Kim Da Mi harus menikahi Yoo Jae Suk, cucu dari presdir Yoo yang sudah berjanji pada kakeknya. Meskipun perasaannya masih tersisa untuk aktor tampan Wi Ha Joon.
Akankah dia mampu menekan perasaannya pada aktor tampan itu, sedangkan dia harus tetap bekerjasama dengannya untuk menangani Rumah Pelangi miliknya?
Yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4
Ha Ni membongkar kimchi yang dibawa Da Mi. Matanya berbinar menatap beberapa kotak kimchi yang tentu saja akan cukup untuknya beberapa hari kedepan.
Mirae baru pulang, langsung menatap ibunya yang merapikan kotak kimchi di lemari es.
"Aku pulang bu! " sapa Mirae.
"Mandilah, sebentar lagi makanannya matang" seru Ha Ni.
"Eh, sudah bertemu Ha Joon? Bagaimana? Dia mau kan datang ke acaraku? " tanya Mirae mendekati Da Mi.
"Aku lupa! " ucap Da Mi menepuk dahinya.
"Kau ini! " Mirae mengeluh.
"Dia tidak masuk ke YESS, untuk apa membantu mu membujuk Ha Joon?" ucap Yu Ri.
"Eonni tadi gugup bicara dengan Ha Joon" ucap Yu Na.
"Alasan yang cukup masuk akal" ucap Mirae mencubit pipi Yu Na.
"Sakit kak! " keluh Yu Na.
Makanan siap, semua orang makan malam.
#
Pagi harinya, di tengah-tengah sarapan.
"Sudah ku katakan, jangan mulai bicara jika tak mau aku terus meminta mu untuk menikah" ucap Ha Ni.
"Bibi tidak perlu terus menyarankan hal itu, siapa yang akan mengurus ladang jika dia menikah? " ucap Yu Na.
Da Mi yang sedang memasak hanya diam saja mendengar mereka berdebat tentang dirinya.
"Dia perlu menikah, agar ada yang membantunya di ladang. Bukankah tetangga kalian, siapa dia...... " Ha Ni mengingat-ingat.
"Dong ju" Da Mi membantu mengingat.
"Haa, ya Dong Ju. Dia cukup baik dan tampan. Kau bisa menikah dengannya. Dia juga sudah tahu kamu punya ladang luas, dia pasti akan mengurusnya" lanjut Ha Ni.
"Tidak mungkin" Yu Na menyela dengan mulut penuh makanan.
"Kenapa? " Ha Ni heran.
"Ibunya saaangaaaaat tidak suka pada Da Mi. Mana mungkin mereka akan direstui" lanjut Yu Na.
"Benarkah? " Ha Ni meminta konfirmasi Da Mi dengan menatapnya.
Da Mi tak mau berkomentar, dia fokus melanjutkan masaknya.
"Entah kenapa dia begitu, sejak kakek meninggal" jawab Yu Na.
Da Mi terdiam, dia ingat saat kakeknya meninggal. Ibu Dong Ju begitu marah dan mengamuk di pemakaman kakeknya. Da Mi pun tak paham dengan semua itu sampai saat ini.
Mereka pun makan bersama, melahap semua masakan buatan Da Mi.
"Aku selalu suka masakan kak Da Mi, entah kenapa, mengingatkan ku pada bibi" ucap Mirae seraya melahap mie nya.
Da Mi hanya tersenyum sambil makan. Yu Na menimpal pujian dan melebihkannya, seperti biasa.
Tiba-tiba, ponsel Da Mi berbunyi. Pesan dari Ha Joon terlihat, Yu Na membacanya sekilas.
"Hooo, Ha Joon si mengirim pesan" ucap Yu Na bersemangat.
Da Mi terkejut, semua orang pun saling menatap dan terheran.
"Kalian ada janji hari ini? " tanya Mirae bersemangat.
"Tidak, mungkin dia ingin menanyakan tentang rumah pelangi" Da Mi menjawab cepat.
Yu Ri memasang wajah menggodanya.
"Jangan... jangaannn! "
"Apa...? Tidak ada apa-apa! " Da Mi mulai salah tingkah.
Tak lama kemudian, sebelum Da Mi membalas pesannya, Ha Joon menelpon.
"Hai! " sapa Ha Joon.
Da Mi menyalakan pengeras suaranya. Semua orang terdiam, tegang mendengarkan.
"Hai! Hmmm, aku belum menyelesaikan perjanjian kerja sama kita" jawab Da Mi pelan.
"Tidak, aku bukan menelpon untuk itu" jawab Ha Joon.
Semua orang membulatkan mata dan mendekatkan telinga.
"Lalu...? " tanya Da Mi.
"Kamu ada acara malam ini? Kamu masih di Seoul kan? Kamu bilang tinggal bersama kerabat, dimana? Nanti malam aku ingin menunjukkan sesuatu, aku akan menjemput mu" Ha Joon bicara tanpa menunggu jawaban Da Mi.
Mata Ha Ni, Yu Na Mirae dan juga Yu Ri membelalak saling menatap. Raut wajah mereka juga menunjukkan ekspresi menggoda Da Mi yang sedang bicara dengan Ha Joon.
