Li Yuan merupakan seorang pemuda keturunan Klan Li, ia berasal dari Klan Cabang Desa Bambu Kuning di Gunung Guntur.
Bakatnya terpendam, tak ada yang menyadarinya hingga ia berkenalan dengan salah seorang Tetua Sekte beladiri.
Perseteruan Klan Li dan Klan Liu menyeret dirinya sebagai target pembunuhan. Pada peristiwa percobaan pembunuhan atas dirinya ia berhasil selamat dari kematian. Bahkan dalam peristiwa tersebut ia berhasil membangkitkan kemampuan mentalnya saat ia berada di ambang kematian.
Li Yuan mendapatkan warisan tidak ternilai berupa Kitab rahasia Kaisar Kematian, kemampuan mentalis yang ia miliki mengubahnya menjadi pemuda yang multi talenta.
Dengan bakat yang gigih Li Yuan berhasil menapaki jalan bela diri secara bertahap sampai dengan ia menjadi Penguasa Alam Langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa Tidak Pantas
Selama di atas kapal terbang Li Yuan tidak melakukan kultivasi. Berbeda dengan Li Tong, ia memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.
Saat hari menjelang sore Li Yuan kembali menuju dek kapal. Ia memandang awan putih yang membentang luas di langit biru.
Hatinya gembira, ini adalah perjalanan terjauhnya selama hidupnya. Apalagi bisa melintasi gunung dan lautan dari ketinggian.
"Ckckck, pemuda kampung masih saja norak" terdengar suara Jia Hien yang berdecak penuh hinaan.
Hingga saat ini aku belum pernah menemukan orang yang sangat berbakat seperti Nona Jia, tidak hanya ilmu bela dirimu yang tinggi tetapi kemampuan lainnya juga cukup mumpuni.
Dengan usia Nona Jia yang relatif masih sangat muda, masa depan Nona di dunia ini tidak terbatas. Bahkan boleh dikatakan dunia ini takkan sanggup menampungnya. Ucap Li Yuan meninggikan pujiannya.
Sebenarnya Li Yuan ingin mengetahui apakah Jia Hien orang yang sombong atau rendah hati.
Mendengar pujian dari Li Yuan, Nona Jia Hien semakin sombong, lalu berkata
"Jika kau sudah bisa berpikir logis, setidaknya kamu tahu betapa merasa direndahkannya diriku dengan rencana perjodohan itu".
Rencana kedua orang tua kita adalah hal konyol yang pernah kudengar” lanjut Jia Hien.
“Sudahlah, aku tak mau membahas masalah yang tidak penting” potong Li Yuan.
Dalam pemikirannya ia dan Jia Hien kelak akan berada pada atap yang sama, yakni Sekte Laohu. Ditambah paman Jia Fu adalah orang yang berbudi pekerti yang baik sekaligus teman ayahnya. Li Yuan tidak ingin menimbulkan konflik yang tidak perlu.
“Cuma aku masih bingung kenapa ayahku masih memandang kalian yang dari kampung, ayahmu yang bodoh itu bagaimana mungkin bisa berteman dengan ayahku yang memiliki kedudukan tinggi” ucap Jia Hien lagi.
“Nona, kamu boleh saja menghinaku tetapi tidak dengan keluargaku. Setiap orang memiliki batas kewajaran, kuharap kamu bisa menjauh dari zona itu” ucap Li Yuan dingin.
“Huh” apa yang bisa kamu lakukan terhadapku? Bagaimana mungkin orang lemah sepertimu memiliki prinsip seperti itu, tidak pantas! Ucap Jia Hien sombong.
“Pantas atau tidak pantas, manusia dibekali oleh adab dan tata krama. Kecuali jika orang itu dilahirkan dari batu” ujar Li Yuan dengan nada yang menekan.
“Kamu! Dasar pria llemah
ucap Jia Hien dengan nada kesal. Baginya Li Yuan hanyalah orang lemah yang banyak omong.
"Oh iya nona Jia, mumpung aku memiliki kesempatan berbicara maka aku akan mengatakan sesuatu yang penting agar kamu tidak menyesal di kemudian hari.
"Penyesalan itu selalu datang di akhir, jika di awal itu namanya pendaftaran" ucap Li Yuan sambil terkekeh pelan.
Jia Hien mengurut dahi, baru kali ini dia melihat orang yang sangat menyebalkan.
Ia tidak berlama-lama lalu bergeser ke sisi lainnya.
Tanpa keduanya sadari, percakapan keduanya di perhatikan oleh calon murid lainnya. Terutama para pemuda dari Klan Li yang memang dari awal berada di atas anjungan.
"Siapa anak itu?"
"Beruntung sekali bisa dekat dengan Nona Jian"
Percakapan para murid mulai ramai terdengar, bagi mereka bisa melihat Nona Jia Hien adalah suatu keberuntungan besar. Selain sebagai putri dari seorang Tetua ia juga memiliki kecantikan di atas rata-rata.
