Menjadi seorang dokter adalah cita-cita dari seorang Hana Aulia. Ia diberkahi wajah yang cantik dan otak cerdas, sehingga ia terima di salah satu Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas yang terkenal.Suatu hari ibu Hana sakit dan tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Hana pun mengambil sebuah keputusan yang besar dalam hidup nya, ya dia terpaksa bekerja menjadi ART di sebuah keluarga yang kaya raya demi bisa melanjutkan kuliahnya kembali yang sudah semester akhir.
Aditya Wisnu adalah seorang pemuda tampan yang menganggap pernikahan adalah hal terakhir yang akan terpikir dalam hidupnya.Di usianya yang sudah memasuki 30 tahun belum ada satu wanita pun yang mampu menaklukan hatinya yang dingin, Tapi tidak demikian dengan mamanya yang selalu mendesak ia untuk segera menikah. Selalu berusaha mencarikan istri untuk putra bungsunya itu.
Akankah Hana bisa melanjutkan kuliah nya? apakah Aditya menemukan wanita yang bisa mengubah prinsip hidupnya dan mencairkan hatinya yang dingin?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Melya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Tertidur
Hana terbangun dari tidurnya ia merasakan seluruh tubuhnya sakit seperti baru saja di remukan. Ia memandangi suaminya yang masih terlelap sambil memeluk pinggangnya. Hana membelai wajah suaminya lembut, ia tersenyum mengingat kejadian semalam, bagaimana suaminya tidak memberikan Hana sedikit pun kesempatan untuk mengistirahatkan tubuhnya. Ia tidak menyangkah kalau suaminya begitu garang kalau di ranjang, namun Hana sangat menyukainya. Hana meringis kesakitan ketika hendak duduk ia merasakan area sensitif berdenyut sakitnya.
Hana menjangkau hpnya yang ada di meja samping ranjang, ia sangat terkejut melihat jam di handphone nya sudah lewat pukul lima pagi. Hana tidak mendengar alarm hpnya berbunyi karena lelah dan mengantuk karena mereka baru tertidur baru sekitar dua jam lalu.
Dari atas ranjang Hana mencoba mencari - cari pakaiannya entah dibuang kemana oleh suaminya, karena tidak menemukannya Hana akhirnya membangunkan suaminya.
"Mas... bangun nanti subuhnya keburu habis, ucap Hana sambil menggoyang - goyangkan pipi suaminya pelan.
Perlahan Aditya mengerjapkan matanya, ia sedang mengumpulkan ingatannya. Senyumnya langsung mengembang melihat wajah istrinya tepat diwajahnya.Aditya merengkuh tubuh istrinya kedalam pelukannya sehingga tubuh mereka menempel, ia dapat merasakan kulit tubuh istrinya yang polos di balik selimut begitu pun dengan tubuhnya.
"Sayang ayo cepat bangun, ucap Hana sambil mencoba lepaskan diri dari dekapan suaminya.
Cup!
Aditya mengecup singkat bibir istrinya sebelum melepaskan pelukanny. Hana turun dari ranjang dengan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, begitu menjejakkan kakinya Hana mengaduh kesakitan dan hampir terjerembab ke lantai untung dengan sikap Aditya menahan tubuh istrinya. Ia menatap istrinya dengan perasaan bersalah, pasti istrinya kesakitan karena ulahnya semalam yang mengajak istrinya bercinta seperti bocah yang mendapat mainan baru dan tidak mau melepaskannya.
"Apakah ini sakit sekali, tanya Aditya menatap istrinya dengan perasaan bersalah.
" Mas akan memeriksanya, lanjut Aditya sambil membaringkan tubuh istrinya kembali.
Hana mencoba menahan tawanya melihat sikap suaminya yang terlihat sangat lucu.
"Mas akan memeriksa apanya, ucap Hana menahan tawa karena ia ingin menggoda suaminya.
