Sungguh suatu keajaiban aku bangkit dari kematian setelah aku mati diracuni oleh mertuaku sendiri.
tubuh tak bernyawa ku di buang ke rawa-rawa yang letaknya jauh di pelosok yang terpencil.
Namun Tuhan berkehendak lain, beberapa petir menyambar di area sekitarku, hingga membuat jantungku yang tadinya berhenti berdetak kembali berdetak.
dengan tubuh lemah aku berusaha keluar dari rawa-rawa, entah sudah berapa banyak tanaman berduri yang aku injak, aku tidak perduli, satu tekadku harus keluar dari tempat itu, hingga langkah kakiku terhenti di sebuah jalan beraspal, lalu tubuhku ambruk tak sadarkan diri.
Ketika ku sadar sudah berada di rumah sakit, dan betapa mengejutkannya aku ternyata pria yang menyelamatkanku yang juga seorang dokter mengatakan aku sedang hamil!!!!!!
Inilah kisah hidupku....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desire pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emil
Jovanka langsung mempersiapkan makan siang untuk ketiga anaknya membantu Bu Ratna yang sudah selesai makan, ia meminta Bu Ratna duduk karena telah lelah memasak untuk mereka, setelah makan dan sholat, Jovanka langsung bersiap untuk kembali ke kantornya
"Anak-anak dengar semuanya, Sore nanti mama tidak pulang karena langsung makan malam Dengan teman kantor , jadi mama harap kalian jangan nakal dan menyusahkan nenek ya”
"Mama pulang jam berapa???" tanya Daffi
"Mama belum tahu sayang"
"Apa mama makan malam dengan teman laki-laki?" tanya Daffi
"Ya ada laki-laki dan perempuan, ini makan malam pelepasan karyawan yang resign karena pensiun sayang, bukan seperti yang kamu bayangkan" ucap Jovanka mengerti arah pembicaraan anak sulungnya
"Astaga apa Daffa sudah mengerti tentang masalah orang dewasa?? aku selalu di buat terkejut olehnya" ucap Jovanka dalam hati, ia menggelengkan kepala
Terlihat Daffa menghela nafas lega, membuat Jovanka yakin jika Daffa curiga ia makan malam dengan pria asing berduaan.
"Mama atu gak nakal"ucap Devina ingin membuat mamanya tenang
"Mama tahu Devina anak baik.
Mama sudah siapkan ice cream untuk kalian di lemari pendingin,, juga cemilan. ingat pesan mama ok, mama akan pulang secepatnya,, dan kakak Daffa, mama minta tolong awasi adik-adikmu"
"Baik ma, berangkatlah dan hati-hati di jalan" ucap Daffa langsung mencium punggung tangan mama nya di ikuti kedua adiknya
Jovanka langsung menuju ojek online yang sudah menantinya, melambaikan tangan kepada ketiga buah hatinya setelah berpamitan pada Ratna
Sesampainya di kantor, Jovanka segera menuju lift, di lihatnya pria menyebalkan itu di sana, dengan ragu-ragu ia masuk karena tak mungkin juga ia menaiki tangga, bisa bengkak-bengkak kakinya, karena ruangannya berada di lantai lima belas gedung tersebut.
Jovanka sengaja berdiri di depan pintu, ia malas melihat pria itu, namun lift yang terbuat dari kaca, memantulkan gambar pria tersebut.
"Cih, pria menyebalkan itu lagi, kenapa aku selalu sial jika bertemu dengannya. Lebih baik menjaga jarak agar mulutnya yang setajam silet tak bisa melukai diriku" gumam Jovanka dalam hati.
Tanpa ia sadari lift terbuka, Jovanka masih asik dalam lamunannya, ia tak sadar jika posisinya berdiri, menyusahkan orang yang akan keluar dari lift
"Mba, maaf bisa geser sedikit saya mau turun" ucap seorang ibu mencolek Jovanka
"Aaa, iiiya, maaf" ucap Jovanka malu, ia kedapatan melamun di tempat umum, apa yang akan...
Belum selesai Jovanka berfikir dalam hati pria tersebut sudah mengeluarkan suara
"Mau kerja kok malah melamun, sudah buta warna, tukang melamun, huh apa yang bisa di banggakan, mungkin kamu kerja disini karena memnag tampang, sungguh mengecewakan team HRD nya" ucap Pria itu membuat beberapa orang yang masih ada dalam lift tersebut serentak menatap Jovanka
"Jaga ucapan anda tuan terhormat, anda tidak tahu siapa saya, dan saya tidak kenal siapa anda. Jangan menilai orang seenaknya ya.
sok kenal" ucap Jovanka langsung keluar lift . bibirnya menggembung kesal namun terlihat sangat lucu di usianya sekarang
Pria yang di juluki cuka oleh Jovanka menyunggingkan senyum samar, entah mengapa ia selalu senang melihat wanita itu marah. Biasanya ia sangat dingin dengan wanita, namun entah mengapa sejak tabrakan dengan wanita itu, Pria itu merasa ada magnet yang membuatnya tertarik dan anehnya ia berubah jadi pria yang usil dan menyebalkan ingin membuat wanita itu marah, Saat marah wanita itu sangat menggemaskan dan tentunya cantik.
Pria itu tahu di balik kacamata tebal wanitabitu, tersimpan wajah yang cantik.
