NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Sahabatku

Terpaksa Menikah Dengan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bilqies

Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku paling tidak bisa terima bila dia di permalukan. Nelson Jocelyn

Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya. Alan Hendra Winata

Maaf, maafkan aku telah menyeretmu ke dalam masalah besar ini. Delila Jocelyn

Pernikahan yang tak di inginkan itu apakah tumbuh benih-benih cinta atau hanya akan ada rasa sakit yang menjalar di antara keduanya?

Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memperhatikan

Alan terdiam mematung masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Dia sangat tidak setuju dengan apa yang di lakukan oleh Daddy Nelson. Alan membantu Delila tanpa pamrih, dia justru sadar bahwa Delila yang banyak membantu dalam melalui masa sulit itu.

Alan pun teringat dengan tujuannya saat ini, dia berjalan tergesa menuju parkiran. Tiba-tiba terdengar bunyi suara notif pesan masuk tepat Alan sebelum dia memasuki mobil. Dia merogoh saku celananya dan mengambil benda pipih itu.

"Maaf Alan, Ibu masih belum bisa datang ke Jakarta karena ada urusan mendadak. Nanti Ibu akan hubungi lagi."

Begitulah isi pesan dari Ibu Alan yang mengatakan bahwa dia menunda kedatangannya karena ada beberapa hal yang harus di lakukan terlebih dulu. Alan pun segera membalas pesan itu dengan posisinya yang masih berdiri di samping pintu mobilnya.

Mendadak perasaan Alan tak enak, dia pun menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri. Entah kenapa dia merasa di perhatikan oleh seseorang.

Dan memang itulah faktanya, tampak seorang wanita cantik yang tengah duduk di balik setir kemudi. Sorot matanya menatap lurus pada seseorang yang ada di luar sana, dia terus memperhatikan gerak-gerik Alan dari balik kacamata hitam yang dia kenakan.

"Alan ... akhirnya aku bisa melihatmu lagi," lirih wanita itu sembari menitihkan air matanya.

Ya wanita itu adalah Luna tengah memandang lelaki yang pernah jadi kekasihnya itu dengan perasaan rindu. Tak bisa di pungkiri meskipun dia tengah duduk di balik setir Mercedez Benz nya hatinya merasa gundah gulana.

Terlihat jelas Alan yang masih terlihat tampan walaupun sudah dia tinggalkan. Seketika bayangan tentang lelaki itu ingatannya kembali muncul memenuhi kepalanya. Tangan kekar dengan guratan urat tak lebih yang kini sedang memegang benda pipih itu, biasanya memeluk tubuh Luna dengan erat dan posesif. Begitu juga dengan bibirnya yang tidak terlalu tipis namun berisi itu selalu mencium bibir Luna dengan perasaan. Dan mata yang teduh itu selalu memandangnya penuh cinta, seketika ada yang sedikit berubah dari lelaki itu.

"Please ... jangan bilang dia bahagia, dia nggak boleh bahagia selain bersama aku," lirih Luna.

"Tunggu aku sayang, suatu hari kita akan bersama lagi. Percayalah karena hanya aku yang akan menjadi wanitamu." Lanjutnya dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Cukup lama Luna memandangi Alan dari balik kacamata hitamnya hingga lelaki itu memasuki mobilnya dan pergi. Ingin rasanya Luna mengikuti Alan tapi dia ingat betul dengan jadwalnya hari ini yang akan melakukan treatment wajah di salon langganannya.

Kini Luna telah sampai di sebuah mall, dia segera memarkirkan Mercedez Benz nya itu. Dia pun segera keluar berjalan dengan lenggak-lenggok nya bak seperti model ternama. Disinilah Luna berada, dia sedang mencoba dress yang menjadi incarannya. Setelah selesai, Luna mengeluarkan kartu kredit yang telah di berikan Lucas tadi pagi. Dia pun segera keluar berjalan menuju mobilnya dengan membawa beberapa paper bag di tangannya. Sebuah lengkungan indah menghiasi wajahnya, hari ini Luna merasa puas bisa kembali shopping seperti dulu. Dan selanjutnya Luna akan pergi ke salon kecantikan untuk melakukan treatment wajah.

🌷🌷🌷

Delila berjalan menuju meja yang ada di samping ranjangnya. Dia mengambil ponsel yang di simpan dalam nakas.

"Delila ... Ibu tidak jadi datang ke Jakarta karena ada urusan mendadak," tulis Alan dalam pesan itu.

"Apa lebih baik kita yang datang menemuinya?" tanya Delila membalas pesan suaminya itu.

"Tidak usah, Ibu memang harus ke Jakarta untuk medical check up rutin."

"Baiklah kalau begitu. Mau aku masakin apa malam ini?"

Senyuman indah terukir di wajah Alan saat membaca pesan dari istrinya itu. Ada gelenyar aneh yang merambat memasuki hatinya. Dia pun menarik nafas dalam.

"Gimana kalau kita makan malam di luar saja?" tanya Alan yang seketika teringat akan kenangan mereka ketika bulan madu di Bali.

'Mungkin pergi dengan Delila akan menghilangkan rasa penat sejenak.'

Kedua netra Alan terus fokus menatap pada layar ponselnya, dia menunggu balasan dengan rasa cemas karena Delila belum juga membalas pesannya.

"Permisi Pak," panggil salah satu karyawannya yang menyerahkan berkas di atas meja.

Sontak Alan mengalihkan perhatiannya dari benda pipih yang dia pegang. Terlalu fokus pada balasan Delila membuatnya tak sadar seorang karyawan telah berdiri di hadapannya. Beberapa menit yang lalu, Alan menyuruh karyawannya mengantar berkas penting ke ruangannya.

