NovelToon NovelToon
One Day With You

One Day With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: IamLovelyvi

Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27

Evelyn mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Tapi tidak ada orang lain di sana. Ia yakin rusa itu tumbang bukan karena tembakannya karena pelurunya meleset dan tertancap di batang pohon akibat terkejut karena tembakan misterius itu.

Gadis itu dengan was-was mendekati rusa yang sudah terkapar dan memeriksanya. Bidikan orang misterius itu tepat sasaran di bagian vital tubuh rusa sehingga rusa itu tidak sempat merasakan sakit sebelum mati.

Sudah pasti orang ini adalah penembak yang sudah berpengalaman. Orang yang Evelyn kenal yang memiliki kemampuan menembak jitu adalah Charles.

Evelyn berdiri dan memutuskan kembali ke markas yang dibuat olehnya dan Peter. Gadis itu merasakan bahaya akan kehadiran penembak misterius itu, karena di dalam hutan ini hanya ada dirinya dan Peter dan tidak mungkin pria itu menakutinya.

Ketika Evelyn berbalik, ia disambut dengan todongan senapan tepat di kepalanya. Orang itu menyeringai melihat ekspresi kaget Evelyn. "Halo Nona."

Evelyn mengerutkan keningnya melihat Baron yang memerkan ekspresi menyebalkan itu. Ternyata penembak misterius itu adalah Baron. Evelyn mendesis kesal.

"Apakah kau takut Nona?"

"Berhenti mengikutiku!" Evelyn berucap ketus.

Baron menarik senapannya dari kepala Evelyn. Pria itu kemudian mendekati rusa hasil tembakannya. "Nona Lawrence, apakah kau tidak tahu peraturan memburu dan membunuh hewan yang dilindungi seperti rusa adalah tindakan ilegal?"

Baron mencabut kayu yang berbentuk anak anak panah kecil dari tubuh rusa. Rusa itu ternyata masih bernafas. "Aku menggunakan peluru bius sehingga hanya melumpuhkan hewan ini untuk sementara."

Baron membiarkan rusa itu di sana, hanya dalam beberapa jam rusa itu akan bangkit dan pulih dengan sendirinya.

Evelyn tidak menjawab dan memilih mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Gadis itu berencana berpindah tempat karena hewan yang ada di sekitar sini sudah terusik karena suara mereka. Sebenarnya ia merasa malu dengan tindakannya yang hampir membunuh hewan yang dilindungi. Ia benar-benar melupakan hal itu karena begitu bersemangat melakukan kegiatan menantang ini.

Ketika dia berjarak beberapa meter dari Baron, sungguh beruntung dirinya menemukan mangsa baru. Seekor babi hutan yang cukup besar berjarak tiga puluh meter dari posisinya. Ia mengarahkan senapannya ke arah babi hutan yang tidak menyadari kehadiran predator.

Sebelum Evelyn menarik pelatuk senapannya, punggungnya terasa hangat oleh tubuh Baron yang menempel tiba-tiba. Gadis itu tidak gegabah mendorong pria itu karena takut hewan buruannya lari karena pergerakan mereka. "Menjauh dariku!" geram Evelyn.

Pria nakal itu malah membantu memegang senapan Evelyn dan membidik babi hutan tersebut. "Saat kau menemukan mangsamu, cari posisi tersembunyi sehingga mangsa tidak bisa melihatmu." bisik Baron tepat di telinga gadis itu.

Mata mereka mencari tempat tersembunyi dan tertuju pada sebuah pohon besar yang berjarak dua meter dari posisi mereka. "Lakukan gerakan tanpa suara jika tidak ingin mangsa terusik dan lari." instruksi Baron.

Evelyn akhirnya menuruti Baron kali ini. ia melangkahkan kakinya ke samping yang diikuti oleh Baron dengan perlahan. "Saat berburu pastikan jarak dengan mangsa tidak terlalu jauh maupun terlalu dekat. Tapi posisi kita saat ini sudah tepat." gadis itu terbawa suasana dan begitu serius mendengar instruksi dari Baron. Kali ini dia seolah melupakan bahwa pria itu adalah predator yang sesungguhnya.

"Bidik di bagian vital mangsa. Titik vital babi hutan ada di perut bagian samping dan kepala bagian telinga." seolah mengerti maksud Baron, Evelyn memilih bagian perut samping babi hutan sebagai titik sasarannya. Baron tersenyum karena Evelyn mampu membidik dengan akurat. "Pastikan tembakanmu akurat dan mulus agar buruan tumbang dalam sekali tembakan. Hal ini juga masuk ke dalam etika berburu, dimana pemburu diwajibkan melepaskan tembakan tepat sasaran yang mematikan dan tidak menyakiti binatang."

Evelyn mengangguk mendengar penjelasan itu. Ia menoleh ke arah Baron yang bersandar di bahu kanannya. Gadis itu meminta instruksi selanjutnya. Baron tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya pertanda ia bisa mengeksekusi hewan tersebut. Begitu menarik pelatuk senapannya, babi hutan itu tumbang dalam sekali tembakan. Hewan itu tumbang persis seperti rusa tadi.

"Yes..." gumam gadis itu.

Keduanya mendekati babi hutan itu dan memeriksanya. "Good job." puji Baron karena Evelyn melakukannya dengan bagus.

Baron menepuk tangannya dua kali dan dalam.hitungan detik muncul seorang pengawal yang ditugaskan untuk mengawasi Evelyn. "Bawa hewan ini ke markas."

"Hari sudah semakin gelap, kita harus pulang." ucap Baron.

Kali ini Evelyn tidak membantah. Tindakan Baron barusan membuatnya tiba-tiba berubah menjadi anak manis yang penurut. Ia tidak menyangka Baron memiliki kemampuan menembak yang luar biasa. Ilmu yang diberikan pria itu sangat berguna untuknya.

Saat mereka sampai di lokasi markas, Peter sudah ada di sana menunggu mereka.

"Siapa yang berhasil menumbangkan babi hutan ini?" tanya Peter.

"Evelyn." jawab Baron sambil meletakkan senjatanya di belakang mobil doble chainnya. Pengawal juga telah mengangkat hasil buruan ke atas mobil itu.

Peter menatap Evelyn dengan takjub membuat Evelyn tersipu. "Aku tidak melakukannya sendirian Paman." bagaimana pun Evelyn tidak mau menyangkal dia dibantu oleh Baron.

"Tetap saja kau berbakat Nak. Paman saja pulang dengan tangan kosong." Peter tertawa saat menyadari kesialannya dalam berburu kali ini. "Tembakan Paman meleset semua. Aku benar-benar kehilangan intuisi dalam berburu."

Kali ini Baron yang mengemudi mobil dan membawa mereka kembali ke vila.

Hasil buruan mereka sebagian akan dibagikan ke warga lokal. Dan sebagian lagi akan dipakai untuk pesta barbeque malam ini. Setelah Evelyn mandi, ia menyusul Peter dan Baron di halaman vila dengan pemandangan rumah-rumah desa di malam hari. Di sana Peter sedang memanggang daging babi hutan yang lezat. Sedangkan Baron menyusun alat makan dan makanan lainnya di meja makan.

"Evelyn, bantu Baron menyiapkan meja makan." perintah Peter.

"Baik Paman." Evelyn menurut. Gadis itu mendekati Baron yang tengah membuka botol anggur dan menuangkan ke dalam gelas. Baron terlihat tampan memakai celana traning hitam dan kaos hitam polos yang membentuk otot tubuhnya. Hidungnya bangir pertanda pria itu juga baru selesai mandi. Aroma tubuh Baron sangat khas membuat hidung Evelyn sangat senang menciumnya.

"Apa yang bisa kubantu?" tanya Evelyn.

Baron mengangkat alisnya karena baru kali ini Evelyn bersikap lembut padanya setelah gadis itu memutuskan menantangnya. Pria itu memindai tubuh gadis itu. Ia mengerutkan keningnya karena Evelyn memakai baju yang cukup terbuka di bagian atasnya. Belahan dada gadis itu terlalu lebar sehingga ketika ia menunduk maka dua gundukan itu akan terlihat dengan jelas.

"Apakah kau tidak bisa memakai pakaian yang pantas? Kenapa kau sangat senang menggoda pria lain dengan tubuhmu itu?!" ucap pria itu tanpa perasaan.

1
Km Manik
kak belum ada lanjutanya y
Km Manik
kak kok belum ada lanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!