Saat ini, Li Yuan berdiri dekat sebuah pilar. Ia memandang ke bawah gumpalan awan yang berbaris rapi menyembunyikan sinar mentari. Senja telah datang, hari sebentar lagi malam namun perjalanan mereka masih berlanjut.
Ada beberapa orang pemuda yang menghampiri Li Yuan, ia mengalirkan indera spiritualnya. Merasakan tidak ada niat buruk, Li Yuan mengurangi kewaspadaannya.
"Hai, bolehkah kami ikut bergabung?" ucap salah satu diantara mereka.
"Ya, silahkan." ucap Li Yuan dengan ramah.
Perkenalkan kami adalah tiga bersaudara, aku Fan Lau, ini dua sepupuku Fan Rou dan Fan Chi. Kami bermaksud mengikuti seleksi murid, apakah kamu juga? tanya Fan Lau.
Li Yuan mengangkat kedua tangannya di depan dada, perkenalkan aku Li Yuan. Aku bersama saudaraku juga mau ke Sekte Laohu.
"Apakah kamu bagian dari mereka?" tanya Fan Lau sambil menunjuk ke arah delapan orang pemuda.
Li Yuan sedikit menyipitkan matanya, melihat sekelompok pemuda yang tidak asing.
"Mereka saudara satu Klan dengan saya, tetapi kami tidak terlalu dekat" ucap Li Yuan.
"Oh, begitu" Fan Lau terlihat berpikir namun ia sedikit mengerti. "Maaf sebelumnya, aku hanya melihat kekuatanmu saat ini hanya di Pemurnian Qi Kedua. Kualifikasi ini tentu masih sangat jauh dari yang dipersyaratkan"
"Aku dan sepupuku mendapatkan panggilan dari salah seorang tetua, tetapi kami juga belum mengetahuinya secara pasti" ungkap Li Yuan.
Mendengar perkataan Li Yuan, ketiga orang tersebut mengangguk ringan. Saat ini ketiganya berpikir jika Li Yuan dan sepupunya akan bekerja. Sekte besar seperti Sekte Laohu sudah terbiasa dengan istilah murid pekerja. Jika beruntung murid tersebut bisa sekaligus menjadi murid magang.
Bahkan Fan Chi sebagai satu-satunya wanita diantara mereka cukup iba memandang Li Yuan. Ia tidak mengira Klan Li akan mengirimkan murid pekerja.
Li Yuan melihat mereka yang tidak sombong dan tidak merendahkan seseorang merasa senang. Di Sekte, ia perlu menjalin persahabatan dengan orang-orang seperti ini.
Mereka berempat mengobrol cukup lama, hingga gelap malam mulai menemani perjalanan mereka. Tidak lama berselang, terdengar pemberitahuan bahwa mereka sebentar lagi akan tiba.
Li Yuan melihat ke bawah, pemandangan Kota Qinghai mulai terlihat, perahu terbang secara perlahan mulai mengurangi kecepatannya.
Melihat gemerlap cahaya lampu di malam hari, membuat pemandangan Kota Qinghai tampak indah. Cahaya-cahaya itu seperti bintang jatuh, bertaburan di tengah keramaian kota.
Saat ini Li Tong sudah selesai dari kultivasinya, ia merasa jauh lebih baik setelah berkultivasi di atas udara secara langsung. Fluktuasi udara di atas perahu memang memiliki Qi yang lebih baik daripada di Kota Huanxie.
Li Tong segera menuju anjungan untuk menemukan Li Yuan. Ia melihat Li Yuan sedang mengobrol dengan dua orang pemuda dan satu orang pemudi.
Li Yuan yang melihat kedatangan Li Tong segera memperkenalkannya. Fan Lau, Fan Rou serta Nona Fan Chi.
Li Tong dengan semangat menyambut perkenalan dengan antusias. Sifatnya yang sedikit narsis membuat Li Yuan tersenyum.
Setelah kedatangan Li Tong, percakapan mereka semakin hangat dan lebih hidup.
Li Tong seringkali mengeluarkan candaan yang mengocok perut.
Nona Fan Chi sangat terhibur, ia merasa pribadi Li Tong yang sederhana namun memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Saat ini posisi Perahu terbang sudah semakin mendekati titik pendaratan. Pada jarak ini, mereka semua dapat menyaksikan bangunan Sekte yang sangat luas. Meskipun malam hari, masih sedikit jelas bangunan-bangunan Sekte Laohu terlihat.
Fan Lau berpisah untuk menyiapkan barang dan bekal mereka, sementara Li Yuan dan Li Tong tinggal di tempat. Dengan Cincin penyimpanan Li Yuan tidak perlu repot membawa tas penyimpanan.