NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

Sekar menatap ke luar jendela, melihat awan gelap yang perlahan menyelimuti langit. Hujan tampaknya akan segera turun.

"Besok segalanya akan dimulai. Aku harus bersiap-siap."

Ia kemudian mengalihkan perhatiannya ke Scarecrow yang berdiri di belakangnya. Tanpa berkata apa-apa, keduanya saling menggenggam tangan. Perlahan, tubuh Scarecrow mulai menyatu dengan tubuh Sekar.

Setelah kembali menjadi satu, Sekar segera menuju tempat tidur. Malam ini, ia berniat memasuki kembali dunia Minecraft.

***

[Login berhasil]

[Selamat datang kembali, player Scarlett]

Sekar membuka matanya dan mendapati dirinya kembali ke dalam kamar tempat terakhir ia keluar dari permainan. Beberapa kucing segera mendekatinya, mengeong riang. Tanpa ragu, ia langsung memeluk mereka erat.

"Ahh, aku benar-benar merindukan kalian..." gumamnya sambil mengusap kepala setiap kucing dengan penuh sayang.

Setelah menyantap sarapan, Sekar melangkah menuju lokakarya untuk membuat senjata sihir.

Meskipun ia memiliki berbagai persenjataan canggih, ia tak ingin terlalu bergantung pada teknologi. Monster yang akan dihadapinya memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa—mereka bisa memperkuat pertahanan tubuh mereka hingga kebal terhadap tembakan.

"Mengandalkan senjata api saja tidak akan cukup, aku juga harus meningkatkan kemampuanku dalam bertarung," pikirnya sambil menatap anvil di depannya.

Saat ini, ia berada di bengkel penempaan senjata yang merupakan bagian dari lokakarya. Beberapa villager dengan profesi blacksmith memperhatikannya dengan rasa ingin tahu.

Sekar mengambil sekotak soul dirt block dan melemparkannya ke dalam tungku. Seketika, api di dalam tungku berubah menjadi biru, suhunya meningkat drastis.

Dengan hati-hati, ia mulai memasukkan berbagai bahan ke dalam tungku. Untuk mempercepat proses pembuatan, ia kembali membelah dirinya, membuat Scarecrow membantunya menempa senjata sihir.

Setelah hampir sepuluh jam menempa dan menggabungkan elemen sihir dengan logam ajaib, akhirnya mereka berhasil menyelesaikan empat senjata—dua chakram dan dua katana.

Sekar akan menggunakan chakram, sedangkan Scarecrow akan membawa katana. Keduanya berencana menguji kekuatan senjata itu di tempat paling berbahaya di Minecraft.

"Ayo pergi ke The End dan kalahkan naga!" seru Sekar penuh semangat.

"Aku tidak perlu berteriak seperti itu, toh hanya kita berdua yang akan pergi," jawab Scarecrow datar.

Mereka pun memasuki portal menuju Nether untuk mengumpulkan Blaze Rod, yang dibutuhkan untuk membuat Eye of Ender. Sekar juga ingin mengecek perkembangan pertambangan di sana.

Pasukan elite yang bertugas mengumpulkan Blaze Rod menyerahkan hasil tangkapan mereka. Sekar meminta mereka untuk beristirahat sementara ia dan Crow memutuskan untuk menguji kekuatan mereka dengan menghadapi para Piglin.

Begitu mereka melepas perlengkapan emas, segerombolan Piglin langsung menyerang.

"Baiklah, aku datang!" Sekar melempar kedua chakram-nya ke arah musuh. Dengan kecepatan luar biasa, senjata itu memenggal beberapa kepala Piglin dalam sekejap.

Dilengkapi efek Loyalty, kedua chakram itu kembali ke tangannya seperti bumerang, sekaligus menebas beberapa Piglin lainnya di jalurnya.

Senjata itu juga dapat berubah bentuk menjadi cambuk atau belati, menyesuaikan kebutuhan dalam pertarungan.

Dari kejauhan, Crow hanya bisa mengamati pertempuran yang berlangsung. Sekar tampak mendominasi medan perang seorang diri, membuat kehadirannya seolah tidak dibutuhkan.

Saat seorang Piglin berusaha menyerangnya, makhluk itu tiba-tiba terpotong menjadi beberapa bagian, tanpa sempat menyadari apa yang terjadi.

