mengisahkan remaja cantik yang di jadikan jaminan keluarganya pada seorang Mafia, dan di jadikan alat transplantasi ginjal untuk kekasih Mafia tampan. salahnya dia adalah mempunyai cinta yang tersembunyi pada mafia tampan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertarungan
Dor... dor..
Baku tembak semakin tidak terkendali. " tetaplah menunduk dan berlindung! " kata Xavier memberi instruksi. Hira langsung menurut , tanpa bertanya lagi dia langsung kembali memeluk Xavier.
Sepanjang pertarungan berlangsung, juga karena laju kendaraan yang tidak beraturan , membuat Hira semakin ketakutan. tapi dia hanya fokus dengan persembunyiannya di dada Xavier.
" Apa tanganmu terluka ? " tanya Hira memberanikan untuk bertanya di situasi yang masih panas.
" Tidak jangan di pikirkan! " kata Xavier. sambil mempererat pelukannya pada kepala istrinya.
Tampak tangannya yang berancang-ancang menutup telinga hira. kemudian di ciumnya dengan lembut kepala tertutup itu. namun dengan mata yang menghunus tajam pada musuh, serta tangan yang terulur siap untuk menembak.
Dan akhirnya...
Dor.. dor... dor..
Pistol di tangannya mengeluarkan peluru berulang. dan membuat musuh yang memakai motor langsung tumbang berserakan. sedang Hira yang begitu ketakutan semakin mengeratkan pelukan.
Merasa sedikit aman Xavier kembali menyamakan posisinya. dia sempat menunduk melihat ke Hira yang masih ketakutan. Xavier menarik sedikit bibirnya.
" Apa kamu tidak apa-apa? " tanya Xavier lembut.
Mendengar suara Xavier yang tenang, Hira mengendurkan pelukannya dan sedikit mengintip untuk melihat ke Xavier. " apa sudah aman? " tanya Hira pelan.
Xavier tersenyum melihat mata indah istrinya yang menatap padanya, " masih belum! teruslah berlindung! " kata Xavier. Hira pun kembali ke posisi awal. dan Xavier mengelus kepalanya pelan dan mulai mengamati sekeliling lagi.
" Apa benar-benar sudah aman? " kata Xavier pada anak buahnya, termasuk supir yang membawanya.
" Masih belum bos,, di belakang masih ada yang mengejar kita! " jawab sopir dan salah satu anak buah yang duduk di kursi depan.
Xavier mengelus kepala Hira pelan karena merasakan pelukan Hira yang kembali mengencang. mungkin karena Hira mendengar percakapan mereka.
Dan benar apa yang di katakan anak buahnya, tak lama setelah itu dia di tembak dari segala arah oleh lawan-lawan mereka.
Dor,,, dor ,,, dor,,,
Merasa tembakan sudah mulai membabi buta dari lawannya. Xavier kembali mengambil pergerakan. " aku akan fokus pada pengejar di belakang.! " instruksinya pada anak buahnya.
Setelah itu Xavier memegang tangan Hira yang memeluknya. Hira yang masih ketakutan hanya bisa pasrah dengan apa yang ingin Xavier lakukan untuknya.
" Aku takut! " ucap Hira tetap memaksa menyembunyikan wajahnya di perut suaminya yang berganti posisi dan berpindah di hadapannya.
Tanpa menjawab ucapan Hira, Xavier langsung menekuk lutut kakinya di atas kursi penumpang. dengan Hira yang masih duduk menghadapnya.
Posisi Hira kini seperti di gapit oleh Xavier. dengan kaki Xavier yang ada di sisi kanan dan kirinya. setelah Xavier berada di posisinya dengan benar. barulah Xavier kembali meletakkan tangan Hira di pinggangnya.
Hira yang sudah nyaman langsung memeluk suaminya erat, lebih erat dari sebelum posisi seperti itu.
" Kita mulai! " kata Xavier memberi instruksi lagi pada anak buahnya. agar semua fokus melakukan perlawanan.
Setelah itu keadaan benar-benar memanas. baku tembak tidak lagi bisa di hentikan. kedua tangan Xavier sudah sibuk memegang senjata api. hanya matanya yang selalu melihat sekejap pada Hira. untuk memastikan posisinya.
Dan ternyata pihak musuh sudah mempersiapkannya dengan matang. Xavier benar-benar kalah jumlah saat ini. dia merasa sangat kewalahan. namun masih sangat tenang. hanya tatapannya yang menajam.
" Kita kalah pasukan bos! " kata anak buahnya yang merasa persediaan peluru sudah menipis.
"Tetap lawan semampu kita. ! " kata Xavier.
Hira yang mendengar akan bau-bau kepasrahan semakin takut. dia selalu berdzikir dan berdo'a sepanjang pertarungan berlangsung. dia juga berpasrah jika nanti dia akan mati .
" Akhhhh....! " .. satu anak buah yang berada bersamanya sudah meregang nyawa karena peluru yang menembus kepalanya.
Xavier masih menatap pada semua musuh yang mengejarnya. walau dia tahu satu orang yang duduk di depannya sudah tumbang.
Beda dengan Hira yang semakin takut, tangannya sudah bergetar hebat, Xavier merasakan getaran tangan Hira. kemudian dia menyempatkan untuk meremas tangan Hira lembut. seakan menguatkan dan memberi Hira penenang.
