NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Istri Tak Dianggap

Kutukan Cinta Istri Tak Dianggap

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Cinta Paksa / Penyesalan Suami
Popularitas:260.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: Bareta

(Revisi)

Merasa akhirnya bebas dari ikatan pernikahan dengan Elsa, wanita pilihan orangtuanya, Edward, berniat menata ulang hidupnya dan membangun rumah tangga bersama Lily, sang kekasih.

Namun tanpa disadari saat tangannya menggoreskan tandatangan di atas surat cerai, bukan sekedar perpisahan dengan Elsa yang harus dihadapi Edward tapi sederetan nasib sial yang tidak berhenti merudungnya.

Tidak hanya kehilangan pekerjaan sebagai dokter dan dicabut dari wasiat orangtuanya, Edward mendadak jadi pria impoten padahal hasil pemeriksaan dokter, dirinya baik-baik saja.

Ternyata hanya Elsa yang mampu mengembalikan Edward menjadi pria sejati tapi sayangnya wanita yang sudah terlanjur sakit hati dengan Edward, memutuskan untuk menikah kembali dengan Erwin, adik iparnya.

Apakah Edward akan memaksa Elsa kembali padanya atau memutuskan tetap menjadi pria mandul dan menikahi Lily ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Setengah Hari Bersama Gilang

“Elsa !”

Bukannya berhenti, Elsa malah mempercepat langkahnya. Sudah 3 hari ini ia menghindari Edward bahkan kabur-kaburan karena pria itu seperti bayangan,mengikuti Elsa kemana-mana bahkan semalam pria itu sampai nekad mendatangi tempat kost Dian gara-gara Elsa menginap dengan alasan menyelesaikan tugas kuliah.

Rencanya hari ini Elsa ingin menemui teman SMA-nya yang jago masalah alat penyadap untuk memastikan dimana Edward memasang pelacak hingga bisa tahu dimana pun Elsa berada.

“Elsa, kamu kenapa ?”

Langkah Elsa terpaksa berhenti karena sebuah tangan menahannya, begitu menoleh wajahnya terlihat lega karena bukan Edward yang memanggilnya tapi Gilang.

“Elo kenapa ? Kayak lagi dikejar setan.”

“Iya setan kepala item,” sahut Elsa sambil tersenyum. “Tumben ke kampus bukan di rumah sakit.”

“Lagi konsul sama dosen untuk persiapan koas. Udah selesai kuliah ?”

“Udah, baru aja.”

“Mau cari cemilan sebentar ? Gue lihat udah 3 hari ini elo pulang pergi tanpa pengawal. Lagi kemana cogan yang ngaku adik ipar lo itu ?’

“Stalking ? Dokter kepo amat sih !” cibir Elsa. “Boleh aja tapi traktir ya ?”

“Beneran elo mau ?” mata Gilang sampai membola.

“Mumpung nggak ada bodyguard,” sahut Elsa sambil terkekeh.

“Kuy lah, mobil gue ada di dekat pintu keluar.” Elsa mengangguk dan berjalan sejajar dengan Gilang.

“Suami elo nggak bakalan marah kan kalau gue ajak istrinya ngopi berduaan ?”

“Marah juga nggak apa-apa, namanya juga cowok apalagi statusnya pacar atau suami, biasa kalau posesifnya nggak ada obat.”

“Udah biasa di-posesifin suami ?” ledek Gilang sambil tertawa.

“Nggk sih, suami gue orangnya santai dan terlalu sibuk sama kerjaannya.”

“Pengusaha ?”

Elsa menggeleng, “Dokter spesialis jantung.”

“Wuih !” Gilang nampak terkejut tapi Elsa biasa saja bahkan sudah duduk di kursi penumpang depan.

“Mau nongki dimana ?” tanya Elsa saat mobil Gilang keluar dari gerbang kampus.

“Nggak jauh dan gue yakin elo pasti suka.”

“Masih ingat selera gue ?” ledek Elsa sambil tertawa pelan.

“Nggak bakalan lupa.” Masih sambil tertawa Elsa mengangguk-anggukan kepalanya.

Hampir 35 menit mobil Gilang melaju ke arah pinggiran kota dan akhirnya berhenti di depan bangunan bergaya tradisional Jawa Tengah dengan pintu masuk dari kayu yang penuh ukiran. Sangat menarik mata dan semoga rasa menu dan harganya tidak mengecewakan.

“Sudah sering kemari ?” tanya Elsa usai mereka memesan makanan dan minuman.

