selingkuhan suamiku merampok semua hartaku dan papaku, suamiku berubah saat bertemu wanita iblis bernama Syifa, aku tidak menyangka perubahan sikap yang ditunjukkan oleh suamiku karena pengaruh guna-guna wanita iblis bernama Syifa itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
makan malam romantis
"iya aku suka, ini indah sekali" ujar Syifa.SYifa menatap Richard dengan mata berbinar. Cahaya lilin yang menari-nari di atas meja restoran membuat wajah Richard semakin terlihat tampan. Suasana romantis di restoran itu membuat hatinya berdesir.
"Richard," bisik Syifa, dengan suara lembut. "Aku sangat mencintaimu."
Richard menatap Syifa dengan tatapan yang penuh kasih sayang. Ia merasakan kehangatan yang mendalam di hatinya. Ia merasa sangat beruntung bisa bersama Syifa.
"Aku pun mencintaimu, Sayang," jawab Richard, dengan suara yang lembut. "Kau adalah segalanya bagiku."
Syifa tersenyum manis. Ia merasa sangat bahagia bisa bersama Richard. Ia merasakan seolah-olah ia telah menemukan kebahagiaan yang selama ini ia cari.
"Richard," bisik Syifa, sambil menarik tangan Richard ke arah wajahnya. "Aku ingin menciummu."
Richard menatap Syifa dengan tatapan yang penuh keinginan. Ia merasakan seolah-olah ia sedang berada di surga.
"Aku ingin menciummu juga, Sayang," bisik Richard, dengan suara yang gemetar.
Syifa kemudian mencium Richard dengan lembut. Richard membalas cium Syifa dengan erat. Mereka berdua larut dalam ciuman yang penuh kasih sayang.
Mereka berdua larut dalam suasana romantis di restoran itu. Cahaya lilin yang menari-nari menciptakan suasana hangat dan intim. Richard menatap Syifa dengan tatapan yang penuh kasih sayang. Ia merasa sangat beruntung bisa bersama Syifa.
"Sayang, aku sangat mencintaimu," bisik Richard, sambil mengusap rambut Syifa dengan lembut.
"Aku pun mencintaimu," jawab Syifa, dengan senyum yang manis. "Kau adalah segalanya bagiku."
Richard mengambil tangan Syifa dan menciumnya dengan lembut. "Aku ingin menikah denganmu, Sayang," bisik Richard.
Syifa terkejut mendengar permintaan Richard. Ia tak menyangka bahwa Richard akan mengajukan permintaan itu secepat ini.
"Richard," bisik Syifa, dengan suara yang gemetar. "Aku sangat bahagia. Tentu saja aku ingin menikah denganmu."
Richard tersenyum lebar. Ia merasakan seolah-olah ia sedang berada di puncak kebahagiaan.
"Aku akan melakukan apapun untukmu, Sayang," bisik Richard. "Aku akan membuatmu bahagia sepanjang hidupmu."
Richard kemudian memeluk Syifa erat. Mereka berdua larut dalam pelukan yang penuh kasih sayang. Mereka merasa sangat bahagia bisa bersama.
Richard dan Syifa berjalan sambil berpegangan tangan menuju parkiran. Suasana malam yang tenang dan hangat membuat langkah mereka semakin ringan.
"Sayang, aku senang sekali malam ini," bisik Richard, dengan senyum yang manis. "Kau menjadikan malam ini sangat berkesan."
Syifa tersenyum manis mendengar perkataan Richard. Ia merasakan seolah-olah ia sedang berada di dalam mimpi.
"Aku pun senang, Sayang," jawab Syifa, dengan suara yang lembut. "Kau juga menjadikan malam ini sangat berkesan."
Mereka berdua sampai di parkiran dan mencari mobil mereka. Richard mengambil kunci mobilnya dan membuka pintu mobil.
"Ayo, Sayang," kata Richard, sambil menunduk dan mencium kening Syifa. "Kita pulang."
Syifa mengangguk setuju dan masuk ke dalam mobil. Richard kemudian menyalakan mesin mobilnya dan melaju perlahan meninggalkan parkiran.
"Sayang, terima kasih untuk malam ini," bisik Richard, sambil menatap Syifa dengan tatapan yang penuh kasih sayang.
"Sama-sama, Sayang," jawab Syifa, dengan senyum yang manis. "Aku juga sangat menikmati malam ini."
Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati perjalanan pulang mereka.
Mobil Richard akhirnya sampai di halaman rumah dua lantai itu. Richard memarkirkan mobilnya di garasi dan kemudian menuntun Syifa masuk ke dalam rumah.
"Sayang, aku ingin mandi dulu," kata Richard, dengan suara yang lembut. "Aku sangat lelah."
Syifa mengangguk setuju dan menunggu Richard di ruang tamu. Ia merasa sedikit lelah setelah berjalan-jalan dan makan malam di restoran.