"Mungkin wanita itu tidak tahu bapak, sehingga bersikap tidak sopan, kami duluan pak" ucap pria dan wanita yang tadi masih di dalam lift menyaksikan kemarahan Jovanka.
Pria itu hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Ia masih meneruskan perjalanannya menuju lift paling
atas dimana pemilik perusahaan berada.
Jovanka menghempas tas kerjanya kasar, ia masih kesal dengan pria yang ia temui di lift, jika bukan di tempat kerja, mungkin pria itu sudah habis Jovanka kata-katai, namun ia menahan sejak kemarin.
"Kenapa selalu sial sih ketemu pria itu, wajah doang tampan , mulutnya comberan" maki Jovanka kesal
"Kenapa kamu Jo?? datang-datang udah ngedumel kaya nenek-nenek kehilangan tusuk konde aja" goda Emil melihat jovanka
"Aku lagi makan orang" ucap jovanka as
"Ihhh cantik-cantik tenyata vampire serem" goda Emil lalu di sertai tawanya yang garing, ciri khas Emil.
"Puas banget liat teman menderita ya" cibir jovanka kesal melihat teman barunya ini tertawa diatas penderitaannya
"Gak lah Bebeb akyu tersayang, kenapa sih baru juga habis makan siang, udah marah-marah, emang siapa sih yang bikin kamu marah??" tanya Emil Menaik turunkan alisnya
"Ah sudahlah" ucap Jovanka membuang nafas kesal, bisa-bisa ia makin di bully oleh wanita imut ini jika ia katakan masalahnya
"Sebentar, tadi kamu bilang pria?? hayoo karyawan laki-laki disini rata-rata aku kenal loh, yang mana yang telah mencuri hatimu??" goda Emil sambil mengedip-ngedipkan matanya
"Ih cacingan kambuh, jangan gitu, nanti orang kira kami epilepsi" ucap Jovanka mengusap wajah teman barunya itu
"Cuma kamu yang bilang wajah imut ku ini aneh, semua bilang aku manis dan imut tahu" ucap Emil merajuk
"Pedeeee" ucap Jovanka tertawa, tak bisa di pungkiri Emil sudah membuat mood nya membaik
"Tapi ya Jo, kamu kalau benci cowok sewajarnya aja karena bisa jadi yang kamu benci adalah cintamu di kemudian hari" ucap Emil
"Amit amit jabang bayi" ucap Jovanka mengetuk meja di depannya
"Hamil Bu ??? hahahaha "tawa Emil kembali menggema
"Emiliaaaa" kalian berdua masih punya waktu senggang ya untuk mengobrol, apa kerjaan yang saya berikan masih kurang?? teriak Yeni yang tengah sejak kapan sudah berdiri di dekat mereka
"Tidak Bu, " ucap Emil langsung mulai bekerja, sementara Jovanka hanya mengangguk hormat tanpa menjawab, beruntung walau Emilia mengocek ia sudha mulai mengerjakan laporannya
Setelah Yeni pergi Emilia langsung lemas di kursi kerjanya
"Asli ya tuh nenek lampir, kaya jelangkung, datang tak di jemput pulang tak diantar" ucap Emil membuat Jovanka tertawa tertahan, ia tak mau rekan kerja yang lain tahu jika ia sedang menertawakan atasan mereka.
memang jago plesetan.
"Awas nanti tau-tau datang lagi mamam kamu" ucap Jovanka memperingati
"Ais, jantung eke untung lem nya kuat, bisa kendor klo kagetan terus nih" ucap Emil mengelus dadanya dengan mimik lucu
" kalah kolor babeh yang kendor hahah" goda Jovanka yang di balas tawa mereka berdua.
Walau kenal baru dua hari, Jovanka langsung merasa sreg berteman dengan Emil untuk saat ini.
"Udah cepetan kerjain laporannya, nanti kalau Bu Yeni minta belum kelar, lembur kamu sendirian di temani pak min satpam genit itu” ucap Emil menakuti Jovanka.
Jovanka pernah sekali bertemu dengan satpam itu dan kesan pertama begitu menggoda.
Menggoda ingin muntah hahaha karena Emil tertawa terpingkal-pingkal saat pak Min bermain mata dengan Jovanka hingga tubuh Jovanka merinding disko di buatnya
"Gue lebih rela di tungguin Bu Yeni daripada pak Min, pak Min buat kamu aja Emil, biar kamu gak jomblo terus" goda Jovanka yang tahu jika Emil baru saja putus dengan kekasihnya
"UPS maaf ya syaaaii, Eike jomblo berkelas" ucapnya membuat Jovanka tertawa, selalu saja ada saja ucapan Emil yang membuatnya tertawa.
Emil gadis muda yang ceria dan jenaka, sayang kisah asmaranya yang sudah sejak ia sekolah menengah harus kandas karena pihak ketiga.
Semua tokoh diceritakan saru satu
Banyak komflik juga..
Ada kocak
Ada nalar
Ada diluar nalar
Ada juga typo
Untuk typo, saya bisa maklumi, paling saya komen ngingetin typonya..
Saya maklumi, karena saya pribadi ga bisa bikin novel, bisanya baca dan nikmati..
Terimakasih atas karyanya ya thor..
Sukses selalu
2. saudara dan saudarinya
Tetap semangat thor😊
mungkin begitu ya thor..