"Ah maaf. Kalau begitu, lanjutkan lagi pekerjaanmu," ucap Alan sembari mengkroscek berkas yang di berikan karyawannya itu. Tak bisa di pungkiri kedua netranya kembali melirik ponselnya dengan ujung mata.

Alan bernafas lega setelah melihat sebuah notif pesan masuk dan tertera nama Delila disana. Lelaki itu kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa lebih dulu membaca pesan itu. Cukup baginya pesan itu terbalas dia pun merasa senang.

🌷🌷🌷

Tampak Delila yang sedang duduk di atas sofa menunggu suaminya membersihkan diri. Suaminya itu telah kembali satu jam yang lalu dan akan menikmati makan malam di tempat favorit mereka dulu.

Sempat dia ragu karena terlalu banyak kenangan disana. Dia sendiri juga takut bila kebetulan bertemu dengan pasangan yang dia benci itu. Tapi Delila terus meyakinkan untuk tidak merasa takut.

"Kenapa harus takut untuk sesuatu yang sebenarnya kita tak melakukan apapun di dalamnya?"

"Apa kamu sudah siap jika bertemu dengan mereka, Delila?" tanya Alan memastikan kembali.

Delila terdiam beberapa saat sebelum akhirnya dia menjawab pertanyaan Alan.

"Aku tidak tahu ... bohong jika aku bilang siap. Tapi pada akhirnya kita harus siap walaupun pasti terasa berat," jawab Delila lugas.

Alan pun sependapat dengan apa yang di katakan Delila saat ini. Pada akhirnya nanti dia harus siap menerima fakta bila bertemu dengan Luna. Dan Alan berharap perasaanya hilang pada Luna jika bertemu suatu hari nanti. Seketika wajah Luna menghantui dirinya, Alan pun segera mengakhiri mandinya dan segera bersiap.

"Ayo sayang, kita berangkat," ajak Alan yang tak sadar mengatakan itu, mungkin masih efek dari memikirkan Luna.

Delila pun beranjak dari duduknya tanpa bereaksi dengan apa yang Alan katakan. Tapi satu hal saat ini jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

🌷🌷🌷

Lucas baru saja sampai di apartemen mewahnya tapi tak mendapati sosok Luna disana. Dia pun mengambil ponsel di saku celananya dan segera menghubungi kekasihnya itu.

"Luna, kamu ada dimana?" tanya Lucas ketika sambungan telponnya terhubung.

"Maaf sayang, aku habis belanja dan treatment wajah. Ini masih di jalan karena macet," jawab Luna.

"Sudah beli baju yang kamu inginkan?" tanya Lucas kembali.

"Udah sayang, terimakasih ya. I love you," ucap Luna dengan hati yang berbunga karena hari ini dia puas belanja apapun yang dia mau.

"I love you too. Luna aku lapar, makan malam belum ada."

"Mmm ... sayang aku tak sempat memasak, kamu turun ke lobby ya aku jemput. Kita makan di tempat biasa, gimana?"

.

.

.

🌷Bersambung🌷

1
Rara Kayla
maaf Delila, Alannya lagi gila, gila karena jatuh cinta. ciu.. ciu.. ciu
Rara Kayla
masih belum menyadari jika dia mulai jatuh cinta sama Delila...
partini
ini kalau dah PD menyadari rasa masing",bisa di pastikan uler ma ular pada datang bikin esmosi
partini
dah ada rasa di antara mereka berdua ,,tapi salah faham no 1
yah dah di pastikan ini mah novel sering tahan nafas 😁😁😁😁
mbok Darmi
kalau ngga marah apa namanya oon ini alan kadang bikin emosi aja udah dibaikin malah ngelunjak kalau cemburu ngga suka delila masih mengingat Lucas ngomong dgn jujur terus terang jgn ngambekan kayak perempuan
mbok Darmi: Cemen 😂
Bilqies: dia gengsi kak takut patah hati lagi 😌
total 2 replies
Kaizy celine
Lucu banget pasangan ini🤭
ora
Gini aja bilang nggak marah. Sikap mu tadi nggak enak banget, Lan...
ora
Kasihan Delila. Alan dingin banget ....
👣
kenapa gak jujur aja, daripada dipendam sesak di dada 🤭
Kaizy celine: Salah paham kan jadinya ...
Bilqies: belum waktunya 😌
total 2 replies
Aulia's
Jodoh emang cerminan diri sendiri
pantes kalau Lucas sma Luna
Aulia's
Alan dan Delila sama2 overthinking
mbok Darmi
lucas dan luna 11-12 sdh pengkhianat tapi masih sama2 ngarep mantan ngga sadar diri banget mereka berdua semoga hukum tabur tuai segera hadir buat mereka berdua lucas dibikin bangkrut tak bersisa dan ditinggalkan Luna sedangkan luna jadikan ani2 pria tua bangkotan yg penting kaya
ora
Kamu merasa dirimu tulus? Heran sama pemikirannya😧
ora
Dih, situ nggak punya malu? Kayak jadi orang paling baik aja😏😏
ora
Pemikiran mereka sama. Merasa nyaman, tetapi menegaskan untuk nggak jatuh cinta😌😌
Bilqies: masih trauma kak 😌
total 1 replies
ora
Bolehlah dia kan istrimu🙂🙃
ora
Alan sadar nggak sih udah mulai jatuh cinta sama Delila🤭🤭🤭
ora
Permasalahan setiap perempuan🤭😁😁
👣
cerita tentang cinta setelah pernikahan 🥰
Bilqies: semoga suka dengan alur ceritanya 🤗🥰🙏
total 1 replies
👣
gak hanya kuat tp juga harus bangkit, masa lalu untuk pelajaran, masa depan untuk kebahagiaan ☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!