Hanya karena dipuji ketampanannya oleh seorang wanita, Miko justru menjadi target perundungan sang penguasa kampus dan teman-temannya.
Awalnya Miko memilih diam dan mengalah. Namun lama-kelamaan Miko semakin muak dan memilih menyerang balik sang penguasa kampus.
Namun, siapa sangka, akibat dari keberanian melawan penguasa kampus, Miko justru menemukan sebuah fakta tentang dirinya. Setelah fakta itu terungkap, kehidupan Miko pun berubah dan dia harus menghadapi berbagai masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertunjukan Yang Menyenangkan
Siang hari, di salah satu sudut sebuah kampus swasta ternama, tepatnya, tak jauh dari area tempat jajan para mahasiswa, Miko nampak sedang berbincang dengan dua teman akrabnya.
Sesekali obrolan seru mereka terjeda karena gangguan beberapa wanita muda yang berusaha menarik simpati pada anak muda yang namanya sedang menjadi bahan perbincangan.
"Hai, Miko," seorang wanita muda berpakaian seksi menyapa Miko. Entah ini wanita yang ke berapa, yang menyapa Miko dengan gaya genit, Miko sendiri tidak menghitungnya.
"Yah," Miko membalas agak sungkan karena lumayan capek membalas sapaan sedari tadi.
"Lagi makan batagor ya?" tanya wanita yang berdiri tak jauh dari gerobag batagor.
"Iya, nih," celetuk Didi, membuat si wanita tersenyum masam.
"Makan akunya kapan, Mik?" wanita itu mengeluarkan jurus genitnya.
Miko hanya tersenyum. Pemuda itu terlihat enggan menanggapi godaan walau hanya sekedar bercanda.
Setelah wanita itu mendapatkan apa yang dibeli, dia kembali menyapa Miko lalu pergi dengan langkah yang menggoda mata laki-laki untuk memperhatikan lenggak lenggoknya.
"Seneng ya jadi orang kaya, disapa banyak cewek cantik dan seksi, pake diajakin tidur bareng segala," celetuk Aldo.
"Iya yah?" sahut Didi. "Apa mungkin, aku juga mengalami nasib yang sama kaya Miko."
"Nasib yang sama? Apa maksudmu?" tanya Aldo.
"Mungkin sebetulnya, aku itu anak seorang miliader yang menghilang," balas Didi sambil cengengesan.
"Dih maunya," cibir Aldo lalu dia menyeruput es coklatnya. "Aku sih nggak berharap kaya gitu. Setidaknya, aku bisa jajan gratis tiap hari selama ada Miko, udah cukup."
"Dih!" Didi membalas mencibir. "Tapi bener juga sih, hehehe. Kita irit ongkos jajan, hahaha..."
Miko hanya tersenyum tipis mendengar obrolan tak jelas dua temannya itu.
"Gimana, Mik, rasanya jadi orang kaya? Perbedaanya banyak banget ya?" tanya Aldo.
"Ya... biasa aja sih," jawab Miko lalu memasukan potongan batagor ke mulutnya.
"Astaga... biasa apanya! Jelas-jelas banyak perubahan gitu," protes Didi. "Bahkan, sekarang, kamu pengin cewek aja gampang, tinggal tunjuk. Nggak kaya aku, cari yang menerima apa adanya itu susahnya minta ampun."
"Hahaha..." tawa Miko dan Aldo pecah bersamaan.
"Eh, Mik, kamu nggak pengin ngambil alih kekuasan Kelvin?" tanya Aldo tiba-tiba.
"Kekuasan Kelvin?" tanya Miko sampai keningnya berkerut.
"Yah, seperti yang Kelvin lakukan di kampus ini, kecuali yang bully loh ya," balas Aldo.
"Nah, iya tuh, Mik," sambung Didi. "Kamu nggak gabung sama anak-anak orang kaya dan memimpin mereka?"
Miko tersenyum sinis. "Buat apa? Nggak ada manfaatnya gabung sama mereka. Pertemanan seperti itu tuh, biasa palsu semua."
"Palsu? Palsu bagaimana?" tanya Didi.
"Aku sih yakin, dulu, mereka dekat sama Kelvin, karena ada apa-apanya. Coba, sekarang kalau ada Kelvin, aku jamin, mereka bakalan nendang tuh bocah," ucap Miko yakin.
"Pasti itu," Aldo menimpali. "Dulu karena Kelvin terkenal anaknya Ayah kamu jadi, mereka cari aman. Coba kalau sekarang Kelvin nongol dalam keadaan miskin, pasti beda cerita."
"Benar juga," sahut Didi. "Tapi ngomong-ngomong, sekarang Kelvin dimana ya? Kok dia menghilang begitu aja?"
Di saat bersamaan, ponsel Miko berdering. Miko pun segera memeriksanya.
"Kamu mau kemana?" tanya Aldo kala melihat Miko berdiri setelah mendapat pesan.
"Aku ke cafe sebelah kampus sebentar," jawab Miko sembari bergegas pergi.
"Mau ngapain?" teriak Aldo tapi Miko tak menjawabnya.
"Dapat pesan dari siapa tuh anak? Kok langsung pergi gitu aja?" tanya Didi.
"Keluarganya, mungkin," terka Aldo.
Miko terus melangkah cepat dan tidak mempedulikan anak-anak yang menyapanya, demi bisa sampai ke sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari kampus.
Begitu sampai di lokasi, Miko menyeringai kala matanya menangkap sekumpulan anak orang kaya di dalam cafe yang dia tuju. Miko pun diam-diam mendatangi cafe tersebut untuk menyaksikan sebuah tontonan yang cukup menarik.
Miko baru saja mendapat laporan dari orang suruhan ayahnya, yang memberi kabar kalau Kelvin ada di cafe dekat kampus. Maka itu, Miko bergegas ke sana, dan ternyata benar.
Sebelumnya, Miko meminta ayahnya untuk membebaskan Kelvin. Karena William tahu, tujuan sang anak, maka dia pun mengabulkannya, dan saat ini Kelvin berada di sana, menemui teman-temannya yang kaya.
Selang beberapa menit kemudian, Miko menyaksikan kejadian yang sudah dia Miko duga sebelumnya.
Di dalam cafe, tak jauh dari tempat Miko berada, Kelvin baru saja berdebat dengan kelima temannya. Parahnya, Kelvin justru dihajar oleh teman-teman yang dulu selalu memujanya.
Kelvin benar-benar tak menduga, dengan sikap teman-temannya saat ini. Dia syok bukan main karena lima teman yang dulu selalu mematuhi segala perintahnya, sekarang malah berbalik menyerangnya.
"Sialan! Ternyata mereka semua penghianat," umpat Kelvin penuh amarah begitu kelima temannya pergi.
"Kalian pikir, aku butuh teman-teman seperti kalian, hah? Sialan..." Kelvin mencoba bangkit sembari menahan sakit di beberapa bagian tubuhnya.
"Awas aja kalian! Jika aku kembali menjadi orang kaya, aku akan balas kalian satu persatu," sumpahnya.
Miko yang mendengar sumpah serapah Kelvin hanya menyeringai. Bahkan anak muda itu tak kuat menahan senyum lebarnya, kala menyaksikan Kelvin minum dari salah satu gelas berisi es kopi sisa mantan temannya.
Melihat Kelvin yang melangkah keluar, Miko hanya terus memperhatikannya tanpa ada niat untuk menyapanya. Miko ingin melihat kejadian apa lagi yang akan Kelvin dapatkan setelah dia jatuh miskin.
Kelvin berjalan ke sebuah arah, menuju letak kendaraan yang dia pakai sekarang. Bukan sebuah mobil mewah, melainkan hanya motor matic biasa, yang dulu sama sekali, tidak ada di dalam daftar barang milik Kelvin.
Di saat kaki anak muda itu hampir mendekat, Kelvin melihat sosok lain sedang melangkah bersama teman-temannya.
"Sayang!" teriak Kelvin. Karena suaranya yang cukup kencang, sosok tersebut spontan menoleh dan betapa terkejutnya sosok tersebut kala menyaksikan Kelvin melangkah ke arahnya.
"Kelvin?" ucap sosok wanita kala jarak Kelvin semakin dekat.
"Hallo, Sayang," sapa Kelvin dan dia segera membentangkan tangannya untuk memeluk sosok yang tak lain adalah kekasihnya.
Namun Kelvin kembali dibuat terkejut, kala sosok yang dia panggil sayang, justru mundur, menolak pelukannya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya sosok yang tak lain adalah Micela.
"Ketemu sama kamu lah. Ngapain lagi?" balas Kelvin.
"Setelah kamu tiba-tiba menghilang, dengan entengnya kamu bersikap seperti ini?" balas Micela.
"Lalu aku harus bagaimana?" Kelvin malah bertanya.
Micela langsung mencebik. "Sorry, Vin, lebih baik kita putus aja."
"Apa? Putus?" Kelvin kembali syok.
"Iya, putus. Aku pengin, hubungan kita berakhir," balas Micela tanpa beban.
"Kenapa? Bukankah selama ini hubungan kita baik-baik saja?" Kelvin semakin heran.
"Mommy sama Daddy tidak merestui hubungan kit," jawab Micela. "Lagian, aku juga akan dijodohkan dengan orang lain."
"Dijodohkan? Apa maksud kamu?"
"Yah, seperti yang kamu dengar, aku akan dijodohkan dengan penerus keluarga Dixion yaitu Miko."
"Apa!"
berarti cerita ini konyol...😄😄😄
anak penguasa dengan banyak bodyguard kok bisa lepas pengawalan...😄😄😄
konyol...😄😄😄
lanjut thor 🙏