NovelToon NovelToon
Dicintai Duda Impoten

Dicintai Duda Impoten

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Disfungsi Ereksi
Popularitas:727.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

" Aku menyukaimu Ran. Aku sungguh-sungguh mencintaimu?"
" Pak, eling pak. Iih ngaco deh Pak Raga."
" Ran, aku serius."
Kieran Sahna Abinawa, ia tidak pernah menyangka akan mendapat ungkapan cinta dari seorang duda.
Duda itu adalah guru sejarah yang dulu mengajarnya di tingkat sekolah menengah atas. Araga Yusuf Satria, pria berusia 36 tahun itu belum lama menjadi duda. Dia diceraikan oleh istrinya karena katanya menderita IMPOTEN.
Jadi bagaiman Ran akan menanggapi perasaan pria yang merupakan mantan guru dan juga pernah menjadi kliennya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DDI 17: Puncak Bogor

" Jadi, kita mau kemana Pak?"

" Puncak, nyari tempat yang adem."

Ran tersenyum, dia suka dengan tujuan mereka itu. Bagi Raga yang tinggal di kota Magelang dan memang dikelilingi banyak gunung, tempat yang memiliki suhu rendah memanglah pilihan yang tepat untuk menikmati hari. Terlebih kota Jakarta itu memiliki suhu yang lumayan panas. Polusi udara yang ada disekitarnya juga membuat angin yang dihirup kurang segar, maka dari itu Raga membawa Ran untuk pergi ke puncak.

" Pak Raga, kampung halaman Ummi kan sama tuh sama Bapak. Di sana banyak gunung kan, apa Bapak juga suka mendaki? Kami dulu juga sering diajak Abi, ya walaupun hanya ke gunung-gunung yang memiliki ketinggian rendah."

Ran membuka obrolan, rasanya sedikit canggung jika hanya saling diam saat berada di dalam mobil begini. Karena biasanya Ran ujung-ujungnya akan tidur kalau tidak ada yang dibicarakan.

" Iya, dulu saat SMA ikut ekskul PA ( pecinta alam) dan setelah kuliah juga masih suka. Sampai sekarang juga masih suka kok. Kalau pulang ke Magelang, sama di sini juga. Biasanya aku ngajak Tito, guru matematika DIS. Apa mau sekali-kali naik gunung sama aku?"

" Waah boleh tuh. Nanti Ran ajak temen juga."

Raga tersenyum, rupanya Ran juga menyukai olahraga outdoor seperti itu. Dan ia juga tidak menyangka bahwa seorang Kai Bhumi Abinawa menyukai kegiatan outdoor dan bahkan mengajak serta anak-anaknya.

Setelah itu Ran menceritakan bagaimana pengalaman naik gunung di daerah Dieng Wonosobo. Cerita yang begitu antusias itu membuat Raga senang. Ia merasa benar-benar bisa menjadi dirinya saat bersama dengan Ran. Mungkin karena ada kesamaan kegemaran yang membuat pembicaraan mereka terhubung.

" Ran, haah tidur rupanya."

Pria itu melihat ke arah samping, terlihat Ran sudah tertidur pulas. Padahal belum lama mereka bicara dengan sangat seru. Raga tersenyum, dan ketika berada di lampu merah, ia sedikit mengatur kursi Ran agar lebih nyaman. Raga juga mengambil jaket miliknya untuk menutupi tubuh Ran. Lampu hijau menyala dan Raga kembali mengemudikan mobilnya menuju ke tempat tujuan.

Memasuki kawasan puncak Bogor, udara mulai terasa dingin. Dan Raga tidak berkeinginan untuk membangunkan Ran. Ia akan membangunkan wanita itu setelah mereka sampai tujuan.

" Ughhh, eeh maaf Pak. Huh, aku ketiduran."

" Nggak apa, pas banget udah nyampe ini."

Ran merasa sangat malu, dia tidak menyangka bahwa akan berakhir tidur juga. Padahal dirinya sudah berusaha kuat untuk mengobrol agar tidak tertidur selama perjalanan.

" Apa selalu gitu? Maksudku setiap naik mobil, kamu langsung tidur?"

" Eh, iya Pak. Sama temen-temen aku sering dipanggil pelor alias nempel molor. Ya karena setiap udah ketemu tempat yang epik buat tidur langsung molor hahahaha." Ran menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sungguh rasanya begitu malu, tapi ya apa mau dikatakan karena memang dia seperti itu.

" Berarti jangan pergi dengan pria berdua saja, bahaya."

" Eh?"

Raga tersenyum setelah mengatakan hal tersebut membuat Ran tidak mengerti. Jangankan Ran, Raga sendiri yang baru saja mengatakan hal itu saja dia tidak mengerti. Bagaimana bisa dia tiba-tiba memikirkan hal tidak tidak.

Raga membuang nafasnya kasar, rasa-rasanya ia ingin sekali menutupi wajahnya sekarang juga. Entahlah apa yang dirasakan pria itu, tapi sesaat terlintas bayangan dimana Ran tidur di mobil bersama pria lain membuat Raga menjadi khawatir.

Udara yang dingin tapi segar membuat keduanya sama-sama menikmatinya, hamparan perkebunan teh menjadi pemandangan yang menyejukkan mata.

" Brrrr, lumayan juga anginnya," ucap Ran sambil menggosok kedua lengannya dengan tangannya sendiri.

Raga membalikan tubuhnya untuk kembali ke mobil dan mengambil sesuatu, tak berselang lama pria itu kembali lalu memasangkan jaket ke badan Ran. " Maaf ya, seharusnya aku bilang kalau kita mau pergi ke sini. Kamu pakai jaketku aja."

" Eeh tapi Bapak gimana?"

" Aman, aku pakai sweater kan jadi nggak bakal kedinginan. Masuk yuk pesan makan sudah waktunya jam makan siang juga."

Ran mengangguk, ia merasa senang ketika melihat ekspresi wajah Raga yang jauh lebih baik dari pada kemarin. Ran beranggapan bahwa keputusannya untuk menerima ajakan pergi dari Raga adalah sesuatu yang tepat, ini sungguh membantu pria itu untuk menyembuhkan luka hati akibat pengkhianatan.

Namun sepertinya ketenangan saat ini tidak berlangsung lama. Saat mereka hendak masuk ke dalam tempat makan dan melewati sebuah mobil, Ran melihat sesuatu yang membuatnya sangat terkejut. Di dalam mobil itu, dimana kaca mobilnya adalah kaca bening transparan, dia melihat dua orang yang sedang bercumbu dimana salah satunya adalah orang yang ia kenal.

Langkah Ran benar-benar terhenti di sana dan ia berdiri kaku mematung. Terlebih dua orang yang bercumbu di dalam mobil itu bukan hanya sekedar berciuman semata.

" Astagfirullah," ucap Ran spontan. Raga yang berjalan lebih dulu mengerutkan alisnya melihat Ran yang berhenti di belakangnya. Tanpa memanggil, Raga kembali berjalan ke belakang dan menghampiri Ran.

" Ran, kok diem di sini? Ayo masuk, kayaknya mau hujan deh. Kabutnya udah mulai turun juga. Kamu lihat ap~"

Shaaaah

Raga melihat ke arah mata Ran melihat. Sebuah hembusan nafas kasar keluar dari bibir Raga. Dan hal selanjutnya yang ia lakukan adalah menutup mata Ran dengan telapak tangannya. Raga juga mendekatkan bibirnya tepat di telinga Ran lalu mengucapkan sesuatu.

" Jangan dilihat, perlakuan mesum seperti itu nggak pantes buat dilihat sama mata kamu."

Ran mengangguk, Raga lalu menuntun Ran masih sambil menutup mata Ran. Raga tahu agaknya Ran syok melihat pemandangan itu.

Sungguh tidak tahu malu, Raga terlihat sangat murka. Bukan karena siapa yang ada di dalam mobil itu, tapi dia marah karena kedua orang itu melakukan hal bejat dan terlihat oleh Ran.

Sraak

Bruk

Ran duduk di kursi. Dadanya masih bergemuruh mengingat apa yang baru saja ia lihat tadi. Dan tidak terasa air matanya keluar bahkan sampai terisak. Raga yang melihat amat sangat bingung, dengan Ran yang seperti ini sekarang.

" Sttt, Ran kok nangis. Kamu kenapa?"

" Pak, pasti Bapak sakit hati banget sama perempuan itu. Iih dia jahat banget sih, itu pasti cowok yang sama dengan yang di foto IG. Itu pasti pacar sekaligus selingkuhan. Bener-bener deh tuh perempuan. Baru juga cerai."

" Buahahhaha."

Raga tertawa terbahak-bahak mendengar semua yang baru saja Ran katakan. Apa yang dilakukan Ran hingga menangis itu ternyata karena mengkhawatirkan dirinya, sungguh Raga tidak menyangka begitu.

" Kok Pak Raga ketawa sih?"

" Ran, aku udah nggak apa-apa. Rasaku ke wanita itu udah ilang dari kapan tahu. Dan apa yang dia lakukan sekarang itu aku udah nggak peduli. Jadi tenang aja, aku nggak ada rasa sakit hati sama sekali. Aku malah bersyukur bisa pisah sama dia. Sungguh aku nggak bohong, jadi dia mau kayak gimana aja, udah nggak ada urusannya sama aku."

Ran awalnya tidak percaya ucapan Raga, tapi setelah melihat sorot mata pria itu, ia pun yakin bahwa Raga memang sudah tidak merasa apapun. Ran sangat bersyukur jika itu memang benar. Tapi dia tetap masih tidak habis pikir dengan kulakukan Rena yang seperti itu. Bagaimana bisa wanita itu melakukan hal seperti itu ditempat umum. Ran bergidik mengingat apa yang tadi dia lihat.

TBC

Sedikit curhat, hahhaha gara-gara nulis ini, Othor jadi baca ulang kisah Kai dan Kirana. Setelah dipikir-pikir, Kai kan dapat janda kembang yak. Apakah akan menurun nanti, Ran dapat duda kembang? Eh apa yang sebutannya hahaha.

1
Baper kusut
baru baca novel author satu ini,,, seruuu, jadi pingin baca novel author yg lainnya
Damar Pawitra IG@anns_indri: Hallo Kak, terimakasih sudah membaca 🤗

Silakan mampir di karya aku yang lainnya juga ya.

Terimakasih
total 1 replies
Pa Muhsid
woy semakin di depan itu mah jargon nya BEBEK
scala sora
arep ngoceh opo meneh?
scala sora
hajar pak ben gk kokean omong
scala sora
maybe...
scala sora
cinta tp gk nafsu, yo susah leh...
💞mom'snya devadhamian💞
luar biasa
💞mom'snya devadhamian💞
iya bener duren mateng...aku mah dong 1 duren mateng kaya gtu thor.. kira kira di keranjang oren ada yang jual ga ya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Hilda Vivo
Kecewa
Hilda Vivo
Buruk
key
Luar biasa
Tarwiyah Nasa
🤣🤣🤣 normal ya Ga si joni
Lilik Setiyowati
Luar biasa
Lilik Setiyowati
Lumayan
Niafitriani Nia
Luar biasa
Shyfa Andira Rahmi
mampusss....
Shyfa Andira Rahmi
mahalininya keluar wkwkwkwk.....
Shyfa Andira Rahmi
kan udah soak duluan kena ulti 🤣🤣🤣
Fajar Ayu Kurniawati
.
arniya
luar biasa kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!