"duduk dulu Danica biar saya obati " Bara menunjuk ke araf sofa di ruangannya agar Danica bisa duduk
"saya obati sendiri saja tuan" Danica tidak enak hati dan ingin mengobati tangannya sendiri
"biar saya saja, kan saya yang menabrak kamu sampai terjatuh" Lionel mengambil kotak obat di tangan Bara dan mulai mengobati tangan Danica yang terluka
"maafkan saya nona.. " Lionel menggantungkan ucapannya kala tak tahu siapa nama Danica
"Danica tuan" sahut Danica
"ah kamu Danica " Lionel menoleh ke arah Danica dan sempat terpaku melihat wajah cantik Danica
"cantik sekali, kenapa aku bati sadar wanita uang aku tabrak begitu cantik " batin Lionel sedikit takjub akan kecantikan Danica
"iya tuan, saya Danica, orang yang di rekomendasikan tuan Smith untuk bekerja di sini " balas Danica
"ah berarti kamu mahasiswa yang berprestasi sampai kamu bisa mendapatkan rekomendasi darinya " Lionel jadi teringat cerita di balik alasan dosennya mengirim Danica ke perusahaannya
"tuan Smith memang cukup terkesan dengan saya saat bisa membantunya mengatasi masalah di perusahaan B.R Group" Danica sedikit membanggakan dirinya agar lebih di pandang eh Lionel
"B.R Group" beo Lionel, dan seketika itu ia membelalakan matanya lebar "kamu majasiswi yang mengusulkan peningkatan keamanan Cyber dan memberikan model pendukung aplikasi itu" tanya Lionel dengan suara meninggi
Danica tersenyum tipis ke arah Lionel "iya tuan, tapi saya hanya bisa memberikan model sederhana karena saya bukan ahli di bidang IT " ucap Danica dengan pembawaan tenangnya
"seperti itu saja sudah sangat bagus loh, apalagi software itu bukan bidangmu, tapi kamu cukup bagus memberikan bantuan untuk perusahaan om dan tanteku" ucap Lionel dengan heboh
"syukurlah aku bisa membantu" balas Danica dengan senyum tipisnya
"wah pantas saja pak Smith memaksaku menerimamu yang jelas-jelas memiliki potensi besar " ucap Lionel dengan heboh
"ah saya bukan apa-apa kok tuan, hanya kebetulan hobi saya di bidang software cukup membantu orang lain" balas Danica sedikit merendah
"ngomong-ngomong kamu di tempatkan di posisi apa, biar aku pindah posisi mu jika kurang baik " tanya Lionel
"saya jadi staf di bagian marketing tim 1" balas Danica
"wah kamu bawahan Dody rupanya ya sudah aku akan bilang ke dia buat pindahin kamu jadi asisten manager dia saja" ujar Lionel
"jangan tuan" Danica menggelengkan kepalanya "saya masih baru dan masih beradaptasi dengan lingkungan kerja di sini, jadi mohon biarkan saja saya mulai dari bawah, kalau memang kinerja saya baik, anda bisa menaikan jabatan saya sesuai dengan kinerja saya nanti " terang Danica
"wah aku salut padamu" terlihat sekali jika Lionel begitu takjub dengan Danica "aku pasti akan mendukung pekerjaanmu" ujar Lionel
"Terima kasih tuan" balas Danica
"tapi kalau kamu hanya pegawai biasa kenapa kamu ke ruangan Bara" tanya Lionel penuh selidik
"dia antar berkas kerja Dody " sahut Bara
Lionel menoleh ke arah Bara "mana " Lionel meminta berkas yang di bawa Danica untuk di baca
"kamu ikut bahas pekerjaan ini" tanya Lionel
"semua tim ikut serta tuan" balas Danica
"baik" Lionel meletakan berkas itu di atas meja dan langsung menandatanganinya "minta Dody mengajakmu, bilang saja aku yang nyuruh" ucap Lionel
"apa tidak masalah tuan, kan saya anak baru" tanya Danica
Lionel menyerahkan berkas yang sudah di tanda tangani pada Danica "tenang saja, tidak akan ada orang yang mempertanyakan keputusan Dody di perusahaan ini, dan Dody tidak akan pernah membantahku" ujar Lionel dengan bangga
"baiklah tuan, nanti akan saya sampaikan pada tuan Dody, saya pamit dulu" Danica bergegas pamit keluar meninggalkan Lionel yang terus menatap punggung Danica yang menghilang di balik pintu
"dia hebat sekali" puji Lionel begitu takjub akan apa yang ada di diri Danica
"biasa saja " ucap Bara dengan datar
Lionel menoleh cepat ke arah Bara "kamu gak tahu seberapa banyak ia membantu di masalah perusahaan tante Yumi dan om Lucas" sinis Lionel
"ya kan emang aku gak tahu " balas Bara dengan santai
"ngeselin deh" Lionel berjalan ke arah Bara dan duduk di kursi depan Bara
"aku sore ini ada urusan di luar, nanti kamu yang handle pertemuan soreku dengan orang Jerman itu ya" ucao Lionel
"ya" balas Bara dengan singkat
"oke, bye bye" Lionel melambaikan tanganya dan segera keluar dari ruangan Bara
Bara menggelengkan kepalanya saat Lionel keluar dari ruangannya "kapan dia dewasanya ya, bahkan adiknya saja lebih dewasa dia" gumam Bara