"Luar biasa, senjata ini benar-benar hebat!" Sekar berseru dengan penuh semangat.

Ia mengubah salah satu chakram menjadi cambuk, sementara yang lainnya mulai berputar dengan kecepatan tinggi. Ketika kedua senjata itu digabungkan, bentuknya menyerupai gergaji raksasa.

Dengan kecepatan luar biasa, Sekar mulai berputar layaknya gasing. Puluhan Piglin terpotong-potong dalam hitungan detik. Melihat kekejaman itu, para mob yang tersisa ketakutan dan memilih melarikan diri.

***

Begitu keluar dari Nether, Sekar dan Crow segera mencari struktur yang diyakini menyimpan portal menuju The End.

"Baiklah, tunjukkan jalannya!" Sekar melempar Ender Pearl ke langit. Benda itu melesat ke suatu arah, menunjukkan lokasi stronghold.

Mereka menggunakan helikopter untuk mengejar Ender Pearl, tetapi ternyata tempatnya tidak sejauh yang mereka kira. Stronghold itu berada sangat dekat dengan desa.

"Sungguh, seed ini pasti jadi impian para speedrunner," gumam Sekar, terkejut melihat banyak struktur penting berdekatan.

Setelah menemukan lokasi stronghold, Sekar berubah menjadi cacing raksasa dan menyelam ke dalam tanah untuk mencapainya. Sementara itu, Crow mengubah tubuhnya menjadi makhluk parasit yang menumpang di tubuh Sekar.

Dalam waktu singkat, mereka berhasil masuk ke dalam stronghold. Monster seperti skeleton, zombie, dan creeper mencoba menghadang mereka, tetapi dengan mudah dimusnahkan. Crow bahkan tidak perlu mencabut pedangnya untuk menghabisi mereka.

Dengan bantuan aplikasi Findmaster, mereka segera menemukan ruang portal. Sekar memasang Eye of Ender di setiap slot yang tersedia, mengaktifkan portal yang tampak seperti lubang hitam tanpa dasar.

"Sekarang giliranmu, saudaraku!" ujar Sekar sambil tersenyum.

Crow hanya menghela napas. Jika sebelumnya Sekar sudah memamerkan kekuatan senjata barunya melawan Piglin, kini saatnya Crow menunjukkan kemampuannya.

Tanpa ragu, mereka melompat ke dalam portal dan tiba di dunia yang gelap dan sunyi.

***

Begitu mendarat di The End, raungan keras terdengar di udara. Mereka berada di tepian sebuah pulau terapung, dengan jurang tanpa dasar di hadapan mereka.

Menggunakan blok, mereka membangun jalan ke atas. Dari sana, mereka melihat Enderman bermata ungu berkeliaran di tanah, sementara di atas mereka, Ender Dragon terbang mengitari menara obsidian.

"Lihat, betapa gagahnya Ender Dragon dalam mode realistik," gumam Sekar kagum.

"Ayo kita tangkap," kata Crow tiba-tiba. Ia sudah bersiap membeli game Pokémon GO untuk menangkap naga tersebut.

[Berhasil membeli game Pokémon GO]

Setelah pembelian selesai, mereka memperoleh Poké Ball yang bisa digunakan untuk menangkap monster.

Setelah mempersiapkan diri, Sekar dan Crow mulai menyerang. Enderman yang merasa ditatap langsung menghilang dan menyerang Crow yang berada di depan.

Namun, sebelum serangan mereka mengenai Crow, tubuhnya tiba-tiba lenyap. Dalam sekejap, para Enderman tumbang satu per satu, tubuh mereka terpotong-potong tanpa mereka sadari.

Crow bertarung dengan kecepatan luar biasa. Ia bergerak begitu cepat hingga bayangannya sendiri tidak dapat mengikutinya. Setiap kali Enderman berteleportasi, mereka muncul kembali dalam keadaan sudah terpotong.

Dari atas, Ender Dragon mengamati pertempuran itu. Melihat para pengikutnya dibantai, ia segera menyemburkan Dragon’s Breath, menciptakan kabut beracun yang menyelimuti tanah.

Crow mundur untuk menghindari racun tersebut.

"Jangan ganggu aku! Aku belum menunjukkan semua kemampuan pedangnya!" seru Sekar mewakili Crow.

Sekar melemparkan Chakram ke arah naga, tetapi End Crystal yang berada di puncak menara obsidian memancarkan perisai sihir, melindungi naga dari serangan mereka.

Mereka menyadari bahwa untuk mengalahkan Ender Dragon, mereka harus menghancurkan End Crystal terlebih dahulu.

Crow, yang merasa sudah cukup puas dengan pedangnya meski belum memperlihatkan semua kemampuannya, mulai bekerja sama dengan Sekar untuk menghabisi naga tersebut.

Sekar kembali berubah menjadi cacing raksasa dan memanjat menara obsidian, sementara Crow menumbuhkan tentakel daging dari punggungnya untuk naik ke menara lain.

Ender Dragon mencoba menghalangi mereka dengan Dragon’s Breath, tetapi akhirnya semua End Crystal berhasil dihancurkan.

Kini tanpa perlindungan, Ender Dragon tak lebih dari seekor kadal terbang. Ia menjadi sasaran empuk bagi lemparan Chakram dan tebasan pedang.

Terluka parah, naga itu akhirnya turun ke tanah. Itu adalah saat yang tepat untuk menangkapnya.

***

Sebuah bola jatuh ke pasir, lampu di tengahnya berkedip hidup dan mati secara berulang-ulang. Poké Ball sedang berusaha menahan Ender Dragon di dalamnya.

Saat akhirnya lampu itu padam...

[Selamat! Berhasil menangkap Ender Dragon!]

Sekar terjatuh karena kelelahan. Mereka telah mencoba menangkap naga hitam itu berkali-kali hingga akhirnya berhasil di percobaan ketujuh, setelah hampir membunuhnya.

Setelah Ender Dragon ditangkap, sistem dunia Minecraft menganggap pemain telah mengalahkan bos terakhir permainan. Portal menuju Overworld terbuka, menandakan bahwa mereka bisa kembali dan menyelesaikan permainan.

Namun, sebelum pergi ke Overworld, keduanya memilih untuk mengunjungi End City dengan memasuki portal lainnya.

"Oh iya, jangan lupa ambil trofinya," ujar Sekar sambil menunjuk telur naga yang berada di atas portal menuju Overworld.

Telur Ender Dragon tidak bisa diambil begitu saja karena akan berpindah dalam sekejap saat disentuh. Oleh karena itu, mereka menggunakan cara khusus untuk mendapatkannya.

Setelah memperoleh telur naga, mereka melanjutkan rencana pergi ke End City. Portal menuju End City terpisah dari pulau terapung tempat mereka bertarung dengan Ender Dragon, sehingga mereka harus membangun jembatan untuk mencapainya.

Setelah memasuki portal, mereka mendapati diri mereka berada di tempat yang... tidak jauh berbeda dari dunia The End sebelumnya, di mana banyak Enderman berkeliaran sebagai penghuni.

Namun, di kejauhan, mereka melihat kota dengan tembok yang didominasi warna ungu, itu adalah End City, tempat yang mereka cari.

"Hmm, sebenarnya kita sedang mencari Elytra," jelas Sekar.

Elytra dapat ditemukan di dalam End Ship, struktur yang biasanya berada tidak jauh dari End City. Menjarah kapal ini tidak terlalu sulit, meskipun ada monster bernama Shulker yang dapat membuat pemain melayang jika terkena serangannya. Namun, serangan seperti itu bukanlah ancaman bagi Sekar dan Crow.

Akhirnya, mereka mendapatkan item yang mereka cari. Elytra, sayap yang memungkinkan pemain untuk terbang. Begitu mendapatkan item berbentuk sayap serangga itu, Crow langsung memakannya.

Sebagai alien, tubuhnya dapat meniru kemampuan dari apa pun yang ia konsumsi. Dengan demikian, Crow kini dapat menciptakan Elytra di punggungnya kapan saja ia mau.

Meskipun Sekar memiliki kemampuan serupa, dia tetap ingin memiliki Elytra miliknya sendiri. Oleh karena itu, mereka harus mencari End Ship lain untuk mendapatkan Elytra kedua.

Setelah hampir dua puluh jam menyelesaikan misi menangkap naga dan mencari Elytra, keduanya akhirnya kembali ke Overworld, dunia tempat desa mereka berada.