Damarius Argus Eugene (22 tahun), seorang Ilmuwan Jenius asli Roma-Italia pada tahun 2030, meledak bersama Laboratorium pribadinya, pada saat mengembangkan sebuah 'Bom Nano' yang berkekuatan dasyat untuk sebuah organisasi rahasia di sana.
Bukannya kembali pada Sang Pencipta, jiwanya malah berkelana ke masa tahun 317 sebelum masehi dan masuk ke dalam tubuh seorang prajurit Roma yang terlihat lemah dan namanya sama dengannya. Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah sistem bernama "The Kill System", yang mana untuk mendapatkan poin agar bisa ditukarkan dengan uang nyata, dia harus....MEMBUNUH!
Bagaimanakah nasib Damarius di dalam kisah ini?
Apakah dia akan berhasil memenangkan peperangan bersama prajurit di jaman itu?
Ikuti kisahnya hanya di NT....
FYI:
Cerita ini hanyalah imajinasi Author.... Jangan dibully yak...😀✌
LIKE-KOMEN-GIFT-RATE
Jika berkenan... Dan JANGAN memberikan RATE BURUK, oke? Terima kasih...🙏🤗🌺
🌺 Aurora79 🌺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
R.K.N-29 : VALLUM...
...----------------...
Damarius belum melihat tanda-tanda kehadiran Eudocia di dalam sana, tapi memang agak sulit untuk mengenali seseorang di antara kerumunan gelap yang terus bergeser itu.
Nun jauh disana...di pinggir cahaya lentera...Damarius melihat sosok Obesilus yang baru saja bertugas kembali beberapa hari yang lalu, lalu Damarius berhenti di samping Obesilus.
"Wah, Obesilus...! Bagaimana dengan keadaan kaki-mu itu?" tegur Damarius.
SREET!
Obesilus berpaling untuk melihat siapa yang menegurnya, laku dia menyeringai di bawah cahaya lentera.
"Rasanya....seperti tidak pernah terluka, Sir!" jawab Obesilus.
Damarius terlihat senang mendengarnya, karena untuk menyembuhkan cedera kaki Obesilus merupakan sebuah perjuangan yang lama dan berat.
Ketika melihat semua orang yang berada di dalam perawatannya sembuh drngan sempurna, Damarius merasakan sebuah kehangatan di dalam hatinya.
Itu artinya...Damarius adalah seorang Ahli Medis Terbaik yang pernah ada di Tembok Perbatasan itu. Semuanya tidak akan ada yang sia-sia...
Perbuatan baik itu akan bisa menutupi sisi Psikopat dirinya di masa lalu.
Dan itu adalah sebuah 'Keseimbangan' hidup seorang Damarius Argus Eugene.
"Benarkah begitu? Saya sangat senang mendengarnya!" ujar Damarius antusias.
Lalu Obesilus berkata dengan suara agak parau, seakan dia merasa 'malu' akan sikapnya dulu.
"Seandainya bukan karena Anda, Sir....saya rasa....saya sudah dikeluarkan dari Pasukan Elang saat ini, dan berjalan pincang dengan satu kaki..." ujar Obesilus pada Damarius.
"Ck..! Sudahlah... Itu juga berkat usaha dirimu juga, perlu 'kerjasama' yang baik antara pasien dan dokter yang merawatnya! Kamu paham perkataan saya bukan, Obesilus?!" ujar Damarius merendah.
Legiuner itu memandang Damarius dari arah samping, lalu dia meluruskan kembali kepalanya ke arah depan.
"Saya paham maksud Anda, Sir! Biar bagaimana pun, saya tidak akan melupakan tindakan Anda terhadap saya. Dan saya juga tidak akan melupakan kebaikan Komandan Gildas. Tindakan penyelamatan Komandan dengan wajah dipenuhi d4r4h, yang mengangkat balok besar s14l4n itu dari kaki saya. Saat itu, saya sudah berpikir bahwa saya akan...mati!" ujar Obesilus panjang lebar.
Setelah ucapan itu jatuh, keheningan menyelimuti mereka diantara kerumunan yang berisik.
Akhirnya Damarius membuka percakapan kembali.
"Kamu mendukung orang kita dan ayam jantan merahnya itu?" tanya Damarius.
"Tentu saja, Sir! Bagaimana dengan Anda?" jawab Obesilus antusias.
"Pastinya! Saya bertaruh dengan Eudocia-si Lembing. Dan saya juga ingin bertanya kepadanya tentang kulit Serigala yang dibunuh Komandan hari ini. Apakah kamu sudah melihat Eudocia di suatu tempat dalam kerumunan ini?" ujar Damarius sekaligus bertanya pada Obesilus.
"Belum, Sir....belum..." jawab Obesilus.
"Ah, baiklah! Dia pasti berada di suatu tempat di dekat sini..." ujar Damarius sambil mengangguk ramah.
Lalu Damarius berjalan di antara dua Legiuner yang muncul dipinggiran cahaya lentera arena.
TAP!
TAP!
TAP!
SREEK!
Seseorang memberinya sebuah ember terbalik untuk diduduki, lalu Damarius duduk sambil merapatkan jubah di tubuhnya agar hangat.
SREET!
...💨💨💨...
