Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Luna meminta Sebastian untuk memesan makanan terlebih dahulu.
"Kamu sudah pesan?" tanya Sebastian.
"Sudah Mas" jawab Luna.
Kemudian Sebastian memesan makanan dan minuman yang sama seperti Luna.
Sambil menunggu pesanan mereka, Sebastian mengajak Luna mengobrol.
"Luna, apakah kamu bahagia dengan pernikahanmu?" tanya Sebastian.
Sebastian langsung menghentikan ucapannya saat melihat Luna yang menangis dan meminta agar mau rujuk lagi dengannya.
"Baiklah aku mau rujuk dengan kamu Asalkan kamu gugurkan kandungan kamu. Aku tidak mau jika kamu melahirkan anak Damian"
Luna langsung menganggukkan kepalanya dan ia akan melakukan apa yang diinginkan oleh Sebastian.
Tak berselang lama makanan dan minuman yang mereka pesan telah datang.
Sebastian mengajak Luna untuk segera menikmati makanannya.
Setelah selesai makan Sebastian meminta Luna untuk segera pulang.
"Jangan lupa kalau kamu harus menggugurkan kandunganmu" ucap Sebastian.
Luna menganggukkan kepalanya dan ia akan melakukan apa yang diinginkan oleh Sebastian.
Ia melihat uang yang hanya tinggal beberapa lembar dan ia pun memutuskan untuk mencari obat p**** kandungan.
Beberapa apotik mengatakan kalau tidak menjual obat yang ia maksud dan ada seseorang yang menghampiri Luna.
Orang tersebut mengatakan kalau Luna bisa mendapatkannya di toko xxxx.
Luna pun langsung memanggil taksi untuk mengantarkannya ke toko xxx.
Sesampainya di toko xxx Luna segera membeli obat tersebut dan menyembunyikannya di dalam tas.
Jam menunjukkan pukul delapan malam dan Luna baru sampai di rumah.
Ia melihat Damian yang sedang duduk menunggunya.
"Kamu dari mana?" tanya Damian sambil melihat belanjaan yang dibawa oleh Luna.
"Aku dari mana bukan urusanmu dan ini uang sisa aku belanja tadi" jawab Luna sambil melempar uang dua ribu ke wajah Damian.
Damian mengelus dadanya dan ia meminta Luna untuk segera mandi karena ia sudah menyiapkan makan malam.
Luna tidak menghiraukan perkataan suaminya dan langsung masuk ke dalam kamar.
"Bagaimana bisa uang tiga juta kamu habiskan semuanya" gumam Damian.
Lima belas menit kemudian Luna keluar dari kamarnya menuju ke ruang makan.
Ia melihat Damian yang hanya memasak tahu, sayur sawi dan sambal
"Ayo kita makan malam dulu" ajak Damian
"Makanan apa ini? Kenapa sih kamu nggak bisa seperti Kakak kamu? Kakak kamu saja tahu kalau aku ini nggak bisa makan makanan kampungan!" Luna mengeluarkan semua kata yang menyakiti hati Damian.
Damian mengatakan kalau uangnya sudah ia berikan kepada Luna.
"Itu uang gajiku .dan aku serahkan ke kamu agar bisa belanja" ucap Damian.
"Oh jadi kamu nyesel kasih uangnya ke aku?" Luna yang emosi langsung mengambil tas belanjaannya dan membuangnya ke tong sampah.
Damian meminta Luna untuk tidak emosi karena bisa mempengaruhi kandungannya.
Luna yang jengkel langsung membuang semua makanan yang ada di meja tamu.
"Silahkan dimakan, dasar lelaki miskin!" Luna masuk ke kamar sambil menutup pintu kamar dengan keras sekali.
Damian menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah istrinya.
Ia pun segera mengambil makanan yang masih bisa diselamatkan.
Setelah itu Damian menikmati makan malamnya walaupun hanya sedikit yang bisa ia makan.
"Semoga kesabaranku bisa membuat kamu berubah menjadi wanita yang lebih baik" ucap Damian dalam hati.
Di dalam kamar Luna mengambil obat yang telah ia beli tadi.
"Mas Sebastian sebentar lagi kita akan bersatu lagi" ucap Luna.
Disaat Luna akan meminumnya tiba-tiba Damian mengetuk pintu kamarnya.
