Karina Fransiska Arnold tidak pernah menyangka jika dirinya akan dijadikan kambing hitam atas meninggalnya Gloria calon tunangan adik iparnya oleh wanita yang dicintai suaminya. Masyarakat berlomba-lomba mengutuknya dan menghujaninya dengan kalimat-kalimat umpatan dan sumpah serapan. Hingga membuat hidup Karina tidak tenang. Ia meninggalkan kota kelahiran ibunya dan kembali menjadi wanita yang paling dihormati di negaranya.
Kepergian Karina membuat hidup Ocean Dirgantara Gultom berubah 160 derajat.
10 tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dalam keadaan tak terduga. Namun, kebencian dari putra-putrinya merupakan penyesalan terbesar kedua yang ia rasakan setelah kehilangan wanita yang selama ini menjadi istrinya.
"Mungkin caraku salah dalam melindungi mu. Tapi, aku sadar menyesal pun tak ada gunanya." Ocean Dirgantara Gultom
"Sejauh apa pun aku bersembunyi. Tapi, takdir justru selalu memihak pada mu." Karina Fransiska Arnold
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Paul McCartney Raharja. Anak haram dari Tuan Raharja yang dulunya terkenal sebagai pecinta wanita. Pria bajingan yang selama ini diam-diam menghamili banyak wanita dibelakang istrinya!" sindir Ocean tersenyum menyeringai.
Paul mengepalkan kedua tangannya mendengar ungkapan Ocean. Ia tidak bisa menahan amarahnya mendengar Ocean mengetahui aib keluarganya.
Dor
Sebuah tembakan tiba-tiba ditembakkan Paul kearah Ocean. Ocean yang memiliki insting kuat langsung menghindar tembakan Paul.
"Brengsek!" umpan Paul menatap Ocean dengan tajam.
"Cih! Kau tidak akan bisa melukai tubuhku secuil pun."kata Ocean mendengus dingin.
Ocean melompat turun dari dahan pohon dan berlalu dari sana. Ia tidak ingin bermain-main dengan pria lemah seperti Paul.
Ocean meninggalkan tempat itu dan menghilang bersama gelapnya malam.
Karina masih bersembunyi di tempatnya hingga Paul ikut menghilang bersama gelapnya malam. Karina bernapas lega melihat kepergian kedua pria itu.
"Sebenarnya pria seperti apa yang dulu ku nikahi?" gumam Karina berniat membalikkan tubuhnya. Namun, ia tiba-tiba terkejut melihat Ocean sudah berdiri di belakangnya dengan wajah dingin.
"Apa yang kau lakukan disini!" tanya Ocean menatap tajam mantan istrinya.
"Aku--" Karina merasa bibirnya tiba-tiba terkunci saat ingin menjawab pertanyaan Ocean.
Tanpa menunggu jawaban Karina. Ocean menarik tangan Karina dan membawanya semakin masuk ke dalam hutan.
"Ocean! Lepaskan! Kau mau membawa ku kemana?" tanya Karina sembari berusaha melepaskan cengkraman tangan Ocean yang sedikit kuat.
Ocean menghiraukan perkataan Karina. Ia terus menarik tangan mantan istrinya masuk ke dalam hutan semakin dalam.
Tak beberapa lama mereka tiba disebuah rumah pohon yang sangat tinggi. Rembulan malam bersinar terang menerangi bumi yang mereka pijak.
Ocean melepaskan tangan Karina dan naik ke atas rumah pohon.
"Apa kau akan tetap berdiri hingga matahari terbit disana? Apa kau tidak takut dengan binatang buas yang suka berkeliaran di sekitar sini."celetuk Ocean tidak habis pikir dengan Karina.
"Hey! mengapa kau membawa ku kesini! suamiku bisa menuntut mu atas pasal penculikan. Membawa istri orang masuk ke dalam hutan tanpa seijin yang bersangkutan." ketus Karina menatap punggung Ocean dengan tajam.
"Kau bisa memintanya menuntut ku!" balas Ocean tanpa rasa takut sedikitpun.
Karina menghela napas mendengar perkataan mantan suaminya. Ia tidak percaya kalau sikap Ocean benar-benar tidak berubah selama sepuluh tahun ini.
"Kau masih saja egois dengan sikapmu!" sindir Karina berniat pergi dari sana.
Ocean dengan cepat mengangkat tubuh Karina ke atas pundaknya. Ia memikul tubuh kurus mantan istrinya seperti sekarung beras.
"Turunkan aku, Ocean!"
"Aku tidak mau berada di tempat yang sama dengan pria brengsek seperti mu!" bentak Karina memukul-mukul punggung kekar Ocean.
Ocean yang tidak siap dengan tindakan Karina tersungkur kebelakang hingga mereka jatuh dari tangga rumah pohon itu.
BUG
"AW!"
Karina meringis pelan saat merasa tubuhnya terjatuh ke tanah.
Tanpa mengatakan sepatah katapun Ocean kembali mengangkat tubuh mantan istrinya dan naik ke atas tangga.
"Jika kau tidak ingin jatuh untuk kedua kalinya. Jangan bertingkah laku seperti cacing kepanasan." ketus Ocean tanpa perasaan.
"Aku ingin kembali! mengapa kau memaksa ku!" balas Karina mengigit kuat kulit punggung Ocean dari balik baju kaos hitam yang dikenakan pria itu. Karina kesal melihat sikap Ocean yang suka seenaknya memperlakukan orang lain.
Meskipun gigitan itu terasa sedikit sakit. Ocean bersikap biasa saja. Ia tidak berteriak kesakitan saat Karina menggigit punggungnya dengan sangat kuat.
Saat sudah sampai di atas rumah pohon. Ocean menurunkan tubuh Karina. Tak ada penerangan diatas sana. Hanya rembulan malam yang dapat membantu pandangan mereka melihat sekeliling mereka.
Karina terpukau saat melihat keindahan Pulau P dari atas rumah pohon setinggi 20 meter milik Ocean. Ia bisa menyaksikan keindahan pantai di sekitar pulau itu secara langsung dari atas sana. Jika ingin menikmati sunset ataupun sunrise saat berada di pulau P. Rumah pohon tersebut merupakan salah satu tempat yang akan Karina rekomendasikan kepada tamu hotel pulau P kelak di masa depan.
Disisi lain
Lama Ocean duduk termenung di depan pintu rumah pohon sembari menatap langit gelap. Hingga sebuah pertanyaan terucap dari bibir tipisnya tanpa menatap lawan bicaranya.
"Apa mereka tumbuh dengan baik?"
Deg
ini yg paling sulit kupahami jalan critanya