NovelToon NovelToon
CLBK Cinta Lama Belom Kelar

CLBK Cinta Lama Belom Kelar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Romansa
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: moon

MOHON MAAF, MASIH BANYAK TYPO BERTEBARAN, DAN TANDA BACA YANG MASIH AMBURADUL 🙏

Dulu. demi bisa mendekati lelaki yang ia cintai, Emira nekat mengubah identitas nya, jati dirinya, bahkan penampilannya, yang sungguh jauh berbeda dengan dirinya yang asli, namun lelaki yang ia suka tiba tiba menghilang, tanpa kabar, dan tanpa jejak, seperti di telan bumi.

Mereka kembali bertemu, perdebatan tak penting mewarnai hari hari mereka sebagai dokter residen.

Tapi malam reuni itu merubah segalanya, di pagi hari mereka terbangun didalam sebuah kamar hotel, tanpa apapun selain selimut yang menutupi tubuh keduanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

BAB 23

Emira tertegun, Arjuna membawanya ke sebuah ruangan kecil, cukup nyaman, dengan ventilasi udara yang cukup, di dalam ruangan tersebut ada banyak peralatan bedah, mulai dari benang, pinset, scalpel (pisau bedah) dengan berbagai ukuran dan nomor seri, gunting pun demikian bahkan memiliki benuk dan ciri khusus yang berbeda beda di tiap nomor serinya dan terakhir jarum, tapi yang membuat Emira heran adalah, keberadaan banyak balon di meja tersebut. 

"Apa ini?" Pertanyaan itu langsung tercetus begitu saja dari bibir Emira. 

"Meja." 

"Ya tahu kalo ini meja, mau ngapain aku di bawa ke sini?"

"Kamu akan berlatih menjahit." 

"Secepat ini?"

"Ya…" Jawab Arjuna singkat, sesungguhnya ia hanya ingin mengerjai Emira, dia masih dongkol karena Emira berani berbuat curang pagi ini. 

"Lalu balon balon ini?"

"Tantangannya."

Emira menatap heran pada Juna, 'duh mau diapain lagi gue?' geramnya dalam hati. 

Arjuna mengambil sebuah balon, kemudian meniupnya, tidak terlalu besar, karena ternyata serat karet balonnya sangat tipis, kemudian Arjuna membungkus balon tersebut dengan selembar kain, mirip seperti kemeja yang belum di kancing. 

"Jahit kain itu." Perintah Juna. 

"Oohh gampang itu, aku bisa," Emira segera memposisikan dirinya di kursi, ia memasukkan benang kedalam lubang jarum yang melengkung hampir menyerupai mata kail pancing. 

Dan ketika hendak mulai menelusupkan jarum ke dalam kain… 

"STOP!!!" Tiba tiba Arjuna memekik. 

"Kenapa?" Tanya Emira dengan wajah polos. 

"Pernah kamu melihat dokter menjahit bekas luka pasien dengan tangan secara langsung?"

"Ya iya lah dengan tangan, masa pakai kaki." Balas Emira dengan gaya songongnya. 

Arjuna menepuk dahinya, ia menghembuskan nafas perlahan demi menyiapkan kembali stok kesabaran jika berhadapan dengan Emira. 

"Pakai gunting dan pinset," Juna memberi instruksi. 

"Ah… iya lupa, maaf kak." Jawab Emira, dengan cengiran santai. 

"Langkah pertama dimulai." Gumam Emira seorang diri, kemudian…

DOOORRR!!! 

Emira berjingkat kaget, barulah ia menyadari disinilah tantangannya. 

"Lakukan lagi, sampai kamu berhasil menjahit penuh, kain itu, tanpa membuat balonnya meletus." Perintah Juna. 

Kemudian lelaki itu meninggalkan Emira seorang diri. 

Tapi kemudian ia berbalik, dan memberikan instruksi tambahan. 

"Jangan keluar sebelum kamu berhasil melakukannya, itu tugas latihan mu hari ini !!! Paham?!!" 

"Iya… paham." Jawab Emira tanpa ada prasangka apa apa, tak tahu menahu jika pagi ini dia sedang menjadi korban kekesalan Juna. 

Emira meniup balon berikutnya, dengan ukuran yang sama dengan balon sebelum nya, kemudian melakukan tahap demi tahap seperti yang dilakukan Arjuna, dan lagi lagi 

DOOORRR!!! 

Lagi lagi balon malang itu meledak. 

"Dia memintaku berlatih atau mau mengerjai? Kenapa ada banyak balon dan semuanya tipis, huuuffttt…" Emira menghembuskan nafas nya. 

"Sabar Emira… jangan dulu berprasnagka, mungkin Arjuna memang berniat baik memberimu ruang untuk berlatih menjahit luka pasien, ayo SEMANGAT!!!" Pekik nya seorang diri. 

Emira kembali mengulang step awal, meniup balon mulai menjahit dan … 

DOOORRR!!! 

DOOORRR!!! 

DOOORRR!!! 

DOOORRR!!! 

Lagi lagi suara letusan balon melengking keras, kini sudah tak terhitung lagi berapa kali Emira membuat balon malang tersebut meletus, kadang di baris kedua kadang di baris ketiga, balon tersebut meletus. 

Bagi Emira yang menyukai sebuah tantangan tentu membuatnya semakin penasaran, hingga tak terasa jam makan siang hampir tiba. 

Rupanya sang Arjuna masih memiliki belas kasih, ia mendatangi ruang latihan Emira siang itu, dengan sebotol air mineral dan sekotak makan siang. 

