Berlapang Dada

"Tadi anak mu udah di jemput sama cewek ,Mi!" kata rekan Bhumi.

"Ajeng?"

"Iya. Udah sampe kali kerumah Lo" jawabnya.

"Ke kost nya Ajeng lah. Ngga mungkin di anterin ke rumah ibu ku."

Rekan Bhumi menepuk kepalanya dengan pelan. Bahkan ia yang mencarikan kost untuk Bhumi kemarin.

Mereka bersiap pulang, sudah ada rekan lain yang bertugas malam dan menginap di sana untuk berjaga.

Bhumi pun menaiki roda duanya. Ia membeli makan untuk Ajeng dan Khalis yang di makan berdua dengannya.

Bhumi pun membeli camilan untuk putrinya juga makanan ringan untuk Ajeng. Setelah itu, ia pun melesat ke kost Ajeng.

💐💐💐💐💐

Di rumah Novita, acara pesta pernikahan termasuk sangat mewah untuk ukuran kampung.

Apalagi rekan-rekan sesama guru juga cukup banyak. Belum pegawai sekitar juga teman-teman sekolah serta anak murid mereka.

Bisa di bayangkan seperti apa ramainya. Apalagi sedang trend flash mob yang banyak di gemari anak muda jaman sekarang.

Dan banyaknya teman sekolah yang mengenal Ranu juga Ajeng meski beda angkatan ada yang mengirim video itu pada Ajeng.

Sebagian ada yang iba pada nasib Ajeng karena semua tahu jika Ajeng dan Ranu pacaran sangat lama. Namun sekarang, Ranu justru menikahi Novita.

Jadi, balik lagi! Mereka memang tidak berjodoh!

Pak Amri dan Bu Jaenah pun menyaksikan semeriah apa pernikahan pasangan guru tersebut.

"Mikir apa, Bu?" tanya pak Amri.

"Hah! Ngga mikir apa-apa!" jawab Bu Jaenah singkat. Lalu mereka pun menuju ke pelaminan untuk menyalami kedua mempelai. Tak ada kalimat apa pun yang keluar dari bibir Bu Jaenah.

Setelah menyalami, sepasang suami istri itu pun pulang. Pak Amri tahu, istrinya sedang sangat berusaha untuk tidak emosi.

"Mereka biasa saja pak, hati ibu saja yang jahat dan kotor!" kata Bu Jaenah lirih.

Pak Amri mengelus punggung tangan Bu Jaenah yang ada di perutnya karena memang berpegangan sepanjang perjalanan pulang.

Keduanya pun terdiam sepanjang jalan pulang ke kampung mereka. Kampung Novita memang berada di desa sebelah.

💐💐💐💐💐💐

"Khalis mau mandi di sini ngga? Tapi ngga ada bajunya!" kata Ajeng. Mungkin dengan menyibukkan diri bersama Khalis, ia bisa melupakan tentang pernikahan Ranu dan Novita.

"Nati tama Yayah!" jawab Khalis. Ajeng bahagia sekali Khalis menanggapi ucapannya.

"Mau minum susu ngga? Tante sih punya susu danKow! Khalis doyan ngga?" tanya Ajeng di depan Khalis.

"Mau!" jawab bocah itu. Ajeng pun membuatnya untuk Khalis dan juga segelas besar teh manis untuknya.

Di depan ,Bhumi sedang bertemu dengan pak haji dan Bu Haji Udin untuk meminta ijin menemui Ajeng dan anaknya di dalam.

Bu Ajeng tentu mempersilahkannya. Tak mungkin juga Bhumi akan berbuat macam-macam. Selain ada Khalis, rumah kost ini juga di lengkapi cctv setiap saat.

Bhumi pun menuju ke kamar Ajeng. Samar-samar ia mendengar Khalis yang berceloteh lalu di susul tawa keduanya.

Bhumi sampai melambatkan langkahnya untuk memastikan apa yang ia dengar tidak salah.

Khalis tidak gagu! Dia bisa bicara! Dia bisa menanggapi ucapan orang lain. Itu artinya Khalis tidak memiliki kekurangan seperti yang selama ini di tuduhkan.

Bhumi memasang wajah tersenyum meski tadi ia sempat terharu.

Lelaki itu berdiri di ambang pintu.

"Assalamualaikum!"

"Walaikumsalam'' jawab Ajeng. Khalis pun turut menjawab meski cadel.

"Yayah!!" Khalis tersenyum senang sambil berlari menghampiri ayahnya di pintu.

"Hupp! Pinternya anak ayah!" puji Bhumi sambil sesekali mencium pipi tirus Khalis.

"Menin bubu!" kata Khalis sambil menunjuk Ajeng.

Ajeng pun tersenyum saat matanya beradu pandang dengan Bhumi.

Kenapa kesannya seperti keluarga kecil begini??? Batin Ajeng dan Bhumi.

💐💐💐💐💐💐

Terimakasih 🙏🙏🙏

Mampir ye ges ye ...☺️

Alasan kenapa lelet apdet Mak othornya 🙈