Alia menikah dengan wali kelasnya saat SMA, yaitu Dimas. Di Tengah perjalanan pernikahan mereka mulai muncul banyak konflik, mulai dari urusan ranjang maupun ketidakcocokan, bahkan ada isu orang ketiga, lalu adiknya Dimas yakni Ferdi berniat membantu dan menyelamatkan Alia, namun akhirnya mereka saling jatuh cinta. Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bel Bel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Malam itu Dimas, Alia dan Ferdi
pergi ke bioskop bersama untuk menonton film KKN di Kota Joget. Setibanya di
bioskop, Dimas segera menuju ke bioskop sedangkan Alia dan Ferdi jalan
pelan-pelan.
“Kita nanti gimana?” Tanya Alia.
“Kamu duduk tengah saja.” Bisik
Ferdi.
Ketika Dimas memesan tiket film,
mereka bertemu dengan salah satu karyawan Ferdi yang bernama Angel. Angel selama
ini mengetahui perselingkuhan bosnya dengan kakak iparnya, bahkan Angel pun
seringkali memergoki Ferdi dan Alia di ruangan Ferdi di studionya, karena Alia
hampir setiap hari selalu makan siang Bersama Ferdi di studio Ferdi.
“Pak Ferdi.” Sapa Angel.
“Siapa dia Fer?” Tanya Dimas kepada
Ferdi.
“Oh dia karyawanku bang.” Kata Ferdi.
Angel bisa mengetahui Ferdi dan
Alia berselingkuh karena Alia seringkali membahas dan menceritakan suaminya,
dari situlah Angel bisa mengetahui bahwa hubungan Ferdi dan Alia adalah
hubungan antara kakak dan adik ipar.
Angel tanpa basa-basi langsung mengajak
Ferdi ke café didalam bioskop.
“Mas kenapa bisa nonton bertiga
sih? Itu pasti suami mbak Alia kan?” Tanya Angel.
“Jangan macam-macam kamuy a, sudah
diam saja. Kenapa mesti bertemu dengan kamu sih. Kamu sama siapa kesini?” Tanya
Ferdi.
“Sama temanku mas, kalau mas Ferdi
ingin aku diam tolong bayarin tiket saya dong mas hehe.” Kata Angel.
“Hmmmm dasar, ini aku kasih uang
tutup mulut.” Kata Ferdi.
“Berapa ini? 100 ribu mas? Buat nonton
aja kurang mas.” Kata Angel.
“Astaga kamu ya cari kesempatan.” Kata
Ferdi.
“Makanya mas kalau mau pacaran itu
jangan di studio, yang tau hanya aku saja kok mas, mbak Alia cantik mas dan
suaminya lebih tua sepertinya.” Kata Angel.
“Berisik, ini aku kasih 300 ribu.” Kata
Ferdi.
“Wah terima kasih banyak mas,
semoga langgeng ya ups semoga aman dan tidak ketahuan.” Kata Angel.
**
Film pun dimulai.
Sesuai permintaan Ferdi, Alia duduk
di Tengah. Dimas di sebelah kiri Alia sedangkan Ferdi di sebelah kanan Alia. Dimas
memeluk mesra Alia namun Alia menolak.
“Mas jangan seperti ini, ini di
bioskop loh banyak orang, di sebelah juga ada Ferdi, malu tau mas.” Kata Alia.
“Iya maaf, aku khawatir kalau kamu
ketakutan makanya aku peluk kamu.” Kata Dimas.
“Baru juga 5 menit mas belum muncul
hantunya, kita focus saja nonton ok.” Bisik Alia.
“Ok, nanti kalau kamu ketakutan
peluk aku ya.” Bisik Dimas.
“Hmmmm iya cari kesempatan deh,
kita kan suami istri mas nggak harus bermesraan di tempat umum juga kan mas,
nanti saja kita saat dirumah ya.” Bisik Alia.
“Hehe iya.” Bisik Dimas.
Dimas pun focus menonton film,
tiba-tiba tangan Ferdi diam-diam meraba paha Alia, Alia kaget dan berteriak.
“Kenapa?” Tanya Dimas.
“Kaget mas, maaf ya berisik.” Kata Alia.
“Tutup mulut dan rasakan saja.” Bisik
Ferdi.
Ferdi benar-benar sangat handal,
kini dia berhasil meraba milik Alia, Alia menahan sekuat mungkin agar tidak menjerit,
dia sudah panas dingin karena ulah Ferdi. Ferdi pun berhasil mengaduk-aduk
milik Alia dengan jari tengahnya, Alia seakan menahan pipis dan berusaha sekuat
mungkin untuk tidak berteriak. Dan karena sudah tidak kuat lagi, Alia pun
menoleh ke Ferdi.
“Cukup aku tidak tahan lagi.” Bisik
Alia.
“Kamu yakin aku lepas?” Tanya
Ferdi.
“Cepat lepaskan sebelum suamiku
tau.” Bisik Alia. Ferdi pun melepaskannya dan kembali focus ke filmnya. 2 jam
berlalu dan film pun usai.
“Seru banget filmnya.” Kata Dimas.
“Iya mas nggak bosan melihatnya.” Kata
Alia.
“Kamu kenapa? Kok berkeringat? Padahal
ruangan ber AC.” Kata Dimas.
“Aku panas dingin melihat adegan di
film tadi mas hehe.” Kata Alia.
“Nanti kita praktekkan dirumah.” Bisik
Dimas.
“Mas kamu duluan saja ya, akum au ke
toilet sebentar.” Kata Alia.
“Aku tunggu di parkiran mobil ya,
ayo Fer.” Kata Dimas.
“Aku mau nemuin karyawanku yang
tadi mas, dia katanya mau ngirim data tapi datanya di flashdisk, aku mau ambil
flashdisk nya dulu.” Kata Ferdi.
“Ok, nyantai saja kalau gitu, aku mau
rokokan dulu kalau gitu.” Kata Dimas.
“Iya mas.” Kata Alia.
Dimas pergi keluar, Alia dan Ferdi
pun berlari ke tempat kosong di belakang bioskop, dulu tempat tersebut merupakan
kafe namun sekarang berubah menjadi tempat kosong yang digunakan untuk gudang.
“Aku tidak tahan lagi.” Kata Ferdi
langsung membuka baju Alia.
“Gila kamu ya, jangan disini aku
takut Fer.” Kata Alia.
“Disini aman kok.” Kata Ferdi.
Ferdi memasukkan miliknya ke milik
Alia, mereka melakukannya di atas lantai dengan alas baju Alia. Tak lupa Ferdi juga
memainkan milik Alia sampai Alia tak sadarkan diri.
“Ah ah ah enak sekali Fer, lebih
keras Fer lebih kencang Fer milikmu keras seperti besi.” Kata Alia.
“Aku mau keluar Al.” Bisik Ferdi.
“Keluarkan diluar saja Fer.” Kata Alia.
Dan mereka dikagetkan dengan suara
ponsel Alia yang berdering.
“Ganggu banget siapa sih yang
telfon?” Gerutu Ferdi.
“Biarkan saja, cepat lanjutkan.” Kata
Alia.
Akhirnya mereka pun mengakhirinya
dengan cepat.
“Huh huh lega rasanya.” Kata Ferdi.
“Kita gimana ini? Rambutku berantakan
dan badanku kotor.” Gerutu Alia.
“Setelah ini kita ke toilet lalu
kita baru ke parkiran mobil, rapikan rambutmu, bersihkan punyamu dan pakai
parfum ya.” Kata Ferdi.