NovelToon NovelToon
One Day In London

One Day In London

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga
Popularitas:47k
Nilai: 5
Nama Author: Gresya Salsabila

London, sebuah tempat yang menyisakan kenangan termanis dalam hidup Orion Brox. Dalam satu hari di musim panas, ia menghabiskan waktu bersama gadis cantik yang tak ia ketahui namanya. Namun, rupa dan tutur sapanya melekat kuat dalam ingatan Orion, menjelma rindu yang tak luntur dalam beberapa tahun berlalu.

Akan tetapi, dunia seakan mengajak bercanda. Jalan dan langkah yang digariskan takdir mempertemukan mereka dalam titik yang berseberangan. Taraliza Morvion, gadis musim panas yang menjadi tambatan hati Orion, hadir kembali sebagai sosok yang nyaris tak bisa dimiliki.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

One Day In London 5

"Ma, aku nggak mau dikenal-kenalin lagi. Kalau memang harus melupakan dia, aku akan mencari penggantinya sendiri."

Setelah diam cukup lama, Orion melontarkan penolakan. Pasalnya bukan sekali ini Vale akan mengenalkannya dengan seorang wanita, melainkan sudah berkali-kali. Orion sudah bosan dan tak mau lagi berurusan dengan mereka.

"Orion—"

"Rekan bisnis Papa dari Surabaya? Yang mana, Ma? Om Nero bukan?" pungkas Olliver yang saat itu sudah kembali ke meja makan. Tatapannya tampak antusias ketika menyebut nama 'Nero'.

"Iya, Om Nero. Dia dan papamu ada projek baru. Sekalian bahas itu, mereka mau ke sini sambil membawa anak gadisnya, Tara. Katanya baru pulang dari Paris. Dia yang mau kukenalkan ke kakakmu," sahut Vale.

"Tara? Gadis kecil yang cantik dan imut waktu itu, kan? Wih, kayak apa ya dia sekarang, jadi penasaran."

Mata Olliver terlihat berbinar saat menjawab ucapan ibunya. Dia teringat dengan masa silam, masa-masa dia mengagumi si kecil Tara. Cantik, lucu, dan imut menurutnya. Tak tahu sekarang bagaimana wajah gadis kecil itu, pasti sudah dewasa dan ... Olliver yakin cantiknya tidak akan luntur.

"Ma, suruh kenalan sama Olliver aja. Dari dulu kan dia suka muji-muji yang namanya Tara itu." Orion berucap tanpa menoleh, hatinya masih kesal meski tak jelas apa penyebabnya; ledekan Olliver, rencana Vale yang akan mengenalkannya dengan Tara, atau ... teringat Sunny yang seolah memupus harapannya. Entahlah.

"Sudah-sudah ayo makan dulu. Soal itu kita bahas nanti saja." Riu menengahi anak dan istrinya. Dia tak mau lagi ada perdebatan di meja makan, sekalipun hanya perdebatan kecil.

Sementara itu, pikiran Olliver mulai melanglang ke mana-mana. Meski mulutnya terus mengunyah makanan, tetapi otaknya berusaha membayangkan sosok Tara saat ini. Secantik apa dia?

Sebenarnya sejak dulu sampai sekarang Nero dan Riu terus terlibat kerja sama. Namun, sejak lulus SMA Tara sudah kuliah di Paris, pun lanjut kerja di sana. Selain jarang pulang, Tara juga tak pernah muncul di sosial media, makanya Olliver tak tahu bagaimana rupa wanita itu sekarang.

______

Di tengah pusat Kota Surabaya, tepatnya di dalam rumah mewah berlantai tiga milik keluarga Morvion, seorang wanita sedang berdiri di dekat terali balkon. Ia menikmati embusan angin malam, sekaligus memandang gemerlap kota.

Senyum tipis tersungging di bibir ranumnya, manakala mengingat tahun demi tahun yang ia habiskan di negara orang. Ya, tidak sia-sia. Perjuangan keras, jauh dari orang tua, nyatanya berbuah manis. Sekarang ia pulang ke kampung halaman sambil membawa gelar master fashion designer, juga membawa pengalaman kerja bertahun-tahun dengan gaji tinggi.

Bukan kaleng-kaleng, wanita penyandang nama Taraliza Morvion itu lulusan universitas terbaik di Kota Paris, juga mantan desainer di perusahaan fashion terkemuka di sana. Sungguh, prestasi yang sangat menakjubkan.

"Rasanya kangen banget dengan rumah dan kamar ini," gumam Tara seorang diri.

Ucapannya disambut dengan embusan angin yang meriapkan rambut hitamnya, yang saat itu dibiarkan tergerai dan menutupi punggung.

Meski di Paris Tara sangat menyukai fashion untuk diri sendiri—dengan mengenakan softlens dan rambut palsu, tetapi ia tak berani menerapkan itu semua di rumah. Ibu kandungnya—Raina, kurang suka jika dirinya mengaplikasikan tampilan yang berlebihan. Cukup make up, selebihnya biarkan natural.

"Pantas Mama panggil dari luar nggak ada jawab, ternyata kamu di sini."

Tara menoleh seketika dan mendapati Raina sudah berdiri di pintu yang menghubungkan kamar dengan balkon. Senyum manis Tara ulurkan untuk menyambut tatapan lembut dari ibunya.

"Seru, Ma, lihatin suasana luar sambil kena angin. Sejuk-sejuk gimana gitu," ucap Tara, seraya melangkah mendekati Raina.

"Tapi, jangan lama-lama. Lihat, kamu pakai dress pendek dan nggak ada lengannya, kedinginan nanti."

Tara tertawa kecil. "Iya, Ma."