Dan akhirnya pertarungan itu benar-benar mengalahkan Xavier. supir yang dari tadi fokus dengan jalan dan lajunya kendaraan. kini juga ikut terkena peluru lawan. mobilnya semakin tak terkendali padahal masih melaju kencang.
Brak..
Xavier langsung memeluk Hira dengan kuat. karena mobil yang terjun ke bawah, di sebuah bukit hutan yang dia lewati.
" Akhhh....! akhhhh! " erangan Hira terdengar karena kepalanya yang terbentur beberapa kali karena kuatnya hentakan mobil yang berguling.
Xavier selalu mengupayakan posisi Hira agar tetap aman. karena sudah lama berguling dan terus melakukan terjun bebas menurun. namun belum juga sampai ke dasar bukit itu.
Barak...hentakan kuat pada mobil terjadi, "akhhh..!" kali ini Xavier yang meringis. karena mobilnya menghantam pohon besar, dan mampu menghentikan pergerakan bebas dari mobil itu.
" Apa kamu tidak apa-apa? " tanya Hira cepat sambil melihat ke wajah suaminya.
Xavier melihat ke manik mata Hira. " tidak,,, aku tidak apa-apa! " jawab Xavier menenangkan.
Srett.. brakkk...
Mobil oleng dan kembali terjun ke bawah. sempat terpental sampai akhirnya benar-benar mendarat. Xavier yang merasakan kalau mobilnya sudah benar-benar di dasar jurang hutan . langsung menegakkan badannya.
Kemudian dia bergerak hendak berdiri. namun Hira malah mengeratkan pelukan. Xavier dengan nafas memburu menunduk melihat jilbab istrinya yang penuh dengan noda darahnya.
" Lepaskanlah! setidaknya kita sudah aman.! " kata Xavier. sambil memengang tangan Hira yang memeluk pinggangnya.
Hira langsung mendongak, " benarkah! " jawab Hira dengan mata yang basah. bukan menangis tapi karena keringat berlebih karena ketakutan.
Xavier tersenyum melihat bentuk hijab Hira yang tidak lagi rapi dan simetris. tangan Xavier terulur menangkup wajah istrinya yang mendongak menatapnya. kemudian merapikan kembali hijab dan cadarnya.
Hira yang melihat Xavier menunduk dan merapikan hijabnya , seakan di suguhi pemandangan indah atas ciptaan Tuhan. wajah tampan, rambut berponi yang basah karena keringat. bentuk rambut yang sedikit mengembang dan tampak berantakan. menambah nilai lebih untuk sebuah rasa kagumnya.
Hira benar-benar menyadari kalau suaminya benar-benar orang yang sangat tampan. " apa kamu ada merasa sakit? " tanya Xavier.
Hira menggeleng dengan sedih. setelah mengedipkan mata sekali , Hira langsung menoleh pada lengan Xavier yang terluka. " kamu yang terluka! " kata Hira setelah melihat kain yang bolong pada lengan suaminya. dia tahu kalau itu karena tembakan.
" Apa ini sakit? " tanya Hira lagi dengan suara bergetar. tangannya terulur menyentuh kain yang merah karena darah.
" Ayo kita turun dulu! " kata Xavier mengalihkan.
" Iya,,! " jawab Hira. setelah itu Xavier turun lebih dulu dari Hira. kemudian dia menunduk ke arah dalam mobil yang masih terdapat Hira di dalamnya.
Xavier melihat Hira yang melihat ke kedua anak buahnya yang mati, " tutup matamu! " kata Xavier. dia tidak mau Hira merasa takut dengan adanya kedua anak buahnya yang sudah mati itu.
Hira langsung memejamkan mata " ulurkan tanganmu! " kata Xavier Hira pun kembali menurut. kemudian Xavier mengambil tangan Hira kemudian pelan-pelan menarik Hira agar bergeser untuk keluar.
Setelah keduanya berada di luar mobil mereka , Hira masih saja memegangi tangan suaminya. tampak langit yang semakin gelap karena awan hitamnya. juga suara guntur yang saling bersahutan dan dengan beberapa petir yang sudah mulai terdengar.
Xavier melihat langit gelap " sepertinya akan hujan! " monolognya. kemudian dia melihat ke arah Hira " kita masuk ke mobil dulu ya! sepertinya akan turun hujan! " kata Xavier pada Hira.
Hira yang mendengar ajakan suaminya langsung membalas tatapannya. dia menggeleng pelan seakan menolak ajakan suaminya. Xavier yang paham kalau Hira mungkin takut dengan keadaan kedua temannya yang sudah tiada.
" Aku keluarkan mereka dulu! " kata Xavier. namun Hira masih menggeleng dan malah menggenggam kuat tangan Xavier yang di genggamnya.
Xavier mulai berjalan mengajak Hira untuk mencari pohon atau apapun untuk berteduh mereka.
Greppp... Hira tiba-tiba memeluk Xavier, " hikss.. hikss! " Hira langsung menangis. Xavier yang heran langsung memutar badan.
Dia melihat Hira " ada apa? kenapa tiba-tiba menangis.? " tanya Xavier. karena dia tadi melihat Hira yang masih aman dan terlihat baik-baik saja.
kecewa sih sama cerita ini di luar ekspektasi meninimal happy end lh ka, buat mereka hidup bahagia, aku berharap banyak ke kakak untuk buat happy end🙏
penasaran aku