Seorang gadis bernama Mentari sagita terpaksa harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang seharusnya menjadi kakak iparnya akibat sebuah kecelakaan yang menimpa sang kekasih tepat di hari pernikahannya.
Hantara putra Adipura Sanjaya seorang pengusaha sukses yang terkenal dengan sikap dinginnya terpaksa harus menikahi calon istri adiknya karena sebuah Amanah.
Akankah Gita sanggup mempertahankan rumah tangganya bersama Hantara ??? Apakah Gita bisa kembali membuka hati seorang Hantara yang begitu dingin akibat pengkhianatan di masa lalunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menceritakan tentang pernikahan.
Keesokan harinya, tepat seperti dugaan Gita kini Anis sudah nampak menanti kedatangan di depan gedung rumah sakit, untungnya tadi Hantara menurunkan Gita di depan gerbang rumah sakit, namun begitu mobil milik Hantara masih terlihat jelas oleh Anis.
"Sepertinya kamu memang harus menjelaskan sesuatu padaku Gita." gumam Anis saat melihat sahabatnya itu kembali turun dari mobil yang sama dengan yang semalam yaitu mobil milik Hantara putra Adipura Sanjaya.
Anis menatap Gita yang kini berjalan ke arahnya.
"Aku pasti akan menjelaskannya padamu." ucap Gita seolah tahu makna tatapan Anis.
"Ayo masuk!!." ajak Anis, sekalipun begitu penasaran namun Anis masih bisa menahan diri untuk tidak bertanya lebih dalam mengingat saat ini mereka berada di lingkungan kerja.
Gita pun mengangguk sebagai jawaban.
Gita mulai bertugas di IGD sedangkan Anis sudah beberapa hari terakhir bertugas di poli sebagai asisten dr spesialis. sampai keduanya yang janjian makan siang di luar nampak meninggalkan gedung rumah sakit di saat jam makan siang. Gita keluar makan siang secara bergantian dengan Dr lainnya, mengingat ia bertugas di IGD yang harus siaga 1x24 jam.
Hanya dengan berjalan kaki kurang dari sepuluh menit kini Anis dan Gita tiba di sebuah cafe yang tidak jauh dari rumah sakit.
Gita sengaja memilih meja di bagian sudut cafe agar lebih tenang dan bisa menyaksikan pejalan kaki yang lalu lalang di luar cafe dari balik dinding kaca.
Gita duduk di kursi yang berhadapan dengan Anis hanya ada sebuah meja yang menjadi perantara.
Beberapa saat hanya keheningan yang tercipta, baik Gita maupun Anis belum ada yang membuka suara setelah tiba di tempat itu.
"Se_sebenarnya aku dan tuan Hantara, kami sudah menikah." ucapan Gita terdengar seperti petir di siang bolong di telinga Anis.
"Aaaapaaaa." inilah yang paling di takuti oleh Gita jika Sahabatnya itu sampai mengetahuinya, gadis itu pasti akan terkejut histeris.
"Syuuuuut." Gita membungkam mulut Anis dengan telapak tangannya.
"Eeemmmhhhh.....Ck... kamu apa apaan sih, apa kamu mau membunuhku." Anis berdecak kesal setelah berhasil melepaskan bungkaman telapak tangan Gita dari mulutnya.
"Habisnya kamu sih." ucap Gita.
"Apa kamu serius??." Tanya Anis kembali on dengan rasa penasarannya dan Gita pun mengangguk kemudian menunduk, khawatir sahabatnya itu akan kecewa padanya karena tidak berterus terang.
Anis menghembus napas bebas di udara.
"Kamu tidak kecewa padaku??."tanya Gita sembari mengangkat wajahnya memandang Anis, namun Gita tak menemukan sedikit pun kekecewaan apalagi marah yang terlihat dari sorot mata Anis.
"Awalnya aku sempat kecewa tapi semalaman aku berpikir, kamu pasti punya alasan untuk itu." ucap Anis bijak. Gita menggenggam tangan Anis dengan wajah sendu. "Terima kasih selalu menjadi sahabat yang pengertian." ucap Gita dengan mata mulai berkaca-kaca atas sikap bijak Anis.
Setelahnya Gita pun menceritakan semuanya pada Anis. bagaimana sampai dia bisa menikah dengan pria yang seharusnya menjadi kakak iparnya tersebut. Anis hanya diam mendengarkan dengan seksama cerita dari Gita.
"Apa tuan Hantara pernah berbuat kasar atau bahkan sampai memukuli mu??." itulah pertanyaan pertama yang di lontarkan Anis saat Gita usai bercerita.
"Tidak, kenapa kamu sampai berpikir seperti itu??." ucap Gita.
Anis menarik napas lega saat mendengar jawaban Gita.
"Aku pikir kisah pernikahanmu stragis novel novel yang pernah aku baca." jawaban Anis membuat Gita menggeleng gelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.
"Kami memang terpaksa menikah karena amanah dari mas Lesmana, tapi tuan Hantara tidak seburuk itu." jawab Gita dengan sorot mata berbeda.
"Sepertinya kau sudah mulai jatuh cinta pada suamimu." tebak Anis sambil tersenyum saat melihat gurat wajah Gita saat bercerita tentang suaminya.
"Kau ini bicara apa." ucap Gita seolah menepis tebakan Anis.
"Tapi aku tidak heran jika kau sudah mulai jatuh cinta padanya, lagi pula wanita mana yang mampu menolak pesona seorang Hantara putra Adipura Sanjaya, seorang pria tampan berprofesi sebagai pengusaha sukses. meskipun telah memiliki seorang putri, namun itu sama sekali tidak mengurangi pesonanya. aaahhhhhhh....aku juga mau nikah paksa jika pria itu seperti tuan Hantara." Ucap Anis seolah membayangkan sesuatu sehingga membuat Gita memukul pelan lengan gadis itu, seolah tidak rela ada seorang wanita membayangkan suaminya meskipun itu sahabatnya sendiri.
"Ck." Gita berdecak saat melihat tingkah abstrak sahabatnya.
"Haaaahaaaahaaaaa...aku hanya bercanda." ujar Anis tertawa renyah saat melihat raut kesal di wajah sahabatnya itu.
"Eh Git.... berdasarkan pengalaman kisah nikah paksa yang sering aku baca di novel, tokoh pria pasti tidak akan sudi menyentuh istrinya." ucapan Anis sarat akan makna, namun Gita yang tidak menyadari hal itu malah merasa tidak terima dengan ucapan Anis.
"Aku sudah bilang, Novel yang kau baca itu semua tidak benar." Anis tersenyum penuh Arti mendengar jawaban polos Gita.
"Apa itu artinya Tuan Hantara sudah menyentuhmu." tanya Anis dengan nada menggoda. sedangkan Gita yang baru sadar akan pertanyaan jebakan dari Anis hanya bisa melempar pandangan ke arah lain. " Apa sih." Gita kembali mencoba menepis ucapan Anis. hal itu semakin meyakinkan Anis jika saat ini sahabatnya itu sudah bukan lagi seorang gadis.
Beberapa saat kemudian keduanya kembali ke mode serius, usai Gita dengan terpaksa mengiyakan tebakan Anis tadi.
"Meskipun kami sudah melakukannya namun mas Hantara belum pernah mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya padaku." ucap Gita dengan tatapan sendu bersamaan dengan ke sepuluh jarinya saling bertaut di atas paha.
"Jujur saat ini aku masih takut jatuh hati pada suamiku, karena aku tidak ingin di saat aku mulai menyimpan namanya di dalam hatiku di saat yang sama dia akan mencampakkan ku begitu saja." bola mata Gita mulai berkaca-kaca saat berucap sehingga membuat Anis jadi tidak tega.
Anis menggenggam tangan Gita."Aku tahu kau gadis yang baik, percayalah tuhan pasti akan memberimu yang terbaik". Anis mencoba menguatkan Gita sedangkan Gita nampak menghalau air mata dengan mengangkat wajahnya ke atas Sebelum kembali mengukir senyum di wajahnya.
"Terima kasih sudah mau mendengarkan ceritaku." ucap Gita, dan Anis pun mengangguk.
"Tapi jika di lihat dari sikap tuan Hantara semalam, aku yakin tuan Hantara juga mulai menaruh hati pada Gita." tebak Anis dalam hati.
Saat pesanan mereka datang keduanya pun langsung makan, setelahnya Anis dan Gita kembali ke rumah sakit mengingat sebentar lagi jam istirahat siang akan segera usai.
Terima kasih sayang sayangku sudah sudi meluangkan waktu untuk menikmati karya recehku yang tidak seberapa ini 🙏🙏🙏🙏 selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan, semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT sehingga bisa menjalankan ibadah puasa hingga sebulan penuh....Aamiin.....
pdahal alur cerita ny seru loh😁🙏