NovelToon NovelToon
Mimpi Buruk Clara

Mimpi Buruk Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan / Cinta Murni / Chicklit
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

Dua tahun. Dua sahabat. Satu cinta dan satu hati. Clara dan Sarah, terikat oleh persahabatan yang tak tergoyahkan sejak dua tahun persahabatan mereka di bangku kuliah, menghadapi badai kehidupan bersama. Namun, kedamaian itu hancur ketika sebuah kerikil kecil—sejumlah tokoh antagonis, masing-masing dengan segudang niat jahat—muncul secara tiba-tiba. Serentetan jebakan dan intrik licik memicu serangkaian kejadian di antara Sarah dan Clara: salah paham, pertengkaran, dan pengkhianatan yang tak terduga. Apakah persahabatan mereka cukup kuat untuk menghadapi cobaan ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27. Kembali Erat

Setelah berbincang hangat, berpelukan erat, dan diiringi tawa lepas, Clara sudah tidak marah lagi kepada Sarah. Persahabatan mereka kembali erat. Tak lama kemudian, Clara, yang mengaku lapar, langsung meminta Sarah memasakkan mie instan untuknya di dapur.

Namun, Sarah, yang tak ingin Clara makan mie instan terus-menerus, dengan sigap membuka kulkas. Setelah meminta izin Clara, ia memilih beberapa bahan masakan.

Clara duduk di meja makan, mengamati Sarah yang dengan telaten mengolah bahan makanan dan memasak di dapur. Ketekunan Sarah membuat Clara takjub, senyumnya merekah tanpa henti.

"Kamu pinter banget sih masaknya!" puji Clara, matanya berbinar. "Kapan-kapan ajarin aku dong, aku bisanya cuma masak mie instan nih. Itupun kadang kosong gegara aku tinggal main HP." Ia terkekeh kecil, mengingat kejadian mie instan gosongnya.

Sarah menoleh sekilas ke Clara. "Kamu jangan sering-sering makan mie instan, nggak baik buat kesehatan. Makan sayur-sayuran sama buah aja, atau daging tapi jangan sering juga. Lemaknya nanti bikin kamu gendut," katanya, sembari terus mengaduk masakannya.

Hangat dan nyaman sekali perasaan Clara setiap dinasehati Sarah. Rasanya seperti mamanya sendiri yang menasehati, tapi… berbeda. Mamanya tak pernah sedekat ini, selalu sibuk bekerja hingga tak punya waktu untuknya.

"Sebenarnya sih di kulkas banyak sayur-sayuran, buah juga ada, daging terus ikan. Lengkap, makanan kaleng juga banyak. Tapi masalahnya aku nggak bisa ngolahnya.

Dari dulu mama nggak pernah ngajarin aku masak, Mama juga jarang ada di rumah. Kadang art yang masakin aku, cuma beberapa bulan ini cuti dulu karena anaknya di kampung melahirkan," jelas Clara.

"Terus nggak ada yang ngegantiin gitu? cari art baru, atau gimana gitu?" tanya Sarah.

Clara mengangkat kedua bahunya. "Gak tau aku. Buktinya sampai sekarang rumah kosong kan? nggak ada yang masakin aku. Aku tuh biasanya kalau sarapan cuma sama roti tawar sama susu, kalau siang aku makan sama kamu. Malamnya aku sih sering pesan makanan online. Atau enggak mama sama papa pulang terus bawa makanan. Jarang banget dapur ini kesentuh," jawabnya menatap ke sekeliling dapur dengan pandangan nanar.

Sarah melanjutkan proses memasaknya dengan sedikit lebih cepat, ia bumbui masakannya dengan aneka rempah, menambahkan sedikit air, lalu dengan lembut menekan salah satu batang sayur untuk memastikan kematangannya. Setelah merasa cukup empuk, ia mengambil sendok dan mencicipi kuahnya.

"Hmm, pas," setelah merasa oke Sarah matikan kompor lalu ia taruh spatula yang dipegangnya di atas wajan. Ia lepas apron yang menutupi tubuhnya, lalu taruh di gantungan yang ada di samping kompor itu. Sarah berbalik, menghampiri Clara lalu duduk di sampingnya.

"Masakannya udah matang tuh, kamu mau makan sekarang?" tanya Sarah lembut, tersenyum manis.

Clara menoleh, mengangguk dengan gemas, seperti anak kecil. Bibirnya sedikit mengerucut. "Mauu! Suapin aku ya Mamii!" pintanya manja, suara kecilnya sedikit merengek. Sarah gemas melihatnya, lalu mengacak rambut Clara gemas.