Luna meletakkan kembali obat itu kedalam tasnya dan ia langsung berpura-pura tidur agar Damian tidak mengganggunya.
Damian membuka pintu dan melihat istrinya yang sudah tertidur.
Setelah itu Damian kembali menutup pintu kamar Luna.
"Dasar pengganggu" ucap Luna dalam hati.
Ia pun memutuskan untuk segera tidur agar Damian tidak mengganggunya.
Keesokan paginya dimana jam menunjukkan pukul empat pagi.
Damian membuka pintu kamar dan membangunkan Luna untuk segera bangun.
"Luna ayo kita sholat subuh berjamaah" ajak Damian.
"Sholat sendiri saja aku masih mengantuk!" ucap Luna.
Damian yang mendengarnya langsung membopong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar mandi.
"Lepaskan dan jangan sentuh aku!" Luna memberontak saat Damian membopongnya.
"Lekas mandi, aku tunggu di kamar" Damian keluar dari kamar mandi dan menyiapkan mukena untuk istrinya.
Mau tidak mau akhirnya Luna segera mandi dengan air hangat yang sudah disiapkan oleh suaminya.
Setelah selesai mandi Luna keluar dan melihat suaminya yang sudah menunggunya.
"Ayo kita lekas sholat subuh nanti kesiangan" ucap Damian dengan suara lembut.
Luna mengerucutkan bibirnya dan segera ia memakai mukenanya.
Mereka berdua langsung melakukan sholat subuh berjamaah.
Selesai sholat Damian meminta agar Luna tidak pergi dulu.
Damian merebahkan tubuh di atas kaki Luna dan ia memandang wajah istrinya yang sedang memakai mukena.
"Masya Allah cantik sekali kamu" ucap Damian.
"Ishh apa-apaan sih, jangan seperti ini aku nggak suka" Luna meminta Damian untuk tidak merebahkan tubuhnya di atas kakinya.
Damian memandang wajah cantik Istrinya yang masih menggunakan mukena.
"Luna apakah aku boleh bertanya sesuatu kepada kamu?" tanya Damian.
"Hmm lekas katakan dan setelah itu jangan ganggu aku lagi!" jawab Luna.
"Pilih mana lelaki jahat atau lelaki baik?" tanya Damian.
Luna mengernyitkan keningnya saat mendengar pertanyaan dari suaminya.
"Pastinya aku akan memilih kakakmu yang baik dan tidak seperti kamu" jawab Luna yang langsung bangkit dan melepaskan mukenanya.
Damian menggenggam tangan Luna dan memintanya untuk tidak tidur lagi.
"Ayo kita jalan-jalan mumpung sekarang hari Minggu dan aku libur kerja" ajak Damian.
Luna yang tidak bisa menolak akhirnya mengiyakan ajakan Damian.
"Lihat saja aku akan mempermalukan kamu" ucap Luna dalam hati.
Damian mengajak Luna ke pasar Minggu yang letaknya tak jauh dari rumahnya.
Luna melepaskan tangan suaminya dan ia meminta agar Damian tidak menggenggam tangannya lagi.
Damian meminta Luna untuk tidak berjalan cepat-cepat seperti itu.
Luna tidak menghiraukan perkataan suaminya dan ia tetap berjalan cepat agar sampai ke pasar Minggu.
Dua puluh menit kemudian mereka telah sampai di pasar Minggu.
Luna melihat penjual bubur ayam dan ia langsung memesannya tanpa bertanya dulu kepada Damian.
Damian meminta dua bubur ayam dan dua teh tawar kepada penjual bubur itu.
Baru saja akan duduk tiba-tiba Luna bangkit dan langsung menuju ke penjual tahu bakso.
Luna memanggil Damian agar membelikan tahu bakso, es jeruk dan roti bakar.
Damian merogoh sakunya dan melihat apakah uangnya cukup atau tidak.
Luna yang melihatnya langsung menghampiri suaminya.
"Kalau tidak ada uang bilang saja jangan mengajakku kesini" ucap Luna dengan nada menyindir suaminya.
"Suamimu ini bisa membayar semuanya" ucap Damian sambil tersenyum.
Setelah membayar semuanya mereka kembali ke penjual bubur ayam.