Wajah lelah nya sirna seketika manakala melihat wajah emira yang mulai kusut, namun masih tampak semangat mengerjakan apa yang ia perintahkan, bahkan gadis itu tak patah semangat, walau harus berkali kali meniup balon. 

'Jika wajahmu seserius itu, aku jadi merasa bersalah padamu, ayo tunjukkan wajah tengil mu seperti biasa, agar aku tak merasa bersalah', gumam Juna di balik kaca tembus pandang yang menempel di pintu. 

"Haiiiiss… Arjuna Si***n, @#* *@@#, @#$& *&@$#," Dan banyak lagi isi kebun binatang yang Emira keluarkan, melihat Emira mengumpat, membuat Arjuna semakin senang, bahkan wajahnya tampak senyam senyum rak jelas, rasanya sungguh puas membuat gadis tengil itu kesulitan. 

Kemudian ia membuka pintu dan kembali menunjukkan wajah serius penuh wibawa. 

Ia meletakkan kotak makan siang, dan air di atas meja, dan tanpa permisi Emira menyambar botol tersebut, kemudian menenggak isinya hingga tersi sepertiga bagian. 

Arjuna duduk di kursi, berhadapan dengan Emira. "Bagaimana sudah berhasil?" Tanya nya. 

"Kelihatannya bagaimana?"

"Belum ada kemajuan."

"Ini makanlah dulu, kamu perlu energi lebih supaya bisa berkonsentrasi,"

BRAK!!!

Emira menggebrak meja, jangan ditanya perasaannya, saat ini, gendang telinganya berdenyut, bahkan suara letupan balon terngiang ngiang di kepalanya seperti sebuah rekaman, yang ia inginkan hanya menghajar Arjuna saat ini juga. 

"Kakak mengerjaiku yah?" Tanya Emira

"Tidak, mana ada aku mengerjaimu, kamu memang harus berlatih, sebelum langsung menjahit secara langsung di ruang operasi, nanti ketika dokter usai melakukan operasi, asistennya yang akan menutup luka, apa mungkin kamu akan meminta perawat menggantikan tugasmu?" jawab Juna kalem, sesungguhnya dia berusaha keras menahan diri agar tak tertawa jahat.

Emira kembali duduk, seberapapun menyebalkannya cara Juna mengajarinya, apa yang Juna katakan benar adanya, dan karena semuanya serba mendadak, ia belum pernah menyiapkan diri sebagai dokter bedah.

Wajah Emira kembali cemberut, membuat Juna benar benar merasa iba, tapi ia sudah memulai, jika menyerah sekarang, akan terlihat sekali jika Juna hanya bermaksud mengerjainya. 

"Nih… makan dulu,"

Emira menurut, kemudian mulai membuka kotak berisi makan siangnya, sesuap demi sesuap ia paksa masuk ke rongga mulutnya kemudian mengunyahnya secara perlahan, sesaat pandangan mereka beradu, ada getar tak biasa dihati Juna, ia benar benar merasa pernah menatap kedua bola mata itu, bola mata polos, tulus dan apa adanya milik Mira Elea, walau bola mata mereka mirip, tapi sikapnya sungguh berbanding terbalik dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini. 

Mungkin mereka saudara, atau setidaknya kerabat dekat, tentu Juna akan merasa lega karena ia bisa menanyakan kabar Mira pada Emira. 

"Kenapa menatapku begitu?"

"Salah? aku punya mata, suka suka aku, mau menatap kemana." Juna kembali ke mode menjengkelkan. 

GLUDAK!!! 

Jawaban itu meluncur begitu saja dari bibir Juna, membuat suasana yang semula syahdu kembali memanas, Juna terlihat seperti naga yang mendadak menyemburkan bola api permusuhan. 

Tanpa Juna ketahui kedua tangan Emira terkepal dibawah meja, yah sepertinya ia perlu melampiaskan energi marahnya, setidaknya menghajar samsak cukup ampuh, karena jika tidak, mungkin wajah Arjuna akan berakhir babak belur di tangan Emira. 

Yang menunggu pasukan si kembar, tunggu nanti sore yes… 

Ulah jahil apa yang akan mereka buat kali ini.

😁😁

❤❤

1
Tuti irfan
Luar biasa
Andri
reza
Rin Riyanti
ceritanya bagus makasih thor
Santi
Luar biasa
Rezky Cookies
I Love it...Thanks 🥰😍👍
Rusmini Rusmini
cepetan ndang KB...soalnya Emira di senggol dikit Juna cpt hamilnya ... ini anak subur banget ya.... /Grin//Grin/
Rusmini Rusmini
ingat Kb Kb.....
Rusmini Rusmini
/Toasted//Toasted//Toasted/
Rusmini Rusmini
betul kt Egi menjauh sejenak entar kan nyariin ☺️☺️
Rusmini Rusmini
aq suka episode ini... ngiler ngiler dah kalian 🤣🤣🤣
Rusmini Rusmini
Oon banget sih si voni makanya cantik jgn muka doang otak jg /Smug//Smug/
Maria Lay
akibat SERAKAH
Maria Lay
percuma juga milih kalo pada akhirnya author yang menentukan
Sabaku No Gaara
tgu mu pendaftaran mu gun ...hahaha
Sabaku No Gaara
geraldy lagi yg bantuin tuh
Sabaku No Gaara
geraldy lagi yg bantuin tuh
Sabaku No Gaara
mam to the pus
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Khanza Via
cemburu slh alamat jun/Facepalm/
Naniek Sri
ya thor, biar gak ganggu juna n mira
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!