"Haduh, ada-ada aja kamu, Ra. Iya-iya aku suapin. Bentar ya aku ambilin dulu," Sarah berdiri, mengambil piring dan sendok dari rak. Ia mengambil nasi dari magic com, lalu menambahkan sedikit sayur dari wajan. Setelah selesai, ia kembali ke samping Clara dan duduk.

Dengan senyum hangat, Sarah menyuapi Clara sepotong demi sepotong sayur yang baru saja dimasaknya. Clara makan dengan lahap, sesekali memuji kelezatan masakan Sarah.

Setelah menghabiskan makanannya, Clara bersandar pada kursi, merasa kenyang dan bahagia. Ia mengusap perutnya dengan puas. "Makasih ya, Sar," ucapnya, senyumnya masih mengembang. "Masakan kamu enak banget. Rasanya... kayak masakan chef terkenal, tapi lebih enak!"

Sarah tertawa kecil, pipinya merona sedikit. "Ah, kamu lebay," katanya, namun suaranya terdengar gembira. "Senang kamu suka. Lain kali aku bakal masakin kamu lagi, makanan sehat. Aku nggak mau kamu makan mie instan terus. Nggak baik, mie instan itu banyak pengawetnya, nanti lambung kamu sakit kalo kebanyakan makan mie instan."

Clara mengangguk setuju, matanya masih berbinar. Ia merasa bersyukur memiliki sahabat sebaik Sarah. Lebih dari sekadar sahabat, Sarah bagaikan keluarga yang selama ini ia rindukan. Kehangatan dan perhatian Sarah mengisi kekosongan yang selama ini ada dalam hidupnya.

"Sar," panggil Clara lirih, "makasih ya. Beneran makasih. Kamu udah ngasih aku lebih dari sekedar makanan enak. Kamu udah ngasih aku keluarga."

Sarah tersenyum lembut, tangannya mengusap lembut lengan Clara. "Sama-sama, Ra. Kita kan sahabat. Dan sahabat selalu ada untuk satu sama lain."

Hening. Setelah beberapa saat, Clara mengusulkan, "Besok, aku mau belajar masak sama kamu, ya? Aku pengen bisa masak makanan sehat kayak kamu."

Sarah mengangguk antusias. "Oke! Besok kita ke pasar dulu, beli bahan-bahannya. Terus kita masak bareng-bareng. Aku bakal ngajarin kamu semua yang aku tahu."

"Eh, tapi Ra, Antonio gimana? dia ada ngajak kamu jalan atau enggak? kalau dia ada ngajak kamu jalan lebih baik kita masaknya lain kali aja. Kamu pasti nggak bisa nolak ajakan dia kan?" lanjut Sarah.

Clara tersenyum, "Tenang aja, Sar. Soal Antonio mah urusan gampang. Nanti kalo dia ngajak jalan tinggal aku bilang deh kalo aku lagi ada urusan penting sama kamu. Beres, dia nggak akan ngajak lagi.

Lagian, aku pengen banget belajar masak makanan sehat, Sar, aku pengen bisa masak sendiri biar hemat uang dan tenaga. Selama ini kan kamu tahu kalo aku makannya nggak sehat terus."

Sarah tersenyum lega. Ia merasa senang melihat semangat dan tekad Clara. "Yaudah kalau gitu. Besok kita ke pasar pagi-pagi ya? Mumpung nggak ada kelas. Kita beli bahan-bahan yang segar-segar. Aku udah punya beberapa resep masakan sehat yang gampang dibuat, cocok buat pemula kayak kamu."

"Asyik! Aku nggak sabar!" seru Clara, tersenyum lebar.

Sarah dan Clara menghabiskan sisa hari itu dengan bercerita dan tertawa. Mereka membicarakan berbagai hal, mulai dari hal-hal sepele hingga mimpi-mimpi mereka di masa depan.

Clara bercerita tentang keinginannya untuk menjadi seorang desainer busana, sementara Sarah bercerita tentang cita-citanya untuk mengikuti kelas memasak dan teringin menjadi chef.

"Eh buset! bener kan? Akhirnyaaa pengen jadi chef juga!" seru Clara, lalu tertawa lepas.

Sarah tersenyum malu-malu, pipinya memerah seperti apel ranum yang baru dipetik. "Ya habisnya kamu puji masakan aku terus sih, bilangnya kayak masakan chef. Akhirnya kan aku pengen jadi chef beneran." Ia menepuk pelan tangan Clara.

"Tapi kalau kamu jadi chef kayaknya keren banget sih, Sar. Ngalah-ngalahin Alain Ducasse!" seru Clara.

"Hahh??" tanya Sarah bingung, alisnya nyaris menyatu.

Bersambung ...

1
Yokai-nya Rena
Nyess banget jadi Clara
◍•Grace Caroline•◍: Eh dah rilis ternyata 😍 makasih dah mampir kakk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!