Tak berselang lama, keduanya pun masuk kamar dan duduk di sofa, di depan televisi. Raina menautkan kedua tangan sambil berpikir bagaimana caranya memulai obrolan yang agak serius, sementara Tara hanya mengamati gerak-gerik Raina.

"Mama mau ngomong sesuatu kah?" tanya Tara.

Raina tersenyum masam. "Sebenarnya iya, tapi ...."

"Ngomong aja, Ma. Nggak usah tegang gitu. Memang mau ngomong apa sih?"

"Mmm, sebelum Mama ngomong, boleh Mama tanya sesuatu?"

Tara mengangguk tanpa ragu.

"Kamu udah ada pacar belum? Atau minimal lelaki yang dekat denganmu? Mmm, atau yang nggak dekat tapi kamu sukai?" tanya Raina dengan hati-hati.

Tara menggeleng samar. Sejauh ini, hidupnya sudah disibukkan dengan kuliah dan kerja. Tidak ada waktu untuk memikirkan laki-laki, lebih tepatnya dia belum ada niatan untuk itu. Sampai kini usinya sudah menginjak 28 tahun, belum sekalipun dia menjalani hubungan asmara. Ah, jangankan sejauh itu. Jatuh cinta dalam diam saja, dia belum pernah.

Raina menarik napas panjang, lantas bicara dengan serius, "Kamu udah nggak muda, Tara. Dua puluh delapan tahun untuk wanita, itu adalah usia yang sangat matang. Udah waktunya kamu memikirkan laki-laki dan pernikahan. Karier nggak akan terhenti dengan menikah, Tara. Bahkan, udah punya anak pun masih bisa berkarier, kalau memang itu yang kamu inginkan."

"Belum ada yang cocok loh, Ma." Jawaban yang sama setiap kali Raina membahas pernikahan, seperti template yang tinggal copy paste.

"Terus? Mau sampai kapan? Nunggu usia genap tiga puluh? Atau tiga lima atau empat puluh?"

Tara hanya tersenyum nyengir, sembari menggaruk-garuk tengkuk yang mendadak gatal.

"Dari semua ceritamu, nggak ada yang lain selain pekerjaan. Lalu gimana kamu bisa nemu yang cocok? Mencoba menjalani aja nggak pernah," ujar Raina sambil mengembuskan napas kasar.

"Iya sih, Ma." Tara menjawab santai, malah terkesan asal-asalan.

"Minggu depan papamu mau membahas projek baru dengan Om Riu, rekan bisnis yang sering Mama ceritakan, yang tinggalnya di Jakarta. Dia punya anak kembar, laki-laki. Yang satu persis kayak kamu, kerja mulu sampai nggak ingat umur. Rencananya Mama mau ngenalin kamu sama dia, kalau kamu mau."

Sekilas Tara menatap Raina tanpa kedip. Kemudian, menggenggam tangan ibunya itu sambil berkata, "Ma, aku ikut apa kata Mama aja. Aku bisa kayak sekarang juga berkat arahan Papa dan Mama, jadi dalam hal memilih masa depan pun aku percaya dengan pilihan Mama. Kalau menurut Mama laki-laki itu baik untukku, dan dia juga mau sama aku, aku nggak akan nolak, Ma."

Mendengar ucapan Tara, Raina langsung tersenyum. Demi apa anak gadisnya tak pernah menjadi sosok yang liar, meskipun bertahun-tahun hidup di luar negeri. Rupanya norma dan aturan yang ia ajarkan, masih dipegang teguh sampai sekarang.

"Ya sudah, kalau begitu minggu depan Mama akan mempertemukan kalian. Semoga kalian benar-benar cocok satu sama lain."

"Iya, Ma." Tara mengangguk sambil tersenyum.

Untuk saat ini tak ada bayangan apa pun tentang lelaki yang dimaksud ibunya. Walau katanya dulu pernah bertemu sewaktu ia masih kecil, tetapi Tara tak ingat sama sekali. Entah karena dirinya yang terlalu kecil atau memang tak ada kesan yang perlu diingat. Bahkan, Tara bisa mengingat namanya saja setelah Raina menyebutnya.

Ahh, memorimu sangat buruk, Tara.

Bersambung...

1
yellya
gak tau kenapa ,tetep tim olliver-tara or tara dengan yg lain ,bukan duo twins 😌🙏🏻
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mungkinkah olliver & Jenny move on bareng?
Nix Ajh
mereka yang terpisah, tapi hatiku yang potek
Lembayung Senja
lanjut double up kak
ken darsihk
Aseli nangis beneran , benar benar mengharu biru di bab ini 😔😔😔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
yang paling tidak kusuka ketika ada kata CINTA TAK HARUS MEMILIKI. benci banget. 😭🤧
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Sandra Basri
Semoga mereka berjodoh.
Uba Muhammad Al-varo
kasian Arion dan Tara cintanya menyedihkan banget 😭🤧😭🤧😭🤧adakah jalan yang membuat cinta mereka bersatu menuju pernikahan
Marini Imtiaz
sedih 😭
Uswatun hasanah
seruuu Thor lanjut dong
Windy Veriyanti
😢 menyesakkan hati 😭
Caecilia Krist
end
IG👉Salsabilagresya: Belum kak🙂🙂
total 1 replies
Nix Ajh
awal mula tidak bisa terlepas, atau jangan-jangan ini taktik Orion?
semoga happy ending
Iges Satria
Nanti Tara klepek² deh, malah balik ngejar Orion /Heart/
Apriyanti
lanjut thor 🙏
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
dan semoga kali ini jadi selamanya. bisa gak ya?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
apa pintamu orion?
Uba Muhammad Al-varo
berharap Tara dan Arion bersatu walaupun akan ada rintangan yang dihadapi oleh mereka berdua.
Lembayung Senja
lanjut..double up kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!