"Aku juga ingin mandi," kata Syifa, dengan senyum yang manis. "Nanti kita tidur bareng, ya?"
Richard tersenyum dan mengangguk setuju. Ia merasakan seolah-olah ia sedang berada di dalam mimpi. Ia merasa sangat bahagia bisa bersama Syifa.
"Tentu saja, Sayang," jawab Richard, dengan suara yang lembut. "Aku ingin selalu bersamamu."
Richard kemudian masuk ke kamar mandinya dan menyalakan shower. Ia mencoba menghilangkan rasa lelahnya dengan mandi air hangat.
Syifa juga masuk ke kamar mandinya dan menyalakan shower. Ia merasakan seolah-olah ia sedang berada di dalam surga. Ia merasa sangat bahagia bisa bersama Richard.
Setelah mandi, Richard dan Syifa kembali ke kamar tidur mereka. Mereka berbaring di ranjang dan memeluk erat.
"Sayang, aku sangat mencintaimu," bisik Richard, sambil mengusap rambut Syifa dengan lembut.
"Aku pun mencintaimu," jawab Syifa, dengan senyum yang manis.
Mereka berdua tertidur nyenyak hingga pagi hari. Mereka merasa sangat bahagia bisa bersama dan menikmati hidup mereka dengan penuh kasih sayang.
Mobil Richard akhirnya sampai di halaman rumah dua lantai itu. Richard memarkirkan mobilnya di garasi dan kemudian menuntun Syifa masuk ke dalam rumah.
"Sayang, aku ingin mandi dulu," kata Richard, dengan suara yang lembut. "Aku sangat lelah."
Syifa mengangguk setuju dan menunggu Richard di ruang tamu. Ia merasa sedikit lelah setelah berjalan-jalan dan makan malam di restoran.
"Aku juga ingin mandi," kata Syifa, dengan senyum yang manis. "Nanti kita tidur bareng, ya?"
Richard tersenyum dan mengangguk setuju. Ia merasakan seolah-olah ia sedang berada di dalam mimpi. Ia merasa sangat bahagia bisa bersama Syifa.
"Tentu saja, Sayang," jawab Richard, dengan suara yang lembut. "Aku ingin selalu bersamamu."
Richard kemudian masuk ke kamar mandinya dan menyalakan shower. Ia mencoba menghilangkan rasa lelahnya dengan mandi air hangat.
Syifa juga masuk ke kamar mandinya dan menyalakan shower. Ia merasakan seolah-olah ia sedang berada di dalam surga. Ia merasa sangat bahagia bisa bersama Richard.
Setelah mandi, Richard dan Syifa kembali ke kamar tidur mereka. Mereka berbaring di ranjang dan memeluk erat.
"Sayang, aku sangat mencintaimu," bisik Richard, sambil mengusap rambut Syifa dengan lembut.
"Aku pun mencintaimu," jawab Syifa, dengan senyum yang manis.
Mereka berdua tertidur nyenyak hingga pagi hari. Mereka merasa sangat bahagia bisa bersama dan menikmati hidup mereka dengan penuh kasih sayang.
Syifa melangkah ringan menuju dapur. Ia merasa sangat bersemangat untuk memulai harinya. Hari ini ia akan menunjukkan pada dunia bahwa ia mampu menjalankan perusahaan Alice dengan baik.
"Aku harus menikmati sarapan pagi terakhirku di rumah ini," gumam Syifa, sambil tersenyum. "Nanti aku akan tinggal di apartemen dekat kantor."
Syifa kemudian menyiapkan sarapan pagi dengan roti selai. Ia tahu bahwa Richard suka dengan roti selai. Ia ingin memanjakan Richard sebelum ia meninggalkan rumah untuk bekerja.
"Sayang, sarapan sudah siap," panggil Syifa, dengan suara yang lembut.
Richard yang sedang berpakaian di kamar tidur menanggapi panggilan Syifa. Ia merasa sangat bahagia bisa bersama Syifa. Ia ingin menikmati waktu bersama Syifa selama mungkin.
"Sebentar, Sayang," jawab Richard, dengan suara yang lembut. "Aku sedang berpakaian."
Syifa menunggu Richard di meja makan. Ia menatap Richard dengan tatapan yang penuh kasih sayang. Ia merasa sangat beruntung bisa bersama Richard.
"Sayang, kamu cantik sekali," bisik Richard, sambil mengusap rambut Syifa dengan lembut.
Syifa tersenyum dan mencium pipi Richard. Ia merasakan seolah-olah ia sedang berada di dalam mimpi. Ia merasa sangat bahagia bisa bersama Richard.
"Terima kasih, Sayang," jawab Syifa, dengan senyum yang manis. "Aku ingin menikmati hari ini dengan baik."