Keisha Putri Maheswari, seorang dokter Modern dari abad ke 21 yang harus mengalami time travel ke masa kuno, Keisha terdampar di tengah-tengah hutan belantara dengan peralatan medis yang dibawanya dari masa depan, Keisha mendapatkan tugas dari sang atasan untuk ikut dengan tim medis yang akan dikirim ke pulau terpencil untuk melakukan kegiatan kesehatan bagi penduduk di sana.
Namun nahas, Keisha seorang dokter spesialis kulit harus gugur saat balik mengantarkan seorang pasien yang hendak dibawa ke kota oleh helikopter, tapi sayang helikopter yang di tumpanginya di tembak oleh orang-orang berkelompok bersenjata sehingga helikopter yang di tumpanginya jatuh.
Deskripsi tidak muat 😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _yan08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Bersama (20)
Pagi-pagi Keisha sudah siap dengan gaun yang telah diberikan oleh sang ratu yang kini sudah menjadi mertuanya, sebenarnya Keisha masih belum percaya bahwa dia bisa memiliki mertua yang seorang bangsawan. “Ini kalo mama tau, gak kebayang deh reaksinya seperti apa!” kekeh Keisha tersenyum manis, bahkan seorang pelayan pun yang tidak sengaja melihat Keisha tersenyum merasa seperti ingin pingsan.
Terdengar berlebihan, tapi itu fakta! Entah harus berapa kali aku ucapkan bahwa Keisha itu sangatlah cantik, apalagi di zaman abad ke 13 ini.
Keisha berbalik. “Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Keisha, pada seorang pelayan yang terlihat mengelap sesuatu.
“Maafkan saya nona, saya tidak bermaksud lancang!” ucap pelayan itu membungkuk takut.
“Tidak, saya hanya bertanya apa yang kamu lakukan di depan itu seperti itu? Apakah ada sesuatu?” tanya Keisha tidak mau meladeni lebih.
“Maaf, yang mulia ratu meminta anda untuk menemuinya di kediaman paviliun Utara!” jawab pelayan itu.
Keisha mengangguk. “Baiklah tunggu aku sebentar.” Keisha mengambil mantel tebal miliknya, di dalam istana memang tidak terlalu dingin bahkan cenderung hangat, tetapi diluar sungguh membekukan tulang.
Pelayan itu membimbing Keisha jalan untuk menuju paviliun Utara milik sang ratu, di sepanjang lorong istana banyak sekali para pelayan dan prajurit yang berjaga dan berlalu lalang seketika terhenti hanya untuk melihat paras cantik milik Keisha.
“Ya tuhan, apakah dia bidadari yang diutus?” bisik para pelayan wanita.
“Bahkan putri selir kedua pun masih kalah jauh dengan perempuan itu!” bisik mereka.
“Aku tidak tahu bagaimana reaksi putri Violetta mengetahui bahwa ada seorang gadis yang bisa mengimbanginya dalam hal kecantikan.”
“Berhentilah bergosip, jika kepala pelayan dengar habis kita!” tegur pelayan yang lain.
Keisha membungkuk lalu berbisik pada pelayan yang berjalan di belakangnya. “Kenapa mereka berbisik tentangku seperti itu? Apakah penampilanku aneh?” tanya Keisha ragu.
“Bu–bukan nona, mereka berbisik sebab nona sangat cantik, bahkan bisa mengalahkan kedua putri di istana ini, sebab itu mereka berbisik.” Jelas si pelayan itu sedikit takut.
Keisha mengangguk acuh. “Iya sih, aku kan memang cantik!” senyumnya lalu lanjut berjalan.
Pelayan yang mendengar itu melotot terkejut, bukan apa, kebanyakan putri bangsawan dipuji cantik, mereka akan membantah dengan malu-malu, tapi ini? Diluar dugaan.
Tapi Keisha juga bukan seorang bangsawan kan? Tapi suaminya bangsawan, jadi ya otomatis dia ikut naik, dan sebaliknya mereka tidak tahu bahwa dia adalah istri dari grand Prince, atau pangeran agung, tetapi posisi itu malah di ganti oleh saudara tirinya yakni Ansellio Orlando Parviz.
. . .
Keisha diajak melakukan sarapan pagi bersama para penghuni penting istana, Keisha tentu mau, dia sangat ingin melihat secara langsung bagaimana cara berinteraksi antara seorang raja dan ratu secara betulan, dia ingin merasakan langsung vibesnya bagaimana. Sebagai pendatang baru dan belum mengetahui konflik yang terjadi, Keisha malah enjoy-enjoy saja.
“Chris sudah memberitahuku bahwa kamu telah diangkat menjadi adiknya bulan?” Ucap sang ratu berjalan dengan anggun.
Keisha mengangguk. “Iya ibunda.”
Ratu Fawnia sudah memberitahukan identitas yang harus digunakan Keisha selama di istana ini, dia tidak mau jika pihak istana mengetahui Lucas sudah mempunyai istri, dia punya rencananya sendiri.
Melihat kedatangan sang ratu dengan seorang gadis, Kasim itu langsung berteriak mengumumkan kedatangan mereka sehingga pintu tersebut terbuka.
Keisha mengikuti sang ratu yang tengah memberi salam kepada sang raja. Seperti yang diajarkan oleh sang ratu Keisha mulai melangkah maju dan kembali membungkuk lalu memperkenalkan dirinya, sebab orang-orang yang berada di meja makan tersebut sangat amat penasaran dengannya.
“Salam untuk yang mulia raja, tuhan memberkati, perkenalkan nama saya Keisha, adik dari seorang jenderal, Chris Marin!” Ucap Keisha tersenyum anggun, tidak lupa Keisha juga memberi hormat kepada mereka yang ada di sana.
“Saya tidak menyangka bahwa jenderal Chris menyembunyikan sebongkah berlian, mati duduk!” sambut sang raja, ya dia cukup mengenal jenderal muda itu, bagaimana tidak Chris adalah tangan kanan anak pertamanya yang kini hilang entah kemana.
Sebagian besar penghuni istana hanya mengetahui bahwa jenderal Chris kini mengabdi kepada yang mulia ratu setelah kepergian Lucas dari istana.
Keisha duduk di samping ratu Fawnia dan bersebelahan dengan seorang anak laki-laki yang terlihat baru berusia lima tahun, pipinya sangat menggemaskan.
. . .
“Huh, apakah yang mulia benar-benar mengizinkannya untuk bergabung bersama kita?” ucap selir pertama tiba-tiba meletakkan sendok dan garpu miliknya.
“Memangnya ada apa, istriku?” tanya raja Dalbert.
“Yang mulia, akhir-akhir ini keadaan di luar sungguh sangat kacau, apakah yang mulia tidak takut bahwa gadis itu membawanya.” Jawab selir pertama, Sherly.
Raja Dalbert yang mengerti pun terlihat gusar, tetapi melihat dari gelar dan fisiknya pun tidak ada masalah.
“Banar yang mulia, saya takut jika gadis itu membawa penyakit mematikan itu!” sahut putri Violetta semakin memprovokasi.
