"JANGAN LUPA LIKE PERBAB YA!"
Reyhan Pratama dipertemukan dengan seorang wanita shalihah yang dulu pernah ditolaknya saat akan dijodohkan beberapa tahun lalu membuatnya sedikit menyesal tentang masa lalunya.
Wanita itu sekarang sudah bercadar namanya Annisa Putri, wanita shalihah yang sangat lembut dan sekarang sangat disukai oleh Asyifa putrinya Reyhan.
Akankah mereka bisa memperbaiki masa lalu mereka?
Jika ada penulisan atau kata-kata yang salah, atau menyinggung salah satu agama, mohon di maafkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Karyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Annisa duduk sendiri di kamarnya, duduk menyandar di tempat tidur.
Ibunya pun masuk menemuinya.
"Nisa, maafin Ibu" kata ibunya merasa bersalah atas semuanya.
"Bukankah wanita baik akan mendapatkan pria baik juga? tapi kenapa Nisa harus bersama orang seperti Pak Anto, apa mungkin Nisa masih belum terlalu baik ya Bu?" ucap Annisa sedih tanpa menatap kearah ibunya, tatapannya lemah.
"Nisa sangatlah baik, Nisa tolak saja lamaran Pak Anto, besok Ibu akan memberitahunya," kata ibunya sambil memegang tangan Annisa.
"Gak usah Bu, mungkin setelah menikah, Pak Anto akan berubah, kita berdoa saja yang terbaik," kata Annisa menguatkan hatinya sendiri.
Bu Aisyah menatapnya dengan sedih, dia tidak berharap Annisa mendapat suami terbaik, yang dia harapkan hanyalah putrinya ini mendapat suami baik yang akan menjaganya dunia dan akhirat, itu sudah cukup baginya.
*
keesokan harinya
Ustadz Syafiq melihat ke arah Annisa yang sedang duduk melamun di kursi halaman pesantren. Ini pertama kalinya Annisa melamun.
Ustazah Humaira mendekati Annisa, berdiri di sampingnya membuat Annisa tersadar dari lamunannya, dia memandang ustadzah Humaira yang masih berdiri, tidak ada niat untuk duduk.
"Duduk," ucap Annisa
Humaira duduk di samping Annisa.
"Gak ke panti?" tanya Ustadzah Humaira
"Gak akan ke sana untuk beberapa hari." jawabnya, "Oh ya, apa mengajarnya sudah selesai?" Tanya Annisa balik
"Iya baru selesai," kata Humaira
Mereka mengobrol sedikit lama, membicarakan tentang beberapa santri yang akan ikut lomba bulan depan.
*
Di panti asuhan
Syifa dan Omanya datang seperti biasa, mata Syifa melihat ke segala arah, tapi tidak menemukan orang yang dicarinya.
"Tante Nisa gak akan datang untuk beberapa hari," ucap Amara yang sadar jika Syifa pasti mencari Annisa.
"Kenapa?" tanya Syifa sedih, matanya mulai berkaca-kaca.
"Mmmm.... karna Tante Nisa sedang punya masalah keluarga, jadi beberapa hari ini tidak bisa datang," kata Amara sambil membelai rambut Asyifa.
Asyifa langsung sedih, dia takut tante Annisa tidak akan pernah datang lagi, dia takut kehilangan tante Annisa.
Syifa dan Omanya pulang ke rumah tanpa berlama di panti karena yang dicari juga tidak datang.
Syifa tidak bisa menahan tangisnya dan langsung berlari ke kamarnya, menangis tersedu di kamar sambil memeluk guling.
Omanya mengikuti ke kamar, duduk di tepi tempat tidur sambil mengelus rambutnya.
"Nak, Tante Nisa cuma beberapa hari gak akan datang, jadi minggu depan kita baru ke sana lagi, pasti dia sudah ada," bujuk Janeta
.
"Beneran kan minggu depan sudah ada?" tanya Asyifa memastikan
"Insya Allah, kan tante Nisa keponakannya nenek Amara jadi akan gampang untuk mencarinya," kata Oma
Syifa mengangguk lalu berhenti menangis, dia menghapus air matanya dan tersenyum sedikit.
*
Malam hari setelah sholat Isya, Syifa kembali duduk di kamar masih terlihat sedih.
Reyhan masuk dan duduk disampingnya.
"Syifa kenapa? dari Papa pulang kerja, Syifa terlihat sedih, cerita sama Papa," ucap Reyhan sambil memangku Syifa.
"Tante Nisa hari ini gak datang ke panti, dia gak akan datang beberapa hari, Syifa sedih karena Tante Nisa gak pamit, Syifa takut Tante Nisa gak akan datang lagi seperti Mama," ucap Syifa sedih dengan mata berkaca-kaca memandang papanya.
"Syifa, Syifa harus terbiasa, karena setiap orang akan datang dan pergi, siapapun itu, tidak selamanya mereka bersama kita." kata Reyhan sambil mengelus rambut putrinya.
"Tapi Tante Nisa sangat baik, Syifa gak mau tante Nisa pergi," kata Syifa sambil menunduk menahan tangisnya.
"Syifa akan bertemu orang baik lagi kok nanti. Sekarang Syifa istirahat dulu jangan memikirkan ini terus," kata Reyhan sambil membaringkan Syifa dan memakaikan selimut.
"Good night Papa" kata Syifa
"Good night sayang, mimpi indah," kata Reyhan sambil mengecup kening Syifa
Setelah berdoa, Asyifa langsung memejamkan mata, dan papanya berjalan keluar kamar.
*
Keesokan harinya di rumah Pak Harus sudah didatangi tamu, semuanya duduk dengan serius, Annisa sudah duduk di depan Pak Anto orang yang melamarnya.
"Jawabannya?" tanya Pak Anto tidak sabar ingin mendengar jawaban Annisa yang sudah pasti akan menerimanya.
Ayah dan ibunya melihat ke arah Annisa dengan sedih.
Annisa hanya mengangguk dihadapan Pak Anto, tanda dia menerima menerima lamaran Pak Anto.
Pak Anto tersenyum bahagia melihat anggukan itu berbeda dari Annisa yang hanya menunduk sedih dengan kedua tangan mengepal erat.
"Saya ingin pernikahan secepatnya, untuk lamaran resmi akan saya lakukan 3 hari lagi," ucap Pak Anto
"Bisakah pernikahannya 2 minggu kemudian?" tanya Pak Harun
"Baiklah saya setuju, kalau begitu saya pamit pulang dulu. Annisa terima kasih ya!" ucap Pak Anto menatap kearah Annisa yang masih tetap menunduk.
Annisa mengangkat wajah dan hanya mengangguk.
Dia berdiri ingin mengantar Pak Anto ke depan.
Pak Anto berjalan pergi tapi berbalik lagi dan tersenyum ke arah Annisa lalu melambaikan tangan.
Annisa berjalan masuk ke dalam rumah setelah Pak Anto tidak terlihat.
"Nisa, kalau Nisa gak mau jangan dipaksakan, pernikahan juga harus yakin dari awal," ucap Pak Harun
"Insya Allah Nisa akan belajar mencintai Pak Anto setelah menikah, dan saat ini Nisa sangat yakin dengan keputusan Nisa," ucap Annisa pelan
Pak Harun tidak bisa berkata-kata lagi, ini salahnya sehingga Annisa harus menikah dengan pria seperti pak Anto.
*