" Mungkin saja ******mu terluka sayang, atau kita akan ke dokter pagi ini, ucap Aditya cemas.
Akhirnya Hana tidak dapat menahan tawanya, Aditya menatap istrinya heran,
"Kenapa kamu malah tertawa sayang, apakah sudah tidak sakit lagi!
Hana menghentikan tawanya, lalu bicara kepada suaminya,
" Memang semalam ada yang robek tapi tidak perlu di obati juga sayang karena dia akan sembuh sendiri, kalau sekarang aku merasa kesakitan itu wajar sayang."sambil mengusap pipi suaminya lembut.
"Mas gak tega melihat kamu kesakitan, Ucap Aditya sambil menyelipkan rambut istrinya di balik telinganya.
" Tapi waktu semalam aku kesakitan Mas tetap ngotot kan? ucap Hana terkekeh.
"Tapi habis itu enakan, ucap Aditya menyentil hidung istrinya lembut.
Keduanya pun terkekeh, Aditya membuang selimut yang membungkus tubuh mereka lalu mengendong tubuh istrinya ke kamar mandi, Hana terpekik kaget dan wajahnya pun bersemu merah,
" Kenapa Mas lepas selimutnya. "
Melihat wajah istrinya yang merah menahan malu, Aditya terkekeh lalu berkata,
"Pemandangan ini akan Mas lihat setiap hari, buang rasa malu mu sayang!
Mendengar jawaban suaminya Hana mencubit hidung suaminya yang mancung. Begitu sampai dikamar mandi Aditya menurunkan tubuh istrinya dengan hati-hati. Aditya menyalakan shower dan mereka mulai mandi, inilah pertama kalinya mereka mandi bersama, keduanya terlihat sangat bahagia senyum tak henti mengembangkan di bibir keduanya. Aditya membantu istrinya menggosok tubuh istrinya begitu pun dengan Hana.
Aditya membantu istrinya mengerikan rambut istrinya yang panjang dengan handuk. setelahnya mereka berpakaian lalu sholat shubuh bersama. Selesai sholat Aditya mengajak istrinya untuk tidur kembali. Aditya memeluk tubuh istrinya Hana menyandarkan wajahnya di dada bidang suaminya,
"Sayang nanti kamu ke kampus jam berapa?.
" Sekitar jam sembilanan Mas, aku ke kampus hanya sebentar untuk mengambil beberapa buku referensi untuk skripsi ku. Sekarang aku sudah tidak ada kelas lagi, jelas Hana sambil memeluk erat tubuh istrinya.
Keduanya kembali tertidur karena memang keduanya masih sangat mengantuk.
****
Aditya dan Hana turun sarapan pukul setengah sembilan pagi, Hana bergelayut manja di lengan suaminya ketika menuruni tangga, di wajah mereka tergambar raut kebahagiaan.
Semua tingkah mereka tak lepas dari pengawasan orang tuanya, papa dan mama Aditya saling lempar pandang dengan tersenyum yang mengukir dibibir mereka.
"Mas sepertinya kita ketinggalan satu langkah nih, Ucap mama Aditya pada suaminya.
Papa Aditya terkekeh mendengar ucapan istrinya,
" Syukurlah sayang sepertinya putra mu itu sudah jatuh hati pada istrinya."
"Iya Mas, kita tidak salah telah memilih Hana sebagai menantu kita, ucap mama Aditya terharu.
Aditya dan Hana menyapa kedua orang tua mereka yang sedang duduk santai sambil membaca koran.
" Cepatlah sarapan pasti kalian sudah kelaparan, ucap mama sambil tersenyum.
Keduanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum, mereka pun permisi pada orang tuanya lalu berjalan ke meja makan. Aditya sudah duduk di meja makan sementara Hana pergi ke dapur untuk mengambil sarapan kemudian menghidangkan pada suaminya,
"Sayang biar bibi saja yang melakukannya, nanti kamu kesakitan lagi, ucap Aditya kwatir.
