Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Derel menrima map yang di berikan oleh Gibran. Ia membaca isi dari kertas itu. Ia membacanya dengan detail takut ada yang terlewatkan.
"Bagaimana menurut kamu isinya?" tanya Gibran memianta pendapat Derel.
"Bagus sih, tapi apa adik - adikku akan terima?" tanya Derel.
"Itu sudh sesuai dengan prosedur yang ada, sebenarnya kembali lagi pada kesepakatan kalian berempat. Mau mengikuti wasiat atau berbagi secara agama bisa juga tergantung kesepakatan bersama pembagiannya." jelas Gibran.
"Kalau begitu biar aku diskusikan dulu sama istriku di rumah karna memang ada haknya dia disana." ujar Derel.
"Silahkan. Aku tunggu kabar selanjutnya mau di lanjutkan apa tidak?" tutur Gibran.
"Kalau begitu aku permisi dulu, makasih makan siangnya." Derel tertawa ringan.
"Ini buat anak dan istrimu di rumah." Gibran mengarahkan paper bag berisi makanan yang sama seperti ia santap tadi.
"Aduh aku jadi tidak enak, sekali lagi makasih." ujar Derel sungkan.
"Apaan sih, biasa aja kali. Aku tunggu kabar selanjutnya." ujar Gibran sebelum Derel pergi.
Derel langsung pulang kerumah dengan wajah cerah. Ia tersenyum membayangkan anak dan istrinya tentu bahagia saat mereka memakan makanan mewah ini. Makanan yang sudah lama hanya ada di mimpi mereka.
"Assalamualaikum, dek." sapa Derel pada istrinya yang tengah mengangkat cucian kering.
"Waalaikumsalam, abang udah pulang." Sinta meletakkan kain yang baru saja ia angkat, menyambut kepulangan suaminya seperti biasa.
"Ini buat adek dan anak - anak." Derel menyerahkan paper bag ya g ia bawa.
"ini apa, bang?" tanya Sinta sambil menerima pemberian suaminya.
"Rezeki dari orang baik." Kekeh Derel.
Sinta membuka paper bag itu. Matanya berbinar saat melihat isinya.
"Alhamdulillah, bang. Baik banget orang yang memberi ini pada kuta,bang pasti orang kaya ya,bang." ujar Sinta bahagia. Kemudian memanggil k3dua oramg putranya untuk makan bareng.
"Dafa, Dhani . ayo sini, nak." panggulnya lembut.
"Ada apa, ma?" tanya Dhani saat sudah berada di belakang mamanya.
"Ayo duduk sini. Liat ayah bawa apa pulang. " Sinta memperlihatkan isi kotak makanan yang ia pegang.
"Beneran ini, yah. Ini buat adek." tanya Dhani memastikan.
"Iya buat Dhani dan Dafa." senyum Derel terbit saat melihat kebahagian di mata anak - anaknya.
"Bang ini ada amplop juga didalamnya." Sinta tidak berani membuka, ia menyerahkan amplop itu pada suaminya. Derel sedikit terkejut tidak menyangka kalau Gibran akan memberinya amplop juga. Dengan tangan sedikit gemetar Derel membuka amplop itu hati - hati dan betapa terkejut dirinya saat melihat isinya.
"Banyak sekali, bang. Apa ga apa - apa? atau abang balikin aja sama yang memberi makanan barusan." ujar Sinta takut hutang budi.
Derel mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Gibran.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Aku sudah menebak pasti kamu bakal menghubungi aku." Kekeh suara di seberang.
"Aku ga bisa menerima uang dari kamu, jumlahnya terlalu banyak dan aku tidak mau utang budi." ucap Derel.
"Itu uang bukan buat kamu, tapi untuk anak dan istri kamu. Mereka pasti lebih membutuhkan. Aku tidak bermaksud apa - apa, aku ikhlas."
"Tapi....."
"Udah ga usah di bahas lagi, dulu kamu sering membantu aku. Sekarang biar aku yang bantu kamu." Kekeh suara di ujung kabel.
Kalau kita sering berbuat baik,maka kebaikan itu akan selalu datang membantu kita. Hukum tabur tuai itu nyata adanya.
Jarang di zaman sekrang ada teman yang mau membantu temannya yang tengah kesusahan. Kebanyakan mereka bersikap cuek dan masa bodo. Jangankan teman saudara sendiri juga belum tentu mau menolong saudaranya yang tengah kesusahan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selamat sore kk. Terimakasih sudah menunggu,up lg ya kk.
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor 💪💪💪😘🙏🙏
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor