Merebut Cinta Suamimu

Merebut Cinta Suamimu

MCS 1. Pertemuan Kembali.

"Antar minuman ini ke ruang tamu ya, dan setelah itu kita bisa beristirahat sebentar sebelum pulang. Mereka juga sepertinya sudah masuk ke acara bebas," ucap wanita yang merupakan kepala pelayan itu pada Amanda.

Amanda mengangguk dan segera menuju ke ruang tamu untuk mengerjakan sesuai dengan apa yang diperintahkan kepala pelayan padanya. Jam di dinding sudah menunjukkan waktu yang kian larut, alunan musik yang tadinya terdengar santai kini mulai menggebu dan menghentak. Cahaya lampu di ruang tamu pada kediaman mewah itu juga mulai berkurang. Sepertinya sesi pesta formal yang tadi diadakan sudah mulai berubah intim.

"Aahhh.... Kau mulai nakal ya..."

"Jangan digigit!"

Amanda mendengar suara-suara desahan itu, tapi ia tetap berlalu dan mencoba untuk tidak memperdulikan keadaan sekitar yang mana para tamu di dalam pesta tengah asik mencari kesenangan mereka.

Pesta orang-orang kaya selalu saja berakhir seperti ini, gumam Amanda dalam benaknya.

Sebagai pekerja crew dari salah satu penyedia jasa layanan catering, Amanda sebenarnya sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini. Berbagai macam pesta sudah ia temui, dan tidak sedikit yang berakhir sama dengan yang saat ini terjadi di kediaman mewah itu. Sebuah pesta yang awalnya merupakan perayaan ulang tahun kini berubah menjadi pesta bebas, berisikan minum minuman keras.

Bugh!

Prang!

"Brengsek!!"

Amanda terkesiap ketika kakinya tidak sengaja membentur kaki meja di depan sebuah sofa karena pencahayaan yang kurang. Gelas yang berada di atas nampan itu jatuh, menumpahkan isinya mengenai pakaian seorang tamu wanita yang tengah duduk di atas pangkuan seorang pria.

"Dasar pelayan tidak berguna! Apa matamu buta, hah?!" makinya kencang. Wanita itu langsung beranjak dari atas pangkuan pria itu dan lalu berdiri menatap nyalang pada Amanda.

"Kau?!" ucapnya kaget seraya mendengus saat mengenali Amanda. "Dasar wanita udik! Apa yang kau lakukan di sini, hah?!"

Amanda sempat terpaku sesaat sebelum berhasil mengendalikan rasa keterkejutan yang juga menghampirinya. Terlebih saat ia yang juga ternyata mengenal siapa wanita di hadapannya ini.

"Maaf, Nyonya. Saya tidak sengaja, saya akan membersihkannya." Amanda cepat-cepat meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja, dan meraih tisu untuk membersihkan tumpahan minuman pada pakaian wanita itu.

Namun belum berhasil Amanda mendekat dan melakukan niatnya. Tubuhnya sudah didorong lebih dulu oleh wanita itu dengan sangat kasar.

"Mau apa kamu, hah? Jangan dekat-dekat dengan ku! Dasar perempuan dekil!" Wajahnya begitu angkuh. Ia kemudian berkacak pinggang dan kembali melayangkan hinaan. "Kau sama sekali tidak berubah, Amanda. Masih saja buruk rupa," ejeknya dengan tersenyum sinis.

Amanda yang dari tadi sudah berusaha menahan perasaannya itu kini mulai terpancing, ketika hinaan terus saja terlontar tanpa jeda untuk dirinya. Hatinya memanas dan membara. Tangannya mengepal dan dengan yakin ia kembali membuka suara.

"Saya akan mengganti pakaian Anda, Nyonya Selena."

"Kau yakin bisa mengganti gaun ini?" tanya Selena cepat dengan tersenyum remeh pada Amanda.