“Baru sekali, diundang teman ulangtahun dan langsung teringat sama elo, berharap suatu hari nanti gue bisa mengajak elo kemari. Rasanya senang banget akhirnya harapan gue bisa terwujud meskipun kenyataannya elo udah jadi istri orang lain.”

Istri yang sebentar lagi akan diceraikan suaminya, Lang. Gue juga bahagia bisa ketemu sama elo lagi sayangnya sekalipun terjadi sebelum gue menyerahkan kehormatan Mas Edward bahkan hamil, sepertinya takdir nggak akan membiarkan kita bersatu.

“Jumlah perempuan di dunia ini lebih banyak daripada laki-laki lagipula setelah menjadi dokter nanti, elo tinggal tunjuk mau pacar atau calon istri yang kayak gimana. Gue sangat yakin kalau bakal banyak gadis-gadis cantik yang berusaha menarik perhatian elo sama seperti waktu kita SMA dulu. Gue nggak bakal lupa jadi perempuan yang paling beruntung setiap Valentine karena selalu kebagian limpahan cokelat yang elo terima dari para adik kelas.”

“Elo tahu masalah itu, Sa ?”

“Bagaimana gue kagak tahu kalau mereka menjadikan gue kurir untuk menitipkan surat cinta buat elo karena tersebar isu kita saudaraan.”

“Memalukan !” Gilang menepuk jidatnya dengan ekspresi wajah lucu membuatt Elsa tergelak.

“Nggak apa-apa, gue tetap bahagia setiap menerima pemberian cokelat dari elo karena rasanya enak dan harganya mahal untuk ukuran kantong gue. Kapan lagi bisa menikmatinya bareng Kinan.”

“Masih sering ketemu sama Kinan ?”

“Bukan sering lagi, dia roomate gue, Lang.”

Percakapan mereka terhenti saat pelayan mengantarkan makanan. Mata Elsa berbinar karena ucapan Gilang tidak bohong kalau pria itu masih ingat makanan kesukaan Elsa.

“Wah, es dawetnya mantul banget, Lang.”

“Ikannya juga enak plus sambal mangga kesukaan elo. Makan yang banyak, nggak usah takut gue suruh bayar habis ini.”

“Assseekkk, elo memang terbaik Lang ! Udah ganteng, pintar, murah hati pula. Gue doakan semoga koas dan internship elo berjalan lancar dan cepat-cepat jadi dokter,” ujar Elsa sambil menangkup kedua tangannya di depan dada.

“Amin.”

“Rencana mau ambil spesialis apa, Lang ?”

“Belum tahu. Obgyn mungkin.”

“What ? Serius Lang ?” Mata Elsa membola namun tidak lama menyipit, menatap Gilang dengan tatapan curiga.

“Kenapa ?” tanya Gilang sambil tertawa.

“Nggak apa-apa tapi bukan elo banget memilih obgyn sebagai spesialis.”

“Kalau begitu menurut elo apa yang cocok ? Gue pasti mendengarkan pendapat elo karena gue yakin….”

“Yakin Elsa masih suka sama kamu ?”

Keduanya menoleh dan mata Elsa langsung melotot melihat Edward sudah berdiri di dekat meja mereka. Elsa menghela nafas dan wajahnya kelihatan kesal.

“Sa ?” Elsa hanya melirik saat tatapan Gilang bertanya siapa pria yang tiba-tiba datang ini.

“Siapa dia, Sa ? Suami elo ?” Meski mengucapkannya dengan suara berbisik, Edward masih bisa mendengarnya.

“Iya, saya suaminya Elsa, kenalkan saya Edward.”

Elsa menghela nafas saat pria itu mengulurkan tangan, mengajak Gilang berkenalan.

“Gilang, saya teman SMA-nya Elsa.”

“Senang bisa berkenalan dengan teman-teman Elsa. Masih kuliah atau…”

“Sama seperti Mas Edward, saya kuliah kedokteran juga, sedang persiapan koas.”

Edward sempat mengerutkan dahi namun bibinya tersenyum saat Gilang tahu kalau dirinya berprofesi sebagai dokter.

Baru saja berniat duduk di samping Elsa saat istrinya malah beranjak bangun dan berpamitan pada Gilang.

“Thanks traktirannya Lang, kapan-kapan boleh lagi, gue nggak bakalan nolak. Sampai ketemu besok di kampus.”

Bahkan Gilang belum menanggapi hanya tersenyum, Elsa sudah sudah meninggalkan meja diikuti Edward yang tidak lagi berpamitan pada Gilang.

Sampai di luar, melihat gelagat Elsa akan pulang sendiri, Edward langsung menarik lengannya dan membawa Elsa ke mobil bahkan menyuruh istrinya masuk dengan sedikit memaksa.

“Saya bisa pulang sendiri !” Elsa berdiri di samping pintu mobil yang terbuka dengan mata melotot.

“Jangan membantah apalagi berharap aku akan membiarkanmu pulang sendirian,” tegas Edward tanpa senyuman.

Elsa mengedarkan pandangannya, suasana di parkiran cukup ramai hingga ia pun menggeram kesal sambil mengepalkan kedua tangannya karena tidak bisa menolak permintaan Edward.

“Berhentilah mengawasi saya ! Saya bukan anak kecil dan sebentar lagi kita bukan siapa-siapa !”

“Apa dia mantan kekasihmu ?”

“Dimana dokter memasang alat pelacak ?”

“Dia sudah tahu kamu menikah tapi masih berani ngajak kamu pergi berdua,” sindir Edward sambil tersenyum tipis.

“Dokter Edward ! Saya bertanya pada anda dan tidak usah merecoki hidup saya !”

“Aku masih su…”

“Cukup !” bentak Elsa dengan suara tinggi membuat Edward sempat menoleh sekilas dengan mata membola.

”Tidak usah bicara soal suami istri lagi karena rasanya saya ingin muntah.”

“Elsa aku…”

“Jangan menjadikan diri anda korban. Apa dokter lupa bagaimana anda tidak peduli saat dating, berciuman bahkan bercumbu dengan perempuan lain di depan banyak orang padahal mereka tahu kalau saya adalah istri anda !” Emosi Elsa makin meninggi.

“Elsa…”

Elsa benar-benar tidak memberikan kesempatan Edward bicara bahkan kali ini ia mulai memukuli lengan pria itu.

“Elsa, jangan begini, aku sedang mengemudi.”

Seolah Elsa tidak mendengar permintaan Edward, wanita itu masih saja memukuli lengan suaminya hingga terpaksa Edward menepikan mobil.

“Saya benci dokter ! Saya sangat membenci dokter ! Berhenti membuat hidup saya jadi mimpi buruk setiap hari. Saya sangat membenci dokter !”

Edward melepaskan sabuk pengamannya dan memegangi kedua tangan Elsa bahkan memeluk wanita itu lalu mengusap-usap punggungnya.

“Maafkan aku Elsa. Maaf karena aku sudah melukaimu begitu dalam.”

Bukannya terharu, Elsa malah mendorong tubuh Edward sekuat tenaga hingga pelukannya terlepas lalu berusaha melepaskan sabuk pengamannya.

“Tolong jangan turun.” Edward menahan lengan Elsa. “Kita pulang dan kamu boleh melampiaskan kemarahanmu, aku tidak akan menghindar.”

1
Djoko Hariyanto
Buruk
Sumar Sutinah
Lumayan
Uti Enzo
Luar biasa
Safa Almira
bagus
Baretta: Terima kasih Kak Safa 😊🙏
total 1 replies
Pak dhe Tono
Luar biasa
Putii
Kecewa
Siti S
Luar biasa
Ayi Sansan
mantappp 👍
Baretta: Terima kasih Kak Ayi Sansan
total 1 replies
Diny Julianti (Dy)
jangan2 Hendra
Ita Maisaroh
akhir nya... lily buka topeng nya sendiri,
dasar sundel bolong
Mulyanah Fira
Luar biasa
Baretta: Terima kasih Kak Mulyanah Fira 😊😊🙏🙏
total 1 replies
guntur 1609
ceritanya menarik. keren. tapi konfliknya terlalu sedikit dan terlalu ringan. kakau ada konfliknya agak beretan sedikit thor. biar bacanya lebih emosi
Baretta: Terima kasih banyak atas dukungannya Kak Guntur1609 😊😊🙏🙏
Masukan dari kakak akan saya coba di cerita berikutnya
total 1 replies
guntur 1609
trims thor ceritanya. sangat keren
guntur 1609
sweet banget si edward
guntur 1609
beghhh gawat ni si edwin..bikin ngakaka saja
guntur 1609
emang oerempuan seperti tu. dia yg mancing2..ehhhhh nanti juga dia yg emosian. hadeehhh
guntur 1609
ed kau harus dikasih pelajaran. agar kau berubah
guntur 1609
bagus tuh elsa. edward harus di kasih oelajaran dia lupa dengan keadaanya dulu
guntur 1609
jangan bilang cowoknya gilang
guntur 1609
hahah cemburu kan loe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!