" Tak apa Mas aku baik-baik saja, jawab Hana sambil duduk di sebelah suaminya.
Mereka menghabiskan sarapan dengan cepat karena mereka memang sudah kelaparan karena pertarungan semalam. Selesai sarapan Aditya dan Hana pamit kepada orang tuanya. Sebelum berangkat ke kantor Aditya mengantar Hana terlebih dahulu ke kampus.
Sebelum turun dari mobil Hana bersalaman dan mencium tangan suaminya, dan Aditya pun mengecup kening istrinya,
"Sayang, kamu yakin nanti ke kantor Mas Naik taksi?
" Iya sayang, gak papa, sebelum makan siang aku akan tiba, nanti sekalian aku bawakan makan siang ya, ucap Hana lembut.
"Baiklah.. kamu harus hati-hati!
" Dahhh!
"Dadahhh!
Hana menatap mobil suaminya sampai menghilang dari pandangan barulah ia melangkah ke perpustakaan.
****
Hana turun dari taksi tepat di depan kantor suaminya setelah membayar ongkos taksi Hana pun turun. Hana merasa deg degan ketika melangkahkan kakinya masuk ke kantor suaminya. Hana menggantung tasnya di bahu sebelah kirinya, sedangkan tangan kanannya menenteng kantong yang berisi menu makan siang untuk dirinya dan suaminya.
Pintu kaca terbuka otomatis begitu tubuh Hana mendekat, Hana berjalan masuk dan menghampiri meja Repsisionis,
"Selamat siang buk ada yang bisa kami bantu?
" Saya ingin bertemu dengan bapak Aditya, apakah orangnya ada, tanya Hana gugup.
"Apakah sebelumnya anda sudah membuat janji?
Hana pun menganggukan kepalanya.
" Tunggu sebentar!
Repsisionis itu pun nampak menghubungi seseorang setelah menutup telponnya ia pun berbicara pada Hana,
"Bapak lagi meeting di luar, kalau ibuk ini menunggu silakan duduk di sana, ucapnya sambil menunjukkan sofa yang tidak jauh dari meja repsisionis.
" Baiklah saya akan menunggu beliau datang, ucap Hana sambil melangkah ke sofa yang di tunjukkan oleh repsisionis tadi.
Hana meletakkan tentengan yang berisi makanan itu di atas meja, kemudian ia duduk sambil memeluk tasnya. Karena merasa Capek sama mengantuk Hana menaikan kaki nya ke sofa kemudian menekukkannya, ia merapikan roknya agar dapat menutupi kakinya lalu ia menyandarkan kepalanya ke sandaran untuk letak tangan di sofa. Karena sudah tidak bisa menahan kantuknya akhirnya Hana tertidur di sofa.
Begitu turun dari mobil Aditya bergegas masuk ke kantornya, begitu sampai di meja repsisionis ia berhenti. Kedua repsisionis itu langsung memberi hormat dan menyapa Bosnya dengan sopan.
"Siang Pak!
" Apakah tadi ada seorang wanita mencari ku!
"Ada Pak!
" Apakah kamu menyuruhnya untuk menunggu di ruangan saya?
Repsisionis itu terkejut mendengar pertanyaan Bosnya,
"Maaf Pak karena tadi Bapak lagi meeting di luar kami menyuruh untuk menunggu d sana, ucap repsisionis sambil menunjukkan sofa yang tidak jauh dari mejanya.
Aditya langsung menatap ke arah sofa yang ditunjuk oleh repsisionis.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.
Author udah Up episode ini dari semalam, 😢😢😢😢
Tapi lambat review dari MGT😭😭
Author mengucapkan banyak terimakasih kepada readers yang sudah membaca, ngasih like dan komen pada lapak author 😍😍
jangan bosan ya untuk mengikuti lapak author 😁😁😘😘