Hari sudah hampir gelap di Vallum, kecuali tempat cahaya lentera yang jatuh pada wajah-wajah bersemangat di bawah sana.
TAP!
TAP!
TAP!
Dua orang lelaki menyeruak keluar dari kerumunan dan memasuki arena.
Masing-masing dari mereka membawa sebuah tas kulit besar yang terlihat menggeliat dan memantul, akibat kemarahan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Teriakan keras langsung terdengar dari arah kerumunan orang-orang itu.
"AYO, MICA.. ! TUNJUKKAN KEPADA MEREKA APA YANG BISA DILAKUKAN OLEH AYAM JANTAN MERAH ITU...!" teriak seseorang.
"YA, AH...! KAU MENYEBUT AYAM JANTAN PAYAH ITU...AYAM ADUAN?! HAHAHA..." sambut seseorang lainnya.
"DUA BANDING SATU UNTUK SETAN KUNING KECOKELATAN ITU!" teriak lantang suara lainnya.
"AKU AKAN MEMBERIMU TIGA BANDING SATU UNTUK AYAM JANTAN MERAH ITU!" teriak suara yang lainnya lagi, tidak mau kalah.
Seorang lelaki....Optio Magnis...kini membuka leher tas-nya dan mengeluarkan ayam jantan miliknya.
SREEK!
PETOK!
PETOK!
Terdengar riuh teriakan-teriakan yang lebih keras dari pada sebelumnya, ketika dia menyerahkan ayam itu kepada lelaki ketiga yang berdiri di dekat sana untuk mengawasi jalannya permainan.
Lelaki ketiga itu memeperhatikan ayam jantan yang memang patut disoraki itu.
Warna merah dan hitam tanpa adanya warna bulu yang pucat, ramping dan kuat, jambul cepak, sayap-sayap terpangkas rapi, dan ekornya yang dipotong persegi. Benar-benar seekor ayam pejuang yang siap bertarung!
Damarius melihat sepasang sayap yang bergetar dari balik cahaya lentera, kepala garang dengan mata hitam membesar secemerlang batu permata, dan taji besi mematikan yang diikatkan pada kedua kaki ayam itu.
"Benar-benar seekor ayam petarung yang menakjubkan...!" ujar Damarius dalam hati.
Lelaki ketiga itu menyerahkan kembali ayam tersebut kepada pemiliknya, dan ayam jantan yang satunya dikeluarkan.
Akan tetapi, Damarius tidak terlalu memperhatikannya. Karena, saat pandangannya terhalang, Eudocia muncul di sisi jauh arena pada saat seseorang menyeruak kerumunan di sampingnya.
Lalu terdengar suara Senturion Eramus berkata...
"Sepertinya seluruh dunia berada di sini, bahkan Ahli Medis Kohort kita! Saya tidak tahu, jika kamu menyukai Sabung-Ayam, Damarius!" ujar Senturion Eramus agak keras.
SREEEK!
"ASTAGA...!"
Damarius terlonjak kaget, saat mendengar suara Senturion itu.
"Hahahaha! Tidak perlu terkejut seperti itu, Damarius! Atau....saya akan menduga jika kamu memiliki perasaan bersalah!" ujar Senturion Eramus itu sambil tertawa.
Senturion Eramus ini memang cukup ramah akhir-akhir ini, tapi Damarius tidak pernah menyukainya!
Eramus adalah seorang lelaki yang menyimpan 'dendam' terhadap dunia...dunia yang tidak memberinya kenaikan pangkat, yang menurut dia sendiri, dia patut menerimanya.
Damarius merasa 'Simpati' kepada lelaki ini. Pasti berat untuk menjalani kehidupan dengan menyimpan dendam, tapi sangat jelas bahwa Damarius tidak ingin lelaki tersebut berada di dekatnya saat ini.
Perlu waktu sedikit lama untuk Damarius menyampaikan surat yang berada dibalik jubahnya saat ini.
"Biasanya saya tidak suka..." jawab Damarius datar.
"Akan tetapi, saya mendengar banyak rumor mengenai ayam jantan merah ini, sehingga saya datang untuk menilainya sendiri..." tambah Damarius dengan suara datarnya.
"Sepertinya, banyak orang sehat di Benteng akhir-akhir ini...sehingga Ahli Medis kita bisa menghabiskan malam di tempat sabung-ayam, setelah pergi berburu seharian..." ujar Eramus dengan nada menyindir.
"Itu memang benar..! Jika tidak, aku mungkin tidak akan berada di sini...!" jawab Damarius singkat.
Damarius menekan mati-matian emosinya saat berhadapan dengan orang yang tidak dia sukai.
Entah mengapa, 'intuisi' dia tentang Eramus ini tidak baik.
Sisi 'Psikopat'-nya meronta-ronta!
Ingin sekali dia manarik keluar dan memotong lidah Eramus, mengirisnya tipis-tipis, lalu memberikannya kepada 4njing-4njing pemburu milik Eudocia.
Atau memotong kepalanya, mengulitinya, dan memajang tengkorak kepalanya di bilik kamar pribadinya.
"Haaah..! Sepertinya aku akan melakukan itu lain waktu, untuk memuaskan h4sr4t psikopat-ku ini...."
...****************...
mampir juga ya dikarya aku jika berkenan/Smile//Pray/