"Aku.... " Da Mi ragu.
"Namsan tower, aku akan menjemput mu pukul 5. Berikan aku lokasinya, aku akan datang, cepat ya! " Ha Joon menutup telponnya tanpa jawaban Da Mi.
Da Mi menelan makanannya bulat bulat. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menjawab.
"Waahhh, ada apa ini? Dia begitu merencanakan tentang malam ini di namsan tower" ucap Yu Ri.
"Kau baik-baik saja? " tanya Ha Ni yang melihat Da Mi yang masih menepuk dadanya.
"Hmmm, aku baik-baik saja" jawab Da Mi.
"Apa dia menyukaimu? " Yu Na sangat tercengang.
"Tidak, tidak mungkin. Dia pasti hanya ingin menunjukkan idenya" jawab Da Mi cepat dan tak ingin membuat mereka berpikir seperti itu.
"Tapi, aku lihat video dari teman wartawan ku. Dia terlihat sangat suka bicara dengan mu" Mirae bicara sambil melanjutkan makannya.
"Video? " Da Mi tak tahu.
"Hmmm, ini. Aku menyimpannya tadi" Mirae menunjukkan ponselnya.
Da Mi melihatnya, dia langsung terdiam.
"Hmmm, aku pun merasa seperti itu. Saat Da Mi menjelaskan perihal video viral yang hanya sebuah ketidaksengajaan, Ha Joon si terlihat sedih, dan berkata bahwa Da Mi tidak sungguh-sungguh menyukainya. Aneh kan" timpal Yu Na.
"Tidak, tidak. Dia bersemangat untuk proyek kami. Tidak yang lain" Da Mi berusaha mengelak dari hal ini.
"Hmmmm, kau yakin? Aku tidak yakin Wi Ha Joon sedermawan itu" ucap Mirae ragu.
"Kau ini cantik, jangan merasa tidak percaya diri seperti itu" ucap Ha Ni.
"Kak Da Mi tidak mudah percaya begitu saja pada pria. Dia juga bukan tipe mu kan kak? " Yu Ri membelanya.
Da Mi tersenyum.
"Haah, ya. Dia bukan tipe ku" Da Mi menjawab dengan bersemangat.
"Lalu siapa tipe mu, Dong Ju? Yang benar saja" Yu Na bicara sedikit kesal.
Mirae memukul lengan Yu Na.
"Sakiiiit! " keluh Yu Na.
"Makan... makan.... jangan terus bicara" ucap Ha Ni.
Sedikit memperhatikan raut wajah Da Mi, Ha Ni mengerti mengapa dia tak mudah percaya pada laki-laki.
Selesai mencuci piring, semua orang bubar. Kecuali Ha Ni yang sedang cuti hari itu.
"Kau akan menemui Sang Jun? " tanya Ha Ni.
Da Mi yang sedang mengetik proposalnya di komputer Yu Ra terdiam.
"Aku rasa dia juga tahu kau di sini" ucap Ha Ni.
Da Mi menoleh ke kanan dan kiri, mencari Yu Na.
"Yu Na ikut Mirae ke tempat syuting" ucap Ha Ni tahu siapa yang dia cari.
"Syukurlah, jika tidak dia akan mendengar dan meminta ku ke sana" ucap Da Mi.
"Beberapa waktu lalu aku bertemu dengannya, tak sengaja, tapi dia seperti tengah mencariku" ucap Ha Ni.
"Untuk apa? " tanya Da Mi berbalik.
"Tentang kau akan datang ke Seoul dan menginap di rumah ku atau tidak" jawab Ha Ni.
"Dia tahu? " Da Mi tak percaya.
"Beberapa orang yang suka menonton televisi tahu tentang mu dan Ha Joon" jawab Ha Ni menunjuk sekeliling rumahnya.
"Tapi apa yang dia inginkan? Jika ini tentang uang, maka aku tidak bisa. membantunya" ucap Da Mi.
"Da Mi! "
"Hmmm"
"Apa kakek mu benar-benar tidak menyisakan uang untuk mu liburan? Atau menyelesaikan kuliah mu di luar negeri. Kau akan bertahan di ladang itu saja? " Ha Ni terus bertanya.
"Bii.... "
Da Mi berhenti mengetik kemudian menyalakan mesin printer.
"Aku sudah baik tinggal di desa. Aku sibuk dengan kesibukan yang aku sukai meski ini telah berlangsung bertahun-tahun. Aku suka" jawab Da Mi.
"Ahhh, pendirian Kim Mi Seo. Kalian sama persis, tidak bisa di ubah" ucap Ha Ni. melipat tangannya.
Da Mi tersenyum kemudian mendekat dan memeluk bibinya.
"Kau merindukan ibuku? " bisik Da Mi.
"Hmmm, aku rindu" jawab Ha Ni.
"Ini.... Kim Mi Seo sedang memeluk mu" ucap Da Mi seraya tersenyum.
Ha Ni tersenyum, melihat wajah mirip teman lamanya itu.
"Ahhh, benar. Kau mirip sekali dengannya" ucap Ha Ni sedikit mengeluh tapi merasa senang Da Mi punya pribadi yang baik.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>