Bisa-bisanya seorang pelayan malah ingin membeli dress mini yang tengah ia kenakan saat ini. Meski pakaian itu terlihat seperti kekurangan bahan, karena punggung Selena yang terpampang nyata, tapi jangan ragukan harganya. Ia adalah Selena Carson. Istri dari pengusaha sukses dan kaya raya, Reagan Slade. Satu tahun pun Amanda mengabdikan hidup menjadi babunya, takkan sanggup membeli gaun Selena.

"Jangan mimpi bisa menggantinya! Kau hanya perempuan miskin..." Selena menjeda ucapannya dengan mata yang memindai keseluruhan penampilan Amanda. "Dan buruk rupa," lanjutnya dengan suara yang begitu menekan dan kemudian tertawa puas.

Amanda tidaklah seburuk yang Selena katakan. Wanita itu memiliki fisik yang sempurna serta wajah yang sebenarnya cantik. Kecantikan yang Amanda miliki hanya tertutup karena tidak adanya perawatan yang menunjang itu semua. Terlebih sifat Amanda yang memang tidak suka berdandan seperti wanita lain pada umumnya. Ia terkesan lebih membiarkan dan memilih berpenampilan apa adanya.

Dan Amanda menyadari itu, ia tidak begitu cantik dan bukan orang kaya raya. Namun dihina seperti ini tetap membuat perasaan Amanda sakit sekaligus perih, apalagi Selena adalah wanita yang selalu mencercanya dengan mulut berbisa. Selena dan Amanda dulunya adalah teman satu sekolah, mereka sudah lama tidak bertemu. Dan kini Amanda kembali dipertemukan secara tidak sengaja dengan wanita itu.

"Sayang, lihat, suamimu menghubungi."

Selena langsung mengalihkan perhatiannya dari Amanda kepada pria muda dan gagah di sampingnya. Ia menerima ponsel yang diberikan pemuda itu lalu mendapati nama Reagan di sana.

"Hallo." Selena langsung mengangkat panggilan seraya berlalu meninggalkan Amanda yang terdiam dengan napas yang memburu. Ia sudah ingin meluapkan kemarahannya tadi, membalas Selena yang terlihat begitu puas saat bisa menghinanya.

"Kenapa kau masih di sini? Sana pergi!" Pemuda itu mengusir Amanda setelah memberikan ponsel pada Selena. Ia adalah pria yang Amanda lihat sebelumnya duduk di sofa dengan memangku Selena.

Mungkinkah pria muda itu kekasih Selena? Tapi tadi ia menyerahkan telepon dengan mengatakan jika suami Selena lah yang menghubungi. Pertanyaan itu sempat terbesit dalam pikirkan Amanda dan membuatnya heran. Namun ia tak mau terlalu jauh memikirkannya. Selena sangat lah tidak penting, semoga ini adalah pertemuan terakhir mereka, harap Amanda dalam hati saat ia meninggalkan ruangan itu.

"Acaranya belum selesai, Sayang. Aku tidak akan kembali terlalu larut." Selena berusaha meyakinkan suaminya yang ternyata menghubungi ia hanya untuk meminta wanita itu segera pulang. Ia membawa diri lebih jauh meninggalkan ruangan pesta saat menerima panggilan Reagan.

"..."

Selena menghela napas panjang mendengar perkataan Reagan selanjutnya. Entah apa yang suaminya itu ucapkan sehingga berhasil membuat Selena seakan berpikir keras dan tak lama kemudian ia tersenyum.

"Kalau begitu jemput aku sekarang. Aku tahu kau masih berada di perusahaan."

"..."

Tut!

Selena kembali tersenyum ketika panggilan itu terputus. Ia segera kembali ke ruangan pesta, dan harus berpamitan pada teman-temannya, karena Reagan yang sudah akan menjemput dirinya.

*

*

*

Di dapur, Amanda sudah dikelilingi oleh rekannya sesama pelayan, termasuk kepala pelayan dari tempat catering. Mereka sempat membahas kejadian yang menimpa Amanda dengan salah satu tamu di pesta ulang tahun itu.

"Hentikan acara bergosip kalian. Sebaiknya bersiap untuk segera pulang. Besok kita masih harus kembali bekerja, ada pesta sebuah perusahaan besar."

Amanda dan beberapa rekannya segera mengangguk dan membubarkan diri. Mereka segera bersiap untuk meninggalkan kediaman mewah yang sudah menggunakan jasa mereka dalam acara pesta ulang tahun. Tugas mereka sudah selesai. Dan besok mereka memiliki tugas baru di tempat dan acara yang berbeda.

"Amanda," panggil kepala pelayan yang membuat langkah Amanda terhenti saat akan berjalan menuju gerbang bersama rekan kerjanya. Ia meminta pada temannya itu untuk pulang lebih dulu. Sepertinya kepala pelayan ingin mengatakan sesuatu padanya. "Mengenai kejadian tadi, aku harap itu tidak terulang. Jika klien sampai komplain ke atasan, kita semua bisa terancam. Kamu mengerti maksudku, kan?"

Amanda sempat mengerjap. Mencoba mencerna perkataan kepala pelayan dengan baik. Dan setelah memahaminya, wanita itu mengangguk, membuat kepala pelayan pun tersenyum dengan sedikit menepuk lengan Amanda dan barulah berlalu pergi.

Menghela napas panjang, Amanda menatap pada gelapnya malam. Beginilah hidup, orang tidak berada seperti dirinya harus mengalah denga mereka yang memiliki uang dan kekuasaan. Jika tidak, maka bukan hanya dirinya saja, namun orang-orang disekitarnya juga akan terkena dampak buruk. Amanda bukan tak mengerti maksud kepala pelayan tadi padanya.

"Sayang! Akhirnya kau datang menjemputku."

Langkah Amanda kembali terhenti. Ia mengangkat wajah dan mendapati, tak jauh darinya di ujung sana, Selena tengah menghampiri seorang pria yang berdiri di post penjagaan kediaman mewah ini. Selana berusaha memeluk pria gagah itu, namun pria itu malah menghindarinya. Dan apa yang terjadi di antara Selena dengan Reagan itu berhasil membuat Amanda tersenyum.

Pasangan itu terlihat masuk ke dalam sebuah mobil mewah, netra Amanda tanpa sadar terus mengamati. Terutama pada wajah pria itu. Sangat tampan, Amanda tidak pernah melihat pria setampan dan segagah suami Selena. Suami Selena? Astaga kenapa wanita berbisa itu bisa memiliki suami yang terlalu sempurna? rutuk Amanda dalam benaknya.

Amanda seakan terhipnotis untuk terus menikmati keindahan itu. Sampai netranya terperanjat kaget ketika Reagan balas menatapnya. Amanda langsung berbalik, mata itu terlalu mengerikan. Aahhh tidak, terlalu tajam dan cukup membuat Amanda merasa bodoh. Sepertinya pria itu sadar jika sudah diperhatikan olehnya.

"Huft." Amanda langsung bernapas lega dan kembali berbalik saat mendengar suara mobil yang sudah berlalu pergi. "Beruntung sekali dia." Wajah Amanda terlihat masam saat mengatakannya. Ia pun kembali melangkah untuk segera meninggalkan kediaman mewah itu.

Terpopuler

Comments

F.T Zira

F.T Zira

mau ngalah di injak injak... nglawan di katain..😮‍💨😮‍💨😮‍💨

ohh ada denga,,, n nya kabur entah kemana.. atau di rebut seseorang🤧🤧

2025-01-29

1

F.T Zira

F.T Zira

kenapa aku bacanya Raegan mulu yaaa🤣🤣.. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-01-29

1

F.T Zira

F.T Zira

ya ampunn... judulnyaaaa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-01-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!