NovelToon NovelToon
Malam Kelam Bersama Tuan William

Malam Kelam Bersama Tuan William

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: leni nurleni

Sebuah tragedi malam kelam harus dialami oleh Claudya Mariabela, Gadis berusia 19 tahun itu harus menanggung beban berat karena mengandung benih dari seorang William Aldenandra.
Claudya adalah gadis muda yang masih duduk di bangku kuliah, sayangnya dia dijebak oleh sahabatnya sendiri. Claudya dijual oleh sahabatnya itu kepada seorang Pria hidung belang.

Malangnya nasib Claudya karena harus putus sekolah dan membesarkan anaknya seorang diri tanpa tahu kebenaran siapa Ayah dari anaknya yang dia kandung, Claudya sudah mati-matian mencari pria hidung belang yang tidur dengannya malam itu.

Banyaknya cacian dan makian yang Claudya dapatkan, tapi itu tak membuatnya menyerah untuk menghidupi anaknya. Hingga sebuah ketika dia di pertemukan dengan William yang ternyata sudah mempunyai seorang Istri.

Bagaimana kisah Claudya selanjutnya?

Yuk cari jawabannya di cerita ini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon leni nurleni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Pagi ini William terbangun karena mendengar suara berdering dari ponselnya, banyak pesan yang masuk ke ponsel William setelah berita itu Viral. Untungnya pihak media tidak mengetahui hal itu karena akan sangat bahaya bagi William kalau awak media tau tentang berita ini.

William mengambil ponselnya dengan lemas, hanya pertanyaan yang sama saja yang mereka tanyakan pada William. Untuk kali ini William belum bisa menjawab karena dia pun bingung harus bagaimana.

William melangkahkan kakinya kearah kamar mandi, pagi ini William akan datang ke rumah Claudya dan meminta Claudya untuk datang ke Jakarta untuk bertemu dengan orang tua William.

Walaupun William tau bagaimana jawaban Claudya nantinya tapi William tetap ingin membujuk Claudya, berharap ada sedikit saja rasa kasih dari Claudya padanya.

Misalkan Claudya mau ikut ke Jakarta hal itu akan menjadi hal yang paling bahagia bagi William.

Setengah jam berlalu William sudah bersiap dan akan pergi ke rumah Claudya, pagi ini terasa sangat aneh bagi William karena pagi ini dia lolos dari omelan Karisa, rasanya telinga William adem saat tidak ada Karisa di sana.

Pagi ini jalanan cukup ramai karena banyaknya orang-orang yang akan bekerja, William beberapa kali terjebak macet untungnya tidak terlalu lama menunggu.

William sampai di rumah Claudya yang memang berada jauh dari rumah warga, rumah Claudya adalah rumah yang berdiri sendiri dengan dikelilingi oleh kebun dan persawahan, tapi tak jauh dari sana ada rumah Tante Indri dan rumah warga yang lain.

William turun dari mobil, dia menatap pada rumah Claudya yang terlihat tua dan paling sederhana diantara rumah yang lain, William paham kenapa Rian begitu marah padanya setelah tau kalau William yang menghamili Claudya.

"Kondisi rumahnya sangat buruk, tapi aku tidak salah karena aku sudah memberikan uang padanya, Claudya saja yang bandel karena tidak menggunakan uang itu dengan baik." William melangkah masuk kedalam rumah.

Tok

Tok

Tanpa lama pintu terbuka dan menampakan Claudya yang sepertinya akan berangkat bekerja karena terlihat dari pakaiannya yang sangat rapih.

"Ada apa, tuan?" tanya Claudya yang langsung menatap tajam pada William.

"Maaf aku datang sepagi ini, tapi aku punya permintaan. Clau, maukah kamu ikut denganku ke Jakarta? Orang tuaku mau bertemu dengan mu," pinta William.

Claudya tersenyum tipis, jika dirinya tidak mau memperkenalkan William pada Agnia bagaimana mungkin Claudya memperkenalkan Agnia pada keluarga William.

"Kalau kamu tidak mau tidak masalah, tapi tolong pikirkan lagi demi Ibu aku yang katanya mau bertemu dengan Anakmu." William menyatukan kedua tangannya memohon pada Claudya.

Claudya bungkam, dia tidak bisa berkata lagi karena dia juga punya orang tua yang tidak mau mengakui Agnia.

"Bagaimana mungkin keluarga tuan William mau mengakui Agnia sebagai cucunya? Orang tua aku saja yang benar-benar neneknya Agnia malah tidak ingin mengakui Agnia," batin Claudya pilu.

Claudya menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya aku tidak mau, Tuan, anda sudah punya istri! Alangkah baiknya anda fokus saja pada istrinya anda dan lupakan Agnia." Claudya langsung menutup pintu rumahnya dan pergi dari sana.

Tapi William bukan pria yang mudah menerima penolakan, dia berjalan mengikuti Claudya. Tangan William memegang tangan Claudya guna menghentikan langkah Claudya.

"Tolong, pikirkan lagi. Clau, orang tua aku sangat menginginkan cucu. Kamu tidak masalah kalau tidak mau memperkenalkan aku pada Agnia, tapi tolong perkenalkan Agnia pada keluargaku. Anggap saja orang tuaku sebagai orang tua mu juga," mohon William.

"Tidak tuan, istrimu nanti pasti akan menyakiti aku lagi!" tolak Claudya.

"Aku jamin seratus persen kalau Karisa tidak akan berani menyentuh mu, tolong ikutlah bersama ku." William memohon dengan raut wajah yang sedih, membuat Claudya yang memang gampang merasa kasian langsung iba pada William.

Claudya menepis tangan William yang masih memegang erat tangannya sejak tadi, William hanya bisa pasrah pada apa yang akan Claudya putuskan selanjutnya karena dia juga sudah tidak bisa memaksa lagi.

**

JAKARTA..

Sebuah mobil hitam terparkir sempurna dihalaman kediaman Aldenandra, langkah para ajudan membukakan pintu mobil yang didalamnya terlihat ada majikannya.

Para pelayan langsung berbaris di pintu sesuai perintah yang sudah di tetapkan.

Seorang pria turun dari mobil, tangannya langsung meraih tangan kecil yang sejak tadi duduk bersamanya didalam mobil.

Siapa lagi kalau bukan William, hari ini William berhasil membujuk Claudya untuk ikut bersama dengannya ke Jakarta.

Tapi ada beberapa syarat yang Claudya ajukan, William tanpa berat hati langsung mengiyakan persyaratan dari Claudya.

"Om, apa ini rumah Om?" tanya Agnia menatap pada kediaman keluarga William yang begitu besar.

William menganggukan kepalanya.

"Kamu suka?" tanya William yang dibalas anggukan kecil oleh Agnia.

"Suka sekali, suatu saat nanti aku juga mau tinggal dirumah besar bersama dengan Mama," ucap Agnia yang sangat ceriwis.

William menggendong Agnia dan disampingnya Claudya berjalan mengikuti langkah William. Jika dilihat dari kejauhan mereka layaknya sebuah keluarga kecil yang sangat harmonis tapi jika dilihat dari dekat maka terlihat sekali kalau mereka adalah orang asing yang terlibat sebuah hubungan kelam.

"Selamat datang, Tuan William." Para pelayan serempak menyambut kedatangan William.

William masuk kedalam tanpa mengindahkan ucapan para pelayan, tapi bagi Claudya itu adalah sebuah penghormatan karena Claudya juga ikut disambut oleh para pelayan yang jumlahnya memang banyak.

Claudya tersenyum sepanjang dia masuk kedalam rumah, Claudya berusaha ramah pada semua orang walaupun Claudya tidak mengenal mereka semua.

"Bu, aku bawa Agnia." William langsung mendekat pada Ibunya yang saat ini tengah duduk di sofa.

"Duduklah, Nak. Perjalanan kalian pasti sangat jauh," ujar Anjani mempersilahkan Claudya untuk duduk.

Claudya mendekat pada Anjani dan langsung menyalami tangan wanita paruh baya itu, sebenarnya Anjani sangat terkejut dengan perlakuan Claudya tapi dia senang karena baru kali ini ada seorang gadis yang sangat menghormatinya.

Berbeda dengan Karisa yang setiap datang selalu saja menunjukkan wajah marah atau kalau tidak Karisa pasti akan mengadu pada Anjani tentang William.

"Mbak, panggilkan bapak di ruang kerjanya," titah Anjani pada pelayan yang ada di sana.

"Baik Nyonya," ucapnya.

Anjani menatap pada Agnia yang tengah duduk dengan sopan di samping Claudya.

"Agnia, sini sayang sama Nenek," pinta Anjani pada Agnia.

Bocah kecil itu menatap pada Claudya seperti meminta ijin pada Claudya.

Setelah Claudya menganggukan kepalanya baru Agnia mau mendekat pada Anjani.

"Anak baik, kamu sangat mirip dengan papamu," batin Anjani.

William menatap pada Claudya yang saat ini hanya menampakan senyuman saja, senang sekali rasanya karena Agnia bisa diterima di keluarga William, walaupun di keluarga Zidan juga Agnia diterima dengan baik tapi mereka adalah orang asing sedangkan orang tua William adalah Nenek kandungan Agnia.

Claudya merasa gugup sejak masuk kedalam rumah itu, apa lagi saat ini terlihat seorang pria paruh baya yang tengah berjalan menuruni anak tangga. Wajah pria itu terlihat sangat bengis, Claudya mulai takut kalau pria itu akan marah padanya dan pada Agnia.

"Nak Claudya, dia adalah Rusman Papanya William," sahut Anjani memperkenalkan suaminya.

Claudya langsung menyalami Rusman.

"Saya Claudya, Tuan." Claudya kembali duduk setelah menyalami Rusman.

"Kamu sangat sopan, siapa keluarga kamu?" tanya Rusman yang langsung membuat Claudya bungkam.

Untuk sekarang Claudya tidak mau memperkenalkan keluarganya karena dengan jelas orang tuanya saja tidak mengakui Claudya.

"Pa, itu privasi Claudya jadi tolong jangan tanya tentang keluarganya." William menyahuti karena tau kalau Claudya tidak bisa memberitahu tentang itu.

Akan sangat tercemar sekarang reputasi keluarganya kalau tau Claudya tidur bersama dengan William. Untungnya dalam foto itu hanya William saja yang terekspos ke kamera karena Claudya tengah membelakangi kamera.

"Maaf tuan, bukannya saya tidak mau memberitahu orang tua saya tapi orang tua saya juga seorang pengusaha, saya takut kalau saya beritahu reputasi keluarga saya buruk mengingat hubungan kami sekarang sedang kurang baik," ungkap Claudya mencoba menjelaskan.

"Oh, tidak masalah," ujar Rusman tersenyum.

"Nak, kenapa kamu tidak memberi tau kami kalau kamu punya anak? Demi tuhan, kalau kami tau sejak awal mungkin kami akan memperlakukan kalian sebagai keluarga sendiri, aku dengar kehidupan kamu dari William. Ternyata kamu tinggal dikampung sendiri," ujar Anjani.

"Nyonya, saya tidak tau kalau anak saya adalah anak tuan William. Setelah saya tau beberapa hari yang lalu, saya merasa kalau hal ini tidak perlu karena tuan William juga sudah punya istri. Saya tidak mau menjadi perusak rumah tangga orang lain, maaf Nyonya mungkin saya hanya bisa membawa Agnia kesini sekarang saja dan setelah ini saya mohon pada Nyonya dan tuan untuk melupakan saya dan Agnia." Claudya berucap dengan jujur dan berharap pada orang tua William agar mengerti kondisi Claudya.

Anjani menatap pada Rusman yang terlihat sangat kecewa dengan ucapan Claudya, tapi mereka tidak bisa memarahi Claudya begitu saja karena ucapan Claudya juga ada benarnya.

"Claudya, kamu tau betapa bahagianya kami saat tau kalau kami punya cucu? Walaupun dengan cara seperti ini kami akan tetap mau menerima kalian," ujar Rusman.

"Maaf tuan, tapi saya takut pada istri tuan William dan aku juga takut pada pandangan orang lain." Nyali Claudya menciut karena sekarang Claudya seolah mendebat orang tua William.

"Pa, Ma, disini aku yang salah karena sudah melakukan hal ini pada Claudya, dan aku juga tidak bertanggung jawab pada Claudya maka dari itu aku mau menceraikan Kar...,"

"Jangan!" teriak Claudya saat mendengar ucapan William.

"Tuan, anda jalani saja rumah tangga anda, aku dan Agnia baik-baik saja dan aku juga bisa menghidupi Agnia tanpa seorang Ayah." Claudya berucap dengan gugup karena takut orang tua William marah padanya.

"Dasar jalang ...!" jerit Karisa dari ambang pintu.

1
Adinda
kasihan william
Reni Anjarwani
doubel up
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
Sri Suhartati
Kecewa
Leni Nurleni: Terima kasih sudah mampir kak.
maaf kalau tidak sesuai dengan keinginan kakak🙏🙏
total 1 replies
Sri Suhartati
Buruk
sunshine wings
Sahabat apa ini,mencelakai teman sendiri.. 😤😤😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!