Sarah sang pemeran utama beserta para survivor lainnya telah berada di sebuah dunia tiruan yang nampak aneh. Mereka harus bisa bertahan hidup dengan melewati permainan yang di sebut dengan " 25 aturan iblis ", dimana permainan ini memiliki setiap aturan dan teka teki yang cukup menyulitkan. yang berhasil bertahan hidup sampai akhir, adalah pemenangnya. lalu hadiah yang akan di terima adalah satu permintaan apa saja yang diinginkan...... Mampukah Sarah dan para survivor lainnya keluar dari dunia aneh itu..? lalu bagaimana caranya Alena adik perempuan Sarah yang telah menghilang selama 12 tahun berada di dunia itu....?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muhamad aidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 : masa lalu Kinan
Kinan, gadis remaja cantik dan manis dari kalangan keluarga berada. Orang tuanya memiliki usaha toko klontong di beberapa tempat. Rumah sederhana dengan halaman yang luas dan dua pembantu yang ramah dan baik, Bu Lastri dan pak Tono. Kinan anak ke tiga dari empat bersaudara, anak tertua adalah laki-laki, anak kedua laki-laki juga dan anak bungsu terakhir adalah perempuan.
Usaha kedua orang tuanya bisa di kategorikan usaha yang cukup sukses dan maju, sehingga ayahnya cukup sibuk mengelola bisnisnya, sementara ibu, dia lebih fokus menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Di bantu oleh ibu Lastri yang membantu pekerjaan rumah, dan pak Tono yang memelihara kebun depan dan belakang. Ibu Kinan sendiri sangat menyukai berkebun, dia sangat pandai dalam hal berkebun , hingga mampu mengembang biakan tanaman dan sayuran organik yang bagus-bagus. Karena memiliki jiwa seorang pebisnis seperti suaminya, ibu Ajeng sering menjual hasil kebun organiknya kepada warga sekitar dengan harga yang miring, memang keuntungannya kecil, namun baginya ini hanya sekedar hobi dan niat membantu tetangga-tetangga sekitar saja.
Ibu Ajeng juga di kenal sebagai pribadi yang ramah , dan mudah bergaul di lingkungan sekitar. Maka dari itu keluarga Kinan sendiri sangat di hormati oleh warga sekitar, karena kebaikannya. Mereka semua selalu harmonis, antara kakak dan adik, adik dan kakak,anak ke ibu ,dan sebaliknya. Apalagi Bu Lastri dan pak Tono, yang telah bekerja selama sepuluh tahun kepada keluarga Kinan , sudah cukup dianggap keluarga sendiri.
Terkadang jika sedang repot sekali, Bu Lastri selalu mengajak anak perempuannya untuk bekerja, jika tidak ada yang menjaga. Namanya Arumi, dia seusia dengan Kinan. Jika Arumi di bawa oleh ibunya, Kinan selalu bermain dengan Arumi.
Pak Budiantoro, seorang pengusaha klontong, ayah dari Kinan, memang tampak jarang pulang ke rumah. Terkadang dia sibuk hingga selalu pulang larut malam. Pak Budiantoro ini juga sebenarnya memiliki aset lain selain usaha klontongnya yaitu infestasi saham di beberapa perusahaan ternama. Sehingga bisa di bilang dia salah satu pengusaha yang maju. Keluarga Kinan begitu harmonis, impian para keluarga lain. Mereka bahagia selalu dan di berikan Rizki yang cukup banyak.
Hingga suatu hari hubungan indah keluarg harmonis itu perlahan terkikis oleh gelapnya hidup dan takdir yang cukup kejam. Di mulai dari ibu Ajeng yang jatuh sakit tepat setahun setelah Kinan baru saja menginjak sekolah menengah atas, ibunya di ponis dokter telah mengidap kanker otak stadium akhir. Semua terkejut mendengarnya, selama ini ibu Ajeng tidak pernah bercerita soal penyakitnya. Hanya berjalan satu bulan, Ibu Ajeng menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit, tangis dan kesedihan mendalam bagi mereka yang di tinggalkan tak terbendung lagi, Kinan yang saat itu berada di dekat ibunya menangis meraung-raung. Ibunya lah sosok yang selalu mampu memberikan energik positif dalam hidupnya.
Setelah kematian ibunya pak Budiantoro jarang pulang ke rumah. Usahanya semakin maju hingga mampu membuat cabang di luar kota, maka dari itu dia sering ke luar kota dan jarang kembali pulang ke rumah. Takdir tragis itu belum berhenti begitu saja tak kala kakak sulungnya, anak pertama , yang sudah bekerja di perusahaan ternama, dia di temukan meninggal di kamarnya karena overdosis, secara diam-diam ternyata kakaknya adalah pemakaian obat-obatan terlarang. Lagi-lagi Kinan kehilangan anggota keluarganya lagi.
Kinan menginjak SMA kelas tiga, tinggal sedikit lagi dia akan lulus. Dia sudah merencanakan masa depannya dengan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Tak lama kabar muncul dari kakak keduanya, yang merantau satu tahun yang lalu ke kota lain. Dia di kabarkan meninggal dalam kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan tol. Kabar duka itu membuat Kinan benar-benar terpukul sekaligus memberikan dampak buruk bagi kesehatannya. Dalam kurun waktu dua tahun saja dia telah kehilangan kedua saudaranya.
Setelah lulus Kinan dewasa, tidak melanjutkan untuk kuliah, dia lebih memilih untuk bekerja dan tinggal terpisah dari rumah yang penuh kenangan itu. Mencari tempat kost lalu hidup mandiri. Kiki adik perempuan Kinan telah beranjak remaja kelas satu SMA. Kabar mengejutkan kembali muncul , Kiki adik perempuan Kinan mengabarkan bahwa ayahnya telah menikah lagi, dengan seorang janda yang juga kebetulan adalah seorang pengusaha bisnis kuliner. Pernikahan mereka diadakan sederhana tanpa sanak keluarga yang diundang, hanya beberapa saksi saja. Kinan merasa marah dan benci oleh sikap acuh ayahnya. Semenjak kematian ibu dan kedua saudaranya, ayahnya telah berubah drastis. Dia tidak memperdulikan Kinan maupun Kiki, seakan mereka berdua telah di telantarkan. Dua tahun berlalu, Kinan tidak pernah pulang ke rumahnya lagi dan ayahnya pun sama sekali tidak peduli akan hal itu. Sementara Kiki, enam bulan lalu Kinan telah mendapat kabar bahwa Kiki tinggal bersama Bu Lastri dan pak Tono. Kiki ikut tinggal ke kampung halaman bu Lastri setelah keduanya memutuskan untuk pensiun dan pulang ke kampung halaman.
Hidupnya hancur sejadi-jadinya tak kala mendengar kabar bahwa ayahnya sudah tidak memperdulikan keluarganya lagi. Dia telah memulai hidup baru bersama wanita baru dan anak-anak barunya, membuat Kinan hancur sejadi-jadinya. Kinan mencoba ikhlas dan tabah menjalaninya lalu melanjutkan hidupnya. Setiap mendapat gaji, setengahnya Kinan kirim ke kampung Bu Lastri Untuk kebutuhan Kiki adik perempuannya. Hanya Bu Lastri dan pak Tono saja yang benar-benar tulus merawat Kiki.
Kinan tersenyum kepada Sarah setelah menceritakan tentang hidupnya yang mulai hancur. Bekerja keras banting tulang demi sesuap nasi dan memenuhi kebutuhan adik perempuannya.
" Kami masih punya Prasetyo bukan....? Dimana dia sekarang ,Kinan..... ". Sarah mencoba membuka harapan baru untuk Kinan. Harapan yang mampu membuat Kinan harus tetap hidup.
Kinan menggeleng, air matanya keluar deras seakan kesedihan mendalam begitu dia rasakan.
" Prasetyo sudah mati, dia terbunuh ketika beberapa survivor lain mendengar obrolanku, lalu mereka berniat mengakhiri permainan dengan membunuhku, namun Prasetyo mencegahnya dan dia telah terbunuh......".
" Jadi karena itu, kau membunuh mereka semua, Kinan ... ". Kinan mengangguk, menanggapi pertanyaan Sarah. Baginya takdir begitu kejam karena telah merenggut orang satu-satunya yang berharga di hidupnya. Sudah cukup banyak yang telah tuhan renggut darinya.
" Akhiri permainan ini Sarah... Kumohon, setidaknya kalian bisa selamat..... ". Kinan mencoba memaksa, kali ini mereka harus berpacu dengan waktu. Sarah masih tidak bisa melakukannya, namun Kinan terus memaksanya, hingga akhirnya terjadi tarik menarik rebutan senjata. Kinan mencoba memaksa Sarah untuk menekan pelatuknya, namun Sarah masih terus menahannya.
Hingga akhirnya.... Dor ...... Pistol itu meletus, tepat ke arah jantung Kinan. Sarah bergetar ketakutan, ketika darah Kinan muncrat sedikit ke wajahnya. Kinan terjatuh, Sarah lalu mendekatinya.
" Maaf Kinan ... Tolong jangan mati...ku mohon ...". Sarah bergetar hebat, tak kuasa menahan tangis dan rasa bersalahnya.
" Gak perlu minta maaf, makasih Sarah..... Bertahanlah sampai akhir .... ". Perlahan mata Kinan tertutup. Bel tanda permainan telah berakhir , tepat tengah malam. Suara lonceng kemenangan